Argon memijat pelipisnya dengan menatap tajam ke arah Delon dan Kara yang berdiri dengan memegang telinga masing-masing. saat ini dia dan kedua remaja itu sedang berada di dalam kamarnya. terhitung sudah lima menit kedua remaja itu berdiri memegang telinga dengan tangan menyilang.
"Delon, Ayah tanya sekali lagi. kau yang merencanakan untuk kabur ke Bar?"
Delon menggeleng dengan malas. "Coba tanya Kara aja, Yah!"
Kara mengangguk. "Iya bang, Delon yang punya rencana ke Bar!"
Delon mendelik seraya melepas pegangan pada kedua telinganya. bukan ini yang dia maksud. "Anjir bangeett lo, Kar!" dengusnya yang dibalas raut bingung Kara.
"Berdiri sampai besok!" Putus Argon seraya berdiri dan melangkah ke arah kasur.
Delon yang tengah menguap terbelalak. "Ayah!" Panggilnya.
Kara yang melihat Delon melepas pegangan pada kedua telinganya, ikut melakukan hal yang sama.
Argon menoleh sekilas ke arah Delon sebelum kembali melanjutkan langkahnya.
"Ayah!"
"AYAH, WOY!"
"Delon.." Panggil Kara begitu melihat Delon menahan tangan Argon hingga Kakak sulungnya itu menoleh untuk kedua kalinya.
"Lepas, Delon!"
"Yah!"
"Delon!"
Delon langsung melepas tangannya yang menahan tangan Argon begitu mendengar suara Ayahnya itu yang teramat dingin, bahkan raut wajah Ayahnya itu terlihat sangat marah.
"Kita tidur besok aja, Delon. ayo kita berdiri di sana lagi!" bujuk Kara agar Delon kembali berdiri di posisi semula. bukannya menurut, remaja itu justru kembali menyusul Argon yang sudah dekat dengan kasur.
"Ayah!"
Argon seakan tuli. dia benar-benar mengabaikan panggilan Delon, dia tidak akan luluh akan bujuk rayu yang putranya itu katakan.
"AYAH!"
"DELON!"
Kara yang ada di belakang menatap takut-takut ke arah Delon dan Argon yang saling menatap dengan raut marah. Ayah anak itu sedang tidak akur, dan dia seakan menyaksikan perang dunia hebat saat ini.
Delon langsung berjongkok dengan menelungkupkan wajahnya di atas lipatan lutut begitu mendengar bentakan Argon.
Argon yang masih berdiri menunduk. "Delon!" Panggilnya seraya melirik ke arah Kara yang berdiri di belakang Delon.
Kara menggeleng, kemudian menunduk begitu melihat lirikan Kakak sulungnya itu.
"Delon!"
"APA? HAH, APA? BERDIRI SAMPAI BESOK, BERDIRI SAMPAI BESOK! LO KIRA GUE NGGAK NGANTUK?!"
Argon mendudukkan dirinya pada pinggiran kasur seraya melihat Delon yang masih duduk berjongkok. "Lalu, kau kira Ayah tidak marah tahu kau kabur ke Bar, Delon?"
Delon yang semula berjongkok beralih duduk lesehan. "Tapi marahnya bisa ditunda besok, 'kan? gue ngantuk! ngerti nggak sih, lo?!" balasnya dengan membalas tatapan tajam Argon. dia menoleh ke belakang, diliriknya Kara yang masih berdiri dua langkah di belakangnya. "Ya udah, kalau lo mau hukum gue sekarang, hukum aja! hukum gantung bila perlu! biar alasan kematian gue bukan karena menahan kantuk, tapi digantung Ayahnya sendiri!"
"DELON!"
"APA?!"
Argon semakin mengepalkan tangannya begitu Delon membalasnya dengan ikut berteriak. "Tidur, Delon! dan kau akan menerima hukumanmu sendiri besok!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different, D.A || Selesai ||
Short StoryIni kelanjutan story Different Soul★DERA☆ ya. kalau berkenan, mampir ke sana dulu~ ________ Bukan hanya menceritakan perbedaan sikap antara Delon dan Kara. Tapi, ini juga akan menceritakan kisah Argon dan Delon yang statusnya sudah berubah, yakni me...