Sinar matahari merambat dari kaca jendela menuju wajah Edzard. Rasa hangat dari sisi kiri membangunkannya dari tidurnya. Matanya terbuka jelas dengan rasa terkejut dan senang. Perlahan ia berdiri dan menghadap keluar jendela. Dari situ, terlihat kemegahan sinar matahari yang telah lama tidak ia rasakan pada saat berada di Aeithein.
"terlihat indah ya", kata Edmund yang berada di belakangnya.
"wow", Averie ikut terpesona menyaksikan hal itu juga.
Masih merasa senang dengan kembalinya sinar matahari di hadapan mereka, ketiganya menghabiskan waktu lima menit penuh untuk melihat keindahan sinar itu dengan mata mereka sendiri.
(–)
Suara ketukan terdengar di depan pintu kamar mereka. Edmund yang hampir selesai bersiap – siap, mengambil kuncinya dan membukakan pintu itu.
"apa kalian sudah siap?", terlihat Maxwell dan Larry yang berdiri tegak dan rapi di hadapannya.
Keduanya menggunakan sebuah pakaian dengan jubah yang berbeda dengan yang dipakainya kemarin.
"ini merupakan baju dengan desain khas Nocterum yang kita gunakan agar dapat menyatu di dalam kerumunan orang – orang tanpa terlihat berbeda", Maxwell mengatakan apa yang Edmund ingin tanyakan.
"ini", ia melemparkan tiga baju dengan desain yang mirip dengan warna dan ukuran yang berbeda.
Ketiganya menerimanya walaupun mereka telah siap dengan baju yang dipakainya kemarin. Beberapa menit kemudian, ketiganya keluar dari kamarnya dengan sepasang baju bersih dan indah. Maxwell dan Larry yang menunggu di luar kamarnya tersenyum dan memberikan jari jempol.
(–)
Matahari telah terbit di langit dengan sinarnya yang masih berada di sepanjang garis dataran, banyak orang di tempat penginapan ini yang masih tertidur atau baru menyantap sarapan. Seperti yang mereka lakukan kemarin, Maxwell dan Larry Lah yang membayar, Edzard, Edmund, dan Averie lah yang menunggu di belakang.
"baiklah, terima kasih telah menghabiskan malam kalian di tempat ini", salam perempuan itu.
"terima kasih kembali", balas keduanya membalikkan badannya beralih keluar dari tempat itu.
"haaaah...", Maxwell mengambil napas dalam – dalam melihat sinar matahari yang menyinari kepalanya.
"indah juga pagi hari di Nocterum", lanjutnya.
"indahnya sinar ini terasa berbeda dibandingkan dengan jendela kamar", ujar Edzard.
"kupikir aku tidak akan merasakan perasaan menakjubkan ini dalam waktu dekat", Edzard melanjutkan.
"tidak kukira bahwa aku akan merasa senang untuk bangun pagi", Edmund memejamkan matanya sesaat.
"iya aku setuju", Averie membalas semua pernyataan yang diucapkan oleh keempatnya.
"sepertinya kita harus mulai berjalan", situasi tenang dan damai tiba – tiba terpecahkan oleh perkataan Larry.
Di sekeliling mereka telah muncul pandangan aneh dari orang – orang di sekitar. Namun bukan dari warna mata yang mereka punya, namun dengan sikap tubuh dan perkataan yang mereka ucapkan di tengah – tengah jalan.
"baik, ayo kita jalan", Maxwell telah berhenti menatap ke atas dan juga diikuti dengan yang lain.
(–)
Kelimanya berjalan di sisi jalanan bebatuan. Dari sebelah kiri dan kanan, banyak warga – warga yang memulai aktivitasnya di pagi hari. Jalanan yang tadinya cukup sepi, lama – kelamaan mulai bermunculan banyak orang yang ikut berjalan bersama mereka. Di tengah keramaian, Edmund berjalan mendekati Edzard.
"kita sudah berjalan selama beberapa menit tapi aku tidak merasakan adanya orang yang menatap kita".
"iya, aku juga tidak merasakan adanya tatapan satu pun", balas Edzard.
"apa mungkin ini karena baju baru yang diberikan Maxwell?", tanya Averie yang ikut bergabung dengan pembicaraan tersebut.
