Edzard mengulurkan tangannya kembali menuju besi selnya yang panas itu. Ia mencoba mengingat kembali apa yang telah dilakukannya sewaktu berniat untuk keluar dari sel lamanya. Edzard berdiri dan mendekatkan tangannya pada ujung atas besi yang tingginya hampir dua setengah meter. Walau ia tidak mampu meraih bagian paling atas, ia tetap dapat menggapai bagian yang cukup tinggi agar ia dan Achazia dapat melewatinya.
Edzard menutup matanya, dan menggenggam besi itu dengan kuat. Seperti yang ia sudah lakukan, besi panas yang dipegangnya sementara itu perlahan berubah menjadi dingin. Namun dibandingkan dengan waktu cukup lama yang dibutuhkannya untuk membekukan seluruh besi sel lamanya, Edzard berhenti memfokuskan tangan kirinya hanya lima detik semenjak perasaan dingin mulai terasa.
"b-berhasil!", gumamnya memandang besi hitam yang tadinya panas menjadi es biru yang dingin.
Selagi Edzard melemahkan halangan pertama mereka, Achazia diam berdiri di belakangnya selagi memperhatikan keadaan di depan mereka dan mempersiapkan dirinya. Bagian teratas selesai, besi bagian bawah adalah giliran yang kedua. Edzard melakukan apa yang ia perbuat sebelumnya. Kedua bagian atas serta bawah besi sel mereka berdua kini telah berubah menjadi es yang padat.
Ditambah dengan hawa panas yang mengitari mereka membuat setetes air mulai mengalir dan melemahkan penopang utama yang menahan kekuatan besi itu. Namun daripada membiarkan tiang – tiang besi itu terjatuh karena lelehan es, Edzard dan Achazia dengan perlahan menarik tiang besi itu dan menaruh beberapa di tongkat besi itu di sebelahnya. Setelah melakukan itu, Edzard berdiam sebentar. Memastikan apakah tubuhnya akan merasakan rasa sakit yang ia derita sebelumnya. Edzard menghela nafas perlahan.
"tidak terasa apa – apa", gumamnya masih berdiri dan dapat melihat serta bertindak dengan normal.
"sepertinya dibandingkan dengan yang ku lakukan sebelumnya, kali ini tidak terlalu berlebihan", lanjut gumamnya.
"baiklah Achazia, lanjut langkah kedua".
(–)
Edzard melihat ke sekeliling pintu sel yang sekarang telah hilang. Dari jarak pandang matanya, nampaknya tidak ada penjaga manapun yang telah mengetahui bahwa salah satu sel milik mereka telah hancur.
"aku tidak melihat adanya penjaga di sekitar kita", bisik Edzard kepada Achazia.
"penjaga di tempat ini tidak berdiam diri pada suatu tempat, namun mereka terus berjalan sekaligus mengawasi", jawab Achazia sambil berbisik.
"sepertinya mereka sedang berjaga di tempat lain. tidak apa – apa kalau begitu, tetap persiapkan tiang – tiang besi ini", bisik Edzard kembali mengawasi.
Seperti yang dikatakan oleh Achazia, saat Edzard kembali mengawasi keadaannya sekeliling, ia pun melihat dua penjaga yang berjalan menuju arah pintu sel mereka.
"bersiap – siaplah, aku melihat dua penjaga yang datang!", Edzard berbalik mempersiapkannya.
Seperti yang dilakukan oleh Edzard untuk mengubah benda atau makhluk menjadi es, Achazia pun dapat memanfaatkan kekuatan angin pada mata kanannya untuk menggerakan tiang – tiang itu ke udara dengan tangan kanannya sebagai pengendali akan kemana arah perginya. Tanpa adanya tiang yang menjaga sel mereka berdua, kedua penjaga itu pun segera menyadari apa yang mereka perbuat dan segera menghampirinya dengan senjata yang ada pada genggaman mereka.
"ingat, jangan membunuh mereka. Kita hanya perlu melumpuhkan mereka", Edzard berbisik mengingatkannya.
Achazia hanya mengangguk kecil memandang Edzard yang kembali pada posisinya sambil berjaga. Dari pandangannya dilihat dua penjaga dari sisi kiri dan kanan yang berlari menghampiri sel mereka. Edzard menunjukkan jarinya ke sisi kiri dan juga kanan dengan waktu antar keduanya yang singkat. Melihat arahan tangan tersebut, Achazia pun melemparkan kedua tiang besi itu dengan anginnya menuju sisi yang ditunjukkan.
Dengan cepat dan kencang, kedua penjaga itu telah terpukul oleh tiang besi sepanjang satu setengah meter. Sisi kiri telah terserang pada bagian leher bagian sampingnya sedangkan sisi bagian kanan telah terserang pada bagian dada. Kedua pukulan itu dapat menumbangkan penjaga yang menghampiri mereka tanpa menimbulkan suara yang terlalu besar.
(–)
Edzard memandang ke sekelilingnya kembali. Dari sisi kiri dan kanan terlihat kedua penjaga yang telah tumbang ke lantai tanpa adanya penjaga lainnya yang terperingati oleh kedua suara yang ditimbulkan.
"keadaan sudah aman, ayo kita mulai bergerak", Edzard berbisik kepada Achazia melambaikan tangannya keluar. Keduanya beranjak pergi dari dalam selnya.
Hawa dan angin panas menyelimuti seluruh area berapi itu serta menimbulkan abu tebal yang menutupi pandangan mereka.
"apa keadaan di tempat ini selalu berasap tebal seperti ini?", Edzard mengipaskan abu serta debu yang ada di wajahnya.
"keadaan di sekitar sini memang tertutupi oleh bakaran api yang tebal. Hal itu disebabkan karena hasil bakaran api serta kekuatan aneh dari manusia dengan tongkat merah yang menjaga seluruh lantai ini", jawab Achazia.
"manusia dengan tongkat merah?", Edzard seperti teringat suatu hal.
"iya, dialah satu – satunya manusia yang dapat menciptakan api yang membakar seluruh tempat ini. Dan dengan apa yang aku lihat tadi, dia pasti orang yang menyuruh penjaga itu membawamu ke dalam sel ku", lanjut kata Achazia.
"baiklah, kita harus fokus pada bagian terpenting dahulu", Edzard melihat ke kiri dan kanan dengan cepat.
"menurut peta yang kau gambar tadi, bagian yang dijaga ketat saat ini hanya ruangan besar di ujung jalan kita dan lorong penuh sel yang ada di sisi kiri jika kita berjalan sedikit ke depan", Edzard memegang dagunya berusaha mengingat apa yang telah ditunjukkan.
"perkataanmu benar, jalan yang harus kita lewati hanya terdapat di sisi kanan pada jalanan panjang ini", Achazia mengkonfirmasi.
"jika itu halangan terakhir kita sebelum mencapai tangga keluar, bagaimana cara kita melumpuhkan sekumpulan penjaga di lorong itu tanpa diketahui oleh penjaga lainnya?", Edzard mulai memikirkan suatu ide.
Pandangannya beralih memandang area sel yang dikatakan oleh Achazia tadi. Walau tempat itu dikatakan sebagai sel penjara, namun bagian atas dari sekumpulan sel itu tidaklah tertutup oleh atap yang sempit. Namun memiliki bagian atas yang terbuka dengan besi penopang yang terdapat pada atap dari lantai yang memiliki tinggi dua belas meter.
Di tengah pemikirannya, muncullah suatu suara mesin yang terdengar dari arah ruangan persegi panjang. Dari situ, keluarlah sebuah abu tebal yang menyebarkan pekatnya asap hitam yang menutupi pandangan mereka berdua.
"sialan manusia itu, abu tebal ini lebih baik tidak mengganggu penglihatanku pada tempat seperti ini", gerutu Achazia sambil mengibaskan sayapnya.
Berbagai asap tebal yang mendatangi mereka berdua yang kini mulai bergerak ke depan sehingga membuat posisi yang mereka diami menjadi lebih jelas.
"sepertinya aku memiliki sebuah ide", kata Edzard semenjak melihat kibasannya itu.
"apa ini berhubungan dengan caraku memindahkan debu asap tersebut menuju tempat lain?", tanya Achazia mulai membaca responnya.
"iya, itu benar. Tapi aku akan menjelaskan berbagai detailnya", Edzard membisikkan suatu rencana kepada Achazia.
(–)
Keheningan mengitari seluruh lorong sel – sel penjara. Berbagai penjaga yang berdiam diri di sana tidak menggerakkan sedikit pun anggota badannya. Tubuh mereka hanya diam dengan sepasang mata yang memperhatikan sekeliling serta mulut yang siap untuk memperingatkan salah satu dari mereka jika suatu hal telah terjadi.
Karena posisi lorong yang berbelok dengan jalur lurus dari ruangan persegi panjang, jumlah asap tebal yang masuk menuju tempat itu tidak akan melewati kuantitas yang dapat menutupi penglihatan mereka yang sungguh penting. Saat ini, tempat itu terlihat cukup jelas dan terbuka. Sampai hal itu tidak lagi benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Duolist vol 1
FantasySinar bulan muncul di tengah malam hari yang sunyi di kota Aeithein. Dari kejadian itu, banyak orang yang tertarik akan keindahannya. Namun di balik fenomena mengagumkan itu, dari dalamnya menyimpan suatu kutukan yang melanda seluruh kota. Bagi mere...