★ D.A - S3 - 13 ☆

11.9K 1.5K 301
                                    

"Ayaaah.."

Delon menelan ludah kelu seraya mengambil langkah mundur begitu kaca mobil yang ada di belakangnya hancur karena pukulan sosok Ayah angkatnya itu. pukulan itu memang  terjadi tiba-tiba. namun, dia bisa melihat jika kepalan tangan Ayahnya itu memang sengaja mengarah ke belakang. hingga dia dan Kara tidak menjadi korban.

"DELON!" teriak Argon untuk kedua kalinya. napasnya masih terdengar sangat memburu. emosi bahkan masih menyelimuti dirinya saat ini. meski dia sudah mati-matian menekan dirinya agar tidak lepas kendali. nyatanya, pertahanannya runtuh begitu menyaksikan bagaimana putranya yang teramat santai setelah memporak-porandakan dirinya seharian ini. dari dia yang baru tahu jika remaja yang dia anggap asing itu ternyata putranya. ah, lebih tepatnya jiwa putranya berada di raga remaja itu. lalu, putranya yang celaka karena kesalahannya sendiri. dan sekarang, putranya yang dia lihat terlelap beberapa saat lalu. kini, sudah berada di arena balapan. benar-benar mengagumkan. harusnya.. leher putranya itu dia rantai agar tidak terlepas dari jangkauannya.

Kara yang tadi sempat membalas bentakan Argon. kini bergerak untuk berdiri di depan Delon, tubuh tingginya menjadi tameng untuk anak angkat Kakak sulungnya itu. "Abang bisa jangan teriak?!" desisnya dengan membalas tatapan tajam Kakak sulungnya itu dengan tatapan serupa.

Sementara Sharlock dan Sharing berdiri santai seraya bersedekap dada menatap bagaimana Kara akan menghadapi Argon. karena, setahun terakhir ini kedua Kakak beradik itu tidak pernah berhadapan langsung, pengecualian untuk tiga hari terakhir sebelumnya.

Sedangkan Arsen, Neo, dan Gala berdiri gusar. bagaimanapun, mereka sudah sangat hapal bagaimana sikap Kakak sulung mereka ketika sedang marah.

Untuk Amino, Raksa, dan Xenon, ketiga remaja itu berdiri dalam diam. tidak akan ikut campur untuk saat ini. karena, alasan Delon untuk sampai di sini pasti masih sama dengan alasan sebelum-sebelumnya, yaitu kabur. dan, mereka tidak akan membenarkan opsi itu.

Delon mendengus kecil. dia yang berdiri di belakang tubuh Kara tidak bisa melihat apapun. maka dari itu, kakinya bergerak agar bisa berdiri di hadapan Kara. "Ayah, ayo pulang! Aku udah ngantuk!" serunya yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Argon. "Ayah, ayo!"

"Delon!" erang Kara dengan menatap Delon penuh perhitungan. degub jantungnya bergemuruh hebat saat mengingat kejadian tiga tahun lalu. kejadian yang membuat jiwanya dan jiwa Delon tertukar. keadaan yang membuatnya memilih untuk mengakhiri, daripada harus bertahan. sesakit itu. hidupnya yang semula dimanja-manja. berakhir tragis karena permintaannya yang sederhana.

Layaknya mutiara yang ingin keluar dari cangkang. Kara juga begitu, dia ingin bebas. menghirup udara segar. meskipun alasan dia diperlakukan istimewa karena kejadian sewaktu sekolah dasar. namun, itu tidak bisa menjadi tolak ukur jika selamanya dia akan mendapat perlakuan seperti itu. "Ab---abang.. aku yang salah. aku yang bawa Delon kabur!"

Delon yang berdiri di samping Argon tersentak kecil saat mendengar penuturan Kara. lantas, kepalanya menggeleng dengan heboh. "BOHONG!" teriaknya dengan jari telunjuk yang mengarah kepada adik bungsu Ayahnya itu. "KARA, NGGAK BOLEH BOHONG! DOSA TAHU!" teriaknya, lagi. suasana gelap dan sepi membuat suaranya terdengar menggema, terlampau keras karena posisi mereka berada di tempat terbuka.

Kini, posisi Delon tidak lagi berada di samping Argon. melainkan di tengah, tangan kirinya berhasil diraih oleh Kara. namun, pergerakannya tetap terhenti karena tangan kanannya ditahan oleh sosok Ayah angkatnya itu. mulutnya yang akan terbuka, kembali terkatup rapat begitu kedua tangan yang menahannya itu terlepas. ah, lebih tepatnya sengaja dilepas oleh Sharlock.

Suasana yang tercipta semakin tegang. Arsen yang berdiri dua langkah di samping Argon, bergerak gusar saat melihat raut marah Kakak sulungnya yang semakin terlihat. meskipun begitu, rasa syukurnya lebih besar. lebih baik seperti ini daripada harus melihat tatapan kosong yang selalu Kakak sulungnya itu tunjukkan, setahun terakhir.

Different, D.A || Selesai ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang