★ D.A - S3 - 24 ☆

9.5K 1.3K 278
                                    

"Aku cuma minta itu aja, loh, Yah! masa Ayah bisa mati?!"

Pijatan Argon pada keningnya semakin teratur. permintaan Delon tidak ada yang normal. setidaknya untuk motor, dia masih bisa bernapas lega. alasannya karena, putranya itu pasti tidak bisa naik. namun skateboard? "Yang lain, ya, Nak. Ayah pasti akan belikan!"

"Ayaaah.. " Delon merengek dengan pipi mengembung, bibirnya kemudian mengerucut dengan tatapan yang dia buat se-sedih mungkin. "-Mau papan roda, beliin, ya? Ya, Ayah?" bujuknya yang seolah tidak mau ditolak.

Argon menyugar rambutnya frustasi. sebelum memutuskan untuk menjawab, kepalanya lebih dulu mengangguk. "Ya." balasnya pendek. raut wajahnya juga berubah masam. dia yakin, bahkan sangat yakin untuk hari-hari ke depan, dia bisa saja mengalami serangan jantung mendadak karena ulah putranya itu.

"Walaupun Ayah nggak ikhlas, aku tetep terima, kok!"

Argon mendengus sebelum memutuskan untuk kembali berdiri begitu melihat mobil jenis Bentley berwarna putih berhenti, dan parkir di sebelah mereka.

"Kakek?" seru Delon begitu melihat sosok Zinc yang keluar dari samping kemudi. pria yang dia panggil itu memakai setelan jas lengkap, kacamata hitam juga bertengger manis di atas hidung.

"Cucu Kakek yang manis!" celetuk Zinc yang disambut raut masam Delon. dia kemudian berlutut di hadapan remaja yang merupakan anak angkat dari keponakannya itu. kacamata hitam yang sejak tadi bertengger manis di atas hidung, dia lepas, hingga berakhir terselip di antara kemeja putih yang dia pakai.

"Keren, Kek. bukan manis!" balas Delon dengan bersedekap dada. "-Mana ada ketua mafia manis!" lanjutnya dengan senyum sinis. kini, pertanyaan yang seolah tertanam di otak kecilnya ketika mereka sampai Bandara, seolah terjawab. dia kira, Ayahnya itu sengaja mampir ke sini untuk menenangkan diri. dengan melihat pesawat, misalnya?

Zinc mengulum senyum. wajahnya yang masih terlihat segar, seolah bersinar begitu mendengar gerutuan Delon. maklum, diusianya yang sekarang, kedua putra kembarnya itu masih belum memiliki niat untuk menikah. jangankan menikah, memiliki kontak gadis di ponsel saja, dia tidak yakin. Sharlock yang terlampau cuek dengan masalah percintaan, putranya itu bahkan selalu menghindar ketika dia menanyakan apakah sudah memiliki calon. lalu Sharing, putranya itu sama saja. alhasil, anak sulung dari adiknya itu yang memberinya cucu pertama. meski bukan kandung. namun, perasaannya selalu terasa meletup-letup begitu melihat Delon. terlebih, ketika bibir remaja itu bergerak untuk memanggilnya Kakek.

Kening Argon mengerut begitu melihat Zinc yang kini mendongak, dan menatapnya dengan alis terangkat. "Kenapa, Pi?" tanyanya bingung.

"Papi bawa Delon ke Swiss, Archy?"

"No!" sungut Argon cepat yang kemudian bergerak gesit membawa Delon untuk bersembunyi di belakang tubuhnya.

Delon yang kini berdiri di belakang. mendengus kesal. tubuhnya kemudian berputar untuk menoleh melihat mobil yang tadinya mereka tumpangi. adik bungsu Ayahnya itu bahkan masih berada di dalam. lantas, tangannya yang masih digenggam oleh Ayah angkatnya itu dia tepis dengan pelan. baru kemudian kakinya bergerak untuk mendekat. "Kara.. keluar, yuk!" ujarnya. bersamaan dengan itu, ketukan terdengar begitu tangannya mengetuk-ngetuk jendela mobil.

Pintu mobil terbuka dari dalam. detik itu juga wajah Kara dapat dia lihat. rambut yang terlihat acak-acakan, hidung yang terlihat memerah, lalu kedua pipi yang terlihat basah. Delon mendengus kecil. "Nangis, lo?" cecarnya langsung. kepalanya juga menoleh ke belakang untuk melihat Zinc dan Ayahnya itu yang kini terlibat obrolan serius. beberapa kali juga dia mendengar ucapan Ayahnya yang mengatakan, "Kak Sharlock pasti tidak akan setuju, Pi!"

Yang terjadi selanjutnya justru membuat Dekon refleks memukul punggung Kara begitu tubuhnya ditarik untuk didekap. jantungnya juga langsung berdetak tidak stabil karena merasa terkejut. terlepas dari itu, helaan napas leganya terdengar. "Lo pasti ngerasa bersalah, 'kan, Kar?"

Different, D.A || Selesai ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang