☘️Delon meet Jooooo☘️

6.8K 615 121
                                    

"Apa? Gue bilang juga apa?! Ngeyel sih lo!"

"Sekarang nggak bisa turun, 'kan?!"

"BACOT! TINGGAL CARIIN TANGGA AJA SUSAH BENER!"

"OGAH! UDAH SALAH, NGEGAS LAGI!"

"JO, JANCOK!"

"GUE MAKIN OGAH---DEEEL!"

"Argh!" Delon yang tadinya berada di atas pohon. Kini telentang di atas rumput begitu nekat melompat karena tadi tidak bisa turun. Untungnya, posisinya tadi tidak terlalu atas. Dan, bukannya membantu, remaja yang baru dia kenal pagi tadi justru tertawa terbahak-bahak sembari menunjuk-nunjuk dirinya dengan tangan. "S-sialan! Bantuin!"

Remaja itu, Adjoin Roster, namanya.

Hari ini, Delon resmi memakai seragam sekolah menengah atas karena sudah menjadi siswa SMA kelas sepuluh. Bukannya datang pagi karena harus mencari teman untuk menghabiskan masa tiga tahun sekolah, dia justru bolos di hari pertama. Sialnya lagi, dia justru tersesat karena mengikuti jalan sepi. Karena sekolah yang menjadi tempatnya menuntut ilmu itu bukan sekolah yang sama dengan sekolah SMA-nya dulu. Hal itu juga yang membuatnya salah memilih jalur untuk kabur sampai berakhir dikejar anjing dan terpaksa melewati gang kecil.

Untungnya, sebelum benar-benar tersesat lebih jauh. Delon lebih dulu bertemu sosok remaja yang mengendarai Vespa dengan memakai seragam SMA. Meski berbeda dengan seragam yang dia pakai, dia tetap nekat mencegah remaja itu dengan berlari cepat untuk menghampiri dan menarik behel motor tersebut sampai berhenti mendadak dan hampir oleng jika remaja itu tidak segera menurunkan kedua kaki sebagai bentuk keseimbangan.

Yang terjadi selanjutnya, remaja itu marah-marah karena aksi yang dia lakukan. Meski begitu, Delon justru dengan santai berkenalan, lengkap dengan pekerjaannya yang sebagai ketua mafia, -yang justru dibalas remaja itu dengan makian serta cibiran mengejek.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi keduanya untuk menjadi bestie, karena keduanya bercerita tentang banyak hal random secara nyambung, bahkan Delon tanpa sungkan tertawa mengejek begitu menyadari jika Join turut bolos. Karena sampai jarum jam menunjuk pada angka 09.00, mereka berdua masih asik bercerita di pinggir sawah yang ada di belakang rumah Join.

Seragam putih abu yang mereka pakai bahkan sudah ternodai oleh tanah coklat, bahkan sepatu putih yang membungkus sepasang kakinya dengan keren, sudah terlihat sangat kotor. Delon tidak masalah, dia justru berkomentar, "ini bisa jadi bukti kalau gue sebagai ketua mafia, berani kotor-kotoran!" -yang justru dibalas Join dengan tawa ngakak.

"Sialan, bantuin gue, jancok!" sungut Delon untuk yang kedua kali karena Join masih asik tertawa. Sementara dirinya masih dalam posisi telentang dengan sensasi nyeri yang dia rasakan di sekujur tubuh. Terlebih kepalanya yang sudah terasa pusing.

Dengan sisa tawanya, Join berjalan mendekat dengan langkah pelan. Sesekali berhenti untuk sekedar menertawakan Delon. Tadi, saat jarum jam sudah menunjuk pada angka 09.33, dia berniat mengantar Delon pulang. Delon juga setuju dan memilih tidak kembali ke sekolah karena seragam, juga sepatunya yang sudah terlanjur kotor.

Tetapi, sebelum tiba di jalanan besar. Delon justru meminta berhenti karena melihat pohon rambutan yang buahnya terlihat sangat lebat. Join sudah mencegah karena takut ketahuan oleh si pemilik pohon rambutan tersebut. Tetapi Delon memilih menulikan telinga dan langsung naik untuk memanjat tanpa melepas sepatu. Dia juga sudah mengatakan kepada Delon jika dahan pohon tersebut pasti licin karena semalam turun hujan. Namun, Delon tetaplah Delon yang tidak pernah mendengar ucapan siapapun.

Alhasil, ketika akan turun karena sudah mengantongi banyak buah rambutan, Delon justru berteriak panik karena tidak bisa turun. Baru akan berpindah ke dahan yang paling bawah, kakinya sudah gemetar duluan karena nyaris terjatuh.

Different, D.A || Selesai ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang