Flowing down pt.3

2 1 0
                                    

Malam yang gelap telah datang pada area hutan yang lebat. Seluruh tempat terlihat gelap dan apa yang dapat terdengar hanyalah suara dedaunan yang berterbangan sesudah langkah kaki Alfred. Hanya dibantu oleh sinar bulan yang samar – samar menyinari posisi mereka saat ini, Alfred meraih tangan kanannya sesaat sebelum Norine dapat jatuh lebih dalam pada lubang yang cukup besar. 

"bertahanlah!", Alfred menarik tangannya hingga sebagian tubuhnya dapat keluar dari lubang itu. 

"hah, Norine, apa kau tidak apa – apa?", tanyanya. 

"i-iya, aku tidak apa – apa", jawabnya sambil bergerak menjauh dari tempat itu. 

"lubang apa itu?", Alfred berdiri mengamatinya. 

Dengan kondisi sekitar yang tidak memudahkan mereka untuk melihat ke sekeliling tempat, Alfred sekedar melihat pada ujung dari lubang itu di mana bebatuan dan dedaunan yang ada tampak selayaknya suatu jebakan biasa. 

"sepertinya bukan apa – apa", jawabnya menghadap ke depan di mana Norine masih duduk bersender pada sebuah pohon besar. 

"apa kau masih dapat melanjutkan perjalanannya?", Alfred berjalan menghampirinya. 

"tentu saja", ia berdiri dan menjawabnya dengan nada yang pelan sebelum terjatuh tepat di hadapannya. 

"Nor-?", ucapnya, sedikit terkejut. 

Memandangnya, Alfred melihat napas dan tubuhnya yang terasa panas. Keringat terus menetes dari wajahnya dan tubuhnya sudah tidak kuat untuk menopang dirinya sendiri. 

"aku tidak apa – apa, hanya merasa lelah karena berlari sejak tadi", Norine berkata pelan sambil memastikan. 

Namun berbeda dengan apa yang dikatakan olehnya, Alfred juga melihat sebuah goresan yang menimbulkan darah pada kaki sebelah kanannya.

 "tidak ada pilihan lain ya?". 

Sambil merangkul kedua tangan Norine pada pundaknya, Alfred mengangkat tubuhnya dengan menaruh kedua tangannya pada pahanya. 

"jangan sampai tertidur ya", Alfred mengingatkannya. 

(–) 

Beberapa menit telah berlalu semenjak Alfred mengangkat Norine pada bagian belakangnya. Malam terus bergerak dengan cepat dan dirinya pun mulai merasa kelelahan juga. 

"bagaimana ini?!", gumamnya yang melihat ke sekelilingnya sambil mencoba untuk mengingat apa yang mereka telah lalui. 

"deretan pohon yang tumbang ke atas dan bawah, dan.....", setelah melirik ke kanan, sebuah hal menarik perhatiannya. 

"ini tempatnya!", Alfred berjalan menyusuri sebuah batang besar dengan lumut yang menutupi bagian atasnya. 

Dengan dilaluinya berbagai jejeran pohon yang berdiri tegap di sebelah kiri dan kanannya, ia pun telah keluar dari hutan itu. 

(–) 

Sembari berjalan pada pinggiran jalan yang kini terasa jauh lebih sepi dibandingkan dengan waktu pagi, Alfred melihat seorang yang sedang berjalan lumayan jauh dari posisinya saat ini. Mencoba untuk waspada, ia memfokuskan pandangannya pada orang itu jikalau ia melakukan suatu hal yang tidak baik. Namun bukannya memperbaik kondisi yang dialami dirinya saat ini, orang itu malah berjalan dengan cepat ke arahnya. 

Sedikit terkejut, Alfred mencoba untuk mengambil jalan lain untuk melewati jalur bebatuan dengan aman. Tapi dengan adanya Norine yang ditopang olehnya, gerakannya terasa sangat terhambat. Ditambah dengan dirinya yang semakin lama semakin lelah, orang itu dapat datang pada hadapannya dengan waktu yang tidak lama. 

Dungeon Duolist vol 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang