★ D.A - 04 ☆

15.6K 2.1K 354
                                    

"Anak pembawa sial!"

"Kamu seharusnya tidak lahir ke dunia!"

"A----ayah.."

"JANGAN PANGGIL SAYA AYAH!"

"DASAR PEMBAWA SIAL!"

Pria yang tengah memarahi anak laki-laki itu melangkah menjauh setelah mendorong anak itu hingga jatuh tersungkur.

Anak laki-laki itu bangun. namun kembali tersungkur saat anak laki-laki lain datang dan langsung mendorongnya.

"Anak pembawa sial, kamu seharusnya tidak lahir ke dunia! hahahah Delon, kamu anak pembawa sial, hahaha!" ejek anak laki-laki yang sejak tadi mengintip Delon yang tengah dimarahi oleh Ayah kandungnya itu.

Ya, anak laki-laki itu adalah Delon. dia dianggap pembawa sial oleh keluarganya sendiri. saat usianya dua tahun, dia diasingkan ke rumah neneknya. alasannya, karena diusia itu dia masih belum bisa berjalan dan berbicara dengan lancar.

Lalu, saat Delon berusia enam tahun, dia kembali ke keluarga kandungnya, karena neneknya sudah meninggal dunia. dia tidak tahu jika Ayah kandungnya itu sangat pemarah, serta ringan tangan. padahal, sejak kembali ke keluarganya, dia menjadi anak yang penurut.

Tadi, ketika Ayahnya kedatangan tamu. Delon yang ikut keluar membawa minuman bersama sang Ibu tidak sengaja menumpahkan minuman pada setelan jas tamu Ayahnya itu. pria itu tidak marah, justru tersenyum ke arahnya seraya mengelus puncak kepalanya. namun, ketika tamu itu pulang, Ayahnya memaki, hingga memukulnya beberapa kali.

Sementara sang Ibu bersikap acuh tak acuh kepada Delon. meskipun dia wanita yang notabenenya sudah melahirkannya ke dunia.

"Anak pembawa sial, anak pembawa sial hahaha.. Delon anak pembawa sial!" ucap Anak itu kembali mengejek.

"Hiks.. a--aku nggak pernah jahat sama kamu, Kana!" racau Delon yang masih berjongkok.

"Aku bukan pembawa sial!"

Anak kecil laki-laki yang memiliki nama lengkap Alkana Newtown itu tersenyum mengejek. "Terserah aku lah! aku nggak suka Papa sama Kakak aku suka sama kamu!"

"HIKS! STOP, KANA!" teriak Delon lantang saat Kana menarik rambutnya dengan keras.

"Kamu anak pembawa sial, Delon!"

Delon menggeleng-geleng setelah Kana melepas tarikan pada rambutnya. rasanya sangat menyakitkan, apalagi rambutnya yang seakan terlepas dari kulitnya.

"Aku nggak suka kamu, Delon! Papa aku lebih suka kamu daripada aku!" Cetus Kana marah.

Delon menghapus air matanya dengan punggung tangan sebelum berdiri menghadap Kana. "Kamu nakal, Kana. Papa kamu nggak suka anak nakal!" ungkapnya. dia memang benar. Ayah kandung Kana itu kerap kali mengeluh tentang putra keduanya yang teramat nakal, tidak seperti dia yang penurut.

Kana melotot, lalu mendorong Delon hingga anak itu kembali jatuh tersungkur. "Kamu anak pembawa sial!" hardiknya kemudian berlari meninggalkan Delon yang kembali menangis di depan rumah.

"DEK!"

Delon kian menangis begitu Angger yang masih mengenakan seragam putih abu langsung berhambur memeluknya. "Abang.. hiks!"

Angger mengelus punggung Delon yang bergetar, dia baru saja kembali dari sekolah dan melihat adiknya yang tengah menangis di depan rumah.

"Udah-udah, abang di sini, dek."

Different, D.A || Selesai ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang