"Ayah!"
Argon menghentikan langkahnya begitu mendengar panggilan Delon yang berjalan di belakang. putranya itu mendekat kemudian memeluk pinggangnya posesif. setelah dari dapur, kini dia dan putranya melangkah menuju kamar yang ada di lantai tiga, kamar yang Delon dan Kara tempati.
"Ayah!" Panggil Delon untuk kedua kali saat Argon tidak menjawab panggilannya. kepalanya mendongak. "Kok lo nggak jawab, sih, Yah? gue tadi manggil!" dengusnya seraya kembali melanjutkan langkahnya dengan masih memeluk posesif pinggang Ayahnya itu.
"Kenapa, Delon?" jawab Argon pada akhirnya. tangannya beralih merangkul pundak Delon. putranya ini pendek sekali, tingginya bahkan hanya sampai dadanya saja. "Tinggimu berapa, Delon? kenapa kau pendek sekali?!" tanyanya yang dibalas cubitan pada pinggangnya oleh Delon. meskipun dia masih memakai kemeja putih, nyerinya bahkan sangat terasa.
"Ayah hanya tanya, Delon! ck, kau sensitif sekali!"
"Lo ngehina gue! pake ngatain gue pendek, lagi!" decak Delon kesal. "Lo nggak tahu kalau hina anak sendiri dosanya besar? besar bangeett malah!"
"Lalu, kau kira bicara tidak sopan pada Ayahmu tidak dosa, Delon?"
Delon diam tanpa membalas pertanyaan Argon. dia justru semakin memeluk pinggang Ayahnya itu dengan erat.
Kening Argon mengerut merasakan pelukan Delon yang semakin mengerat. putranya tidak akan seperti ini jika tidak ada maunya. "Apa yang kau inginkan, Delon?"
Delon menyengir. "Gue nggak jadi dihukum 'kan, Yah?"
"Jadi!"
"Lo emang sialan!" geram Delon setelah melepas pelukannya dan berlari meninggalkan Argon.
Argon mengedikkan bahu acuh seraya melangkah menyusul Delon yang sudah berlari untuk masuk ke dalam kamar. ternyata Arsen, Neo, dan Gala berada di sana. Kara juga tentu saja, karena dia sebagai pemilik kamar.
"Delon kenapa lagi, Kak? masuk kamar marah-marah!" ucap Gala sekaligus bertanya. tadi, saat Delon masuk ke dalam kamar. remaja itu terlihat menggerutu sendiri seraya melangkah cepat ke arah kamar mandi.
Argon mengedikkan bahu acuh. dia beralih mendudukkan dirinya di dekat sofa yang di duduki Kara.
"Duduk di atas, abang!" tegur Kara saat Argon duduk di bawahnya. namun Kakak sulungnya itu justru menggeleng.
Arsen menghela napas pelan. "Ada masalah apa, Kak?" tanyanya yang dibalas gelengan oleh Argon.
Sementara Neo dan Gala yang sejak tadi diam, kini kompak menatap Kara yang memalingkan wajahnya agar tidak bersitatap dengan Kakak sulung mereka.
Argon yang duduk di bawah mendongak menatap Kara. "Kara?" panggilnya saat melihat adiknya itu justru menghindar dari tatapannya.
"Iya, bang?" jawab Kara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different, D.A || Selesai ||
Historia CortaIni kelanjutan story Different Soul★DERA☆ ya. kalau berkenan, mampir ke sana dulu~ ________ Bukan hanya menceritakan perbedaan sikap antara Delon dan Kara. Tapi, ini juga akan menceritakan kisah Argon dan Delon yang statusnya sudah berubah, yakni me...