"motif baju ini terlihat simpel namun nyaman dilihat", Averie memandang sekelilingnya dan melihat beberapa orang dengan desain baju yang serupa dengan apa yang dikenakannya.
"jadi solusinya hanya baju yang mirip dengan yang lain?", Edmund bertanya sedikit terkejut. Edzard hanya mengangkat kedua bahunya.
"sepertinya".
(–)
Sejak keluar dari tempat penginapan itu, Averie terus memandang segala hal yang terdapat di sekelilingnya. Mulai dari bunga – bunga yang terpapar di teras rumah, pepohonan yang tumbuh dengan subur, dan keadaan jalanan yang amat terjaga kebersihannya.
"kota ini sangat bersih ya", Averie memulai pembicaraan dengan Edzard.
"iya", jawab Edzard singkat.
"perkataan kakak benar mengenai keindahan di sekeliling kota ini", lanjutnya.
Edzard hanya tersenyum membalas perkataannya. Averie memetik sebuah bunga tulip yang terdapat pada sebuah rerumputan di sebelah mereka.
"hmm", katanya sambil mencium bau harumnya dan kembali memandang sekelilingnya dengan senyuman di wajahnya.
"tampaknya Averie sangat menyukai penampilan dari kota ini", kata Edmund pada telinga sebelah kiri Edzard.
"iya, dia pasti terpikirkan dengan apa yang telah telah kukatakan", jawabnya.
"bagaimana dia bisa sedih dengan kota yang dia belum ketahui?", tanya Edmund heran.
"bukan secara spesifik mengenai Nocterum, namun mengenai keinginannya untuk bepergian", Edzard memandang Averie.
"Sewaktu dia kecil, Averie sudah memiliki keinginan untuk mengunjungi berbagai kota dan melihat hal – hal baru. Namun kecerobohan dan perilakunya yang gegabah membuat kedua orang tuaku ragu dengan keinginan itu. Semua hal tersebut berkebalikan denganku yang hanya ingin berada di dalam Aeithein".
"jadi itulah alasan-", Edmund mulai menyadari sesuatu.
"iya", jawab Edzard sebelum Edmund dapat menyelesaikannya.
"itulah mengapa hanya aku yang berada di area rumahku selagi sinar bulan beberapa hari lalu terjadi".
"pasti Averie merasa sangat senang akhirnya dapat bepergian keluar Aeithein", ucap Edmund.
"iya, dia pasti merasa sangat senang. Namun aku tetap harus menjaganya agar tidak terjadi hal yang buruk", kata Edzard cemas.
(–)
"Edmund", katanya teringat sesuatu.
"iya?", balasnya.
"apa kau ingat apa yang terjadi saat kita melawan monster serigala di bukit utara?".
"aku mengingat sebagian besar kejadian itu".
"jadi, apa kau ingin mengatakan kejadian itu kepada yang lain?", tanya Edzard.
"tidak, aku rasa tidak sekarang", balasnya.
"apa yang kalian bicarakan?", Maxwell berbalik menanyakan karena ia mendengar suara dari mereka bertiga.
"ti-tidak ada apa – apa..", jawab keduanya secara bersamaan.
(–)
Maxwell dan Larry berhenti di sebuah rerumputan kosong yang menyusuri tempat dimana mereka berdiri hingga pada tembok sebelah kiri Nocterum. Beberapa langkah dari situ terdapat sebuah pilar, tembok, dan juga reruntuhan batu yang berserakan di bawah tanah.
"tempat apa ini?", tanya Edzard mendekati reruntuhan itu.
"ini merupakan tempat dimana pengguna magis Nocterum berada", jawab Larry.
"tempat ini sudah dihancurkan atas perintah raja Alaric karena pertempuran sepuluh tahun lalu", lanjutnya.
"iya, nampaknya kau juga sudah mengetahui banyak hal mengenai kejadian yang telah terjadi", lanjut Edzard.
"tidak, aku hanya mengetahui apa yang ku tahu. Lagipula, alasan kita kesini karena suatu rumor yang menyebutkan bahwa kelompok misterius itu masih belum musnah".
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Duolist vol 1
FantasySinar bulan muncul di tengah malam hari yang sunyi di kota Aeithein. Dari kejadian itu, banyak orang yang tertarik akan keindahannya. Namun di balik fenomena mengagumkan itu, dari dalamnya menyimpan suatu kutukan yang melanda seluruh kota. Bagi mere...