★ D.A - S3 - 02 ☆

9.7K 1.6K 568
                                    

Sebelumnya..

"Please, ini kita nggak tahu apa-apa kok bisa terjebak di sini?!"

"Diem dulu, No!"

"Nggak bisa, lah, Sa!" Bantah Amino dengan mendengus kesal begitu mendengar ucapan Raksa. "Kita cuma lewat, anjir! bisa-bisanya dikira ikut tawuran!"

Xenon berdecak mendengar mulut Amino yang terus menggerutu. meski benar adanya. namun, posisi mereka tidak menguntungkan untuk hal itu. di sini, di tempat mereka dikepung ini ada sepuluh remaja yang membawa balok kayu.

Tadi, mereka yang akan pulang setelah melakukan sparing futsal dengan sekolah lain tiba-tiba dihadang oleh lima remaja yang menggunakan motor besar. lalu disusul lagi oleh lima remaja lainnya, hingga kini ada sepuluh remaja yang berdiri dengan balok kayu di hadapan mereka.

"Kita tidak tahu apa-apa, kita cuma lewat! lagian ini jalan umum, bukan jalan khusus yang kalian buat sendiri!"

"Banyak bacot, lo!"

"Kamu yang banyak bacot!"

Bugh!

"Kar!"

Amino, Raksa, dan Xenon memekik heboh begitu melihat Kara yang jatuh tersungkur karena mendapat serangan tiba-tiba. ketiganya kompak membantu remaja itu untuk kembali berdiri. lalu kembali menoleh menatap kesepuluh remaja yang mengepung mereka itu dengan raut permusuhan.

"Oh, punya nyali?" Suara Xenon mengalun rendah seraya mengambil langkah maju. terdengar sangat merendahkan sekaligus mengejek begitu melihat remaja yang menyerang Kara tadi mundur. kepalanya lantas menoleh melihat ketiga sahabatnya yang masih berdiri di belakang.

Kara berdecak seraya meregangkan tubuhnya yang masih kaku. kakinya bergerak untuk mendekati Xenon, menyusul langkah Amino dan Raksa yang sudah lebih dulu. sudut bibirnya lantas terangkat membentuk senyuman miring begitu melihat sepuluh remaja itu bersiap-siap untuk menyerang mereka. "Mereka tidak punya nyali, Xenon. lihat saja, berani-beraninya mereka pakai senjata!" ujarnya meremehkan yang disambut gelak tawa oleh Amino dan Raksa. namun tidak berlangsung lama, karena suara Xenon kembali menginterupsi.

"Sorry, kita nggak punya niat buat tawuran, apalagi sama kalian!" Xenon berucap santai. bahkan tangannya bersedekap di depan dada. dia tidak mau repot dengan meladeni remaja urakan seperti mereka. mereka kalah jumlah, namun dia sangat yakin bisa dengan mudah melawan mereka. Amino dan Raksa, keduanya cukup lihai bela diri. Kara? remaja itu bahkan terlampau lihai. perubahannya 180 derajat jika dibandingkan dengan dulu. lihat, dari penampilannya saja remaja itu banyak berubah. tubuhnya terbalut t-shirt hitam dengan celana jeans hitam panjang yang robek di beberapa bagian. ini yang paling penting, rambut putra bungsu Zirco itu kini berwarna biru, benar, benar-benar biru dengan sengaja dibuat keriting layaknya idol Korea. di belakang leher remaja itu juga terukir tato hitam dengan tulisan Dera, sangat kecil. meski wajah remaja itu masih terlihat sangat polos ketika diam, namun siapa sangka. ketika beraksi, remaja itu benar-benar seperti duplikat dari Kakak sulungnya, Argon Archy Flourine. meski tutur katanya masih seperti dulu.

"Kalau berani by one, jangan keroyokan!" celetuk Raksa. "Oh, lupa kalian 'kan, nggak punya nyali!"

"Sialan!"

Usai membalas perkataan Raksa yang cukup memancing emosi kesepuluh remaja itu. penyerangan tidak bisa dihindari, semuanya saling menyerang. meski jumlah kalah telak, meski dengan tangan kosong. namun mereka tetap lebih unggul. terbukti dari kesepuluh remaja itu yang lebih dulu tumbang.

Kini, raut sombong dari Amino, Raksa, Kara, dan Xenon tidak terelakkan. terlihat sangat kentara, meski deru napas mereka terdengar sangat memburu.

"Woahhh, ini yang katanya mau habisin kita?!" Suara Amino terdengar mengejek. bahkan kakinya dengan sengaja menendang balok kayu yang tergeletak di depannya hingga mengenai salah satu dari kesepuluh remaja itu yang kini terbaring tidak berdaya di atas aspal. ah, ya. jalan ini memang sangat sepi, entah memang jarang dilewati atau memang khusus tempat tawuran. mereka tidak tahu, karena ini pertama kali mereka melewati jalan ini. sangat sepi, padahal jarum jam baru menunjuk angka 6.11.

Different, D.A || Selesai ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang