"A---Ayaaah.."Argon yang kini memeluk tubuh Delon. mengusap punggung putranya itu dengan gerakan teratur. isak tangis putranya bisa dia dengar. meskipun teredam oleh pelukannya yang erat. dia tidak tahu apa yang terjadi sampai membuat putranya terbangun dalam keadaan menangis, seperti saat ini. "Ayah di sini, Delon. tidak ada yang perlu kau takutkan!"
Delon tidak menggubris bujukan Ayahnya itu. dia bahkan tetap terisak seraya mengeratkan pelukan. apa yang terjadi di alam bawah sadarnya tadi, seolah mengingatkannya tentang apa yang dia alami sekarang. menumpang, dan menumpang. hidupnya memang tidak pernah jauh dari kata itu. dulu, dia hidup dengan menumpang di tubuh Kara. ah, bukan hanya tubuh, melainkan keluarganya juga. lalu sekarang, dia kembali menumpang di tubuh orang asing. untuk semua yang sudah dia lalui, apa dia harus menyerah? atau, memilih bertahan yang berarti dia egois?
Delon menggeleng. memikirkan itu semua, membuat dadanya terasa sesak, sekaligus nyeri. sebuah kombinasi bangsat yang seolah bisa membuat jantungnya terasa meledak, sampai paru-parunya ikut merasa terhimpit. bahkan, sebelum memutuskan untuk membeberkan identitasnya sebagai Delon kepada semua anggota keluarga Flourine. terutama Argon, pikirannya tidak bisa lepas memikirkan keberadaan jiwa dari raga yang dia tempati ini. jika kasusnya sama seperti Kara dulu. maka.. dia akan bertahan sampai waktunya tiba. namun, berbanding terbalik dengan kalimat singkat yang dia lontarkan. "Ayaaah.. a---aku.. aku nggak mau pergi---"
Argon langsung melepas pelukannya bersama Delon. keningnya juga mengerut karena bingung begitu mendengar perkataan putranya itu. "Tidak ada yang akan pergi, Delon. kau akan tetap di sini. di sini, bersama Ayah!" tuturnya seraya mengusap air mata yang masih membasahi kedua pipi putranya.
Dengan masih sesenggukan. Delon memaksakan kepalanya untuk mengangguk. baru kemudian mendongak, untuk membalas tatapan Argon. dari tatapan Ayahnya itu, sorot kasih sayang tanpa syarat bisa dia lihat. tatapan itu, tatapan yang sejak dulu dia dambakan dari sosok Ayah kandungnya yang sudah tiada. selama itu pula dia menantikan tatapan seperti itu. namun, sampai akhir hayat Ayahnya, itu tidak terwujud. dan, justru diwujudkan oleh orang asing. sosok pemuda yang tidak pernah dia sangka akan tersemat panggilan, serta status istimewa. terlampau istimewa, sampai membuatnya tidak akan bosan untuk sekedar mengulang panggilan yang sama. "A---Ayaaah.."
"Iya, Delon. Ayah di sini!"
Detik itu juga isak tangis Delon terhenti. untuk tatapan Ayahnya itu, dia balas dengan sorot penuh penyesalan. air mata yang sudah jeda membasahi pipi. kini, kembali lagi. "A---aku.. aku kangen bang Angger.."
Argon mengangguk. kedua tangannya menangkup kedua pipi Delon. baru kemudian bergerak secara perlahan untuk menghapus air mata putranya itu. "Mau ke makam?" tanyanya memastikan yang langsung disambut anggukan setuju.
"Ba--bang Angger, mau jemput aku, Ayah. aku takut!"
Argon memaksakan bibirnya menyunggingkan senyum manis sebagai tanggapan. itu justru berbanding terbalik dengan perasaannya yang tiba-tiba resah. khawatir, sekaligus gelisah juga tidak luput dia rasakan. "-Itu hanya mimpi, Delon. tidak akan terjadi!"
Bukannya merasa tenang. perasaan Delon justru semakin kacau. ritme jantungnya juga semakin berdetak tidak stabil. dia pernah memimpikan ini sebelumnya. meski dengan suasana yang berbeda. namun, inti dari mimpinya itu, sama. dia diminta untuk kembali. padahal, apa yang dia alami sekarang. sudah terlalu melekat, hingga dia tanpa sadar menganggap tubuh Deka ini seakan tubuhnya sendiri. dia juga seolah melupakan semua ingatan yang Deka punya. "Ba--bagaimana.. bagaimana jika Deka kembali, Ayaaah? A---aku.. aku---"
Kalimat Delon tidak terdengar lagi karena Argon langsung mendekap tubuh putranya itu dengan erat. terlampau erat, sampai detak jantung putranya yang terdengar ribut. bisa dia dengar. "Kau tidak akan kemana-mana, Delon. Ayah akan pastikan itu!" balasnya yakin. nyatanya, itu bukan untuk menyakinkan putranya, melainkan untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different, D.A || Selesai ||
ContoIni kelanjutan story Different Soul★DERA☆ ya. kalau berkenan, mampir ke sana dulu~ ________ Bukan hanya menceritakan perbedaan sikap antara Delon dan Kara. Tapi, ini juga akan menceritakan kisah Argon dan Delon yang statusnya sudah berubah, yakni me...