Bara api semakin memanas dengan bertambahnya waktu mereka di dalam sel itu. air serta keringat mulai bercucuran dari wajah Edzard dan mengalir menuju bajunya yang sekarang sudah sangat basah.
"jadi apa yang akan kita lakukan", tanyanya memegang bar besi sel penjara.
"langkah pertama yang harus kita lakukan adalah dengan merusak bar besi yang kau pegang itu seperti yang kau lakukan pada sel penjaramu yang sebelumnya", jawab Achazia berdiri di sampingnya sambil memandang keluar dan memperhatikan keadaan sekelilingnya.
"a-aku tidak bisa melakukannya", kata Edzard merasa ragu.
"apa maksudmu, kenapa kau tidak bisa melakukannya?", tanyanya heran.
"bukankah kau sudah tahu bagaimana kejadiannya berlangsung? Kau mengatakan bahwa kau telah melihat segala perjuangan dan perlawananku dengan kelompok magis di dalam sel lamaku itu", balas Edzard menjadi bingung.
"tentu saja, aku melihat jerih payahmu untuk membekukan sel pagar besi yang berada di sana. Namun tanpa diketahui, kau tetap tertangkap oleh salah satu penjaga yang berada di dalam sel ini", jawabnya.
"hal itu tidak terjadi, aku bukan tertangkap oleh penjaga itu selagi melakukan percobaan pengeluaran".
"hoh, jadi bagaimana kau dapat tertangkap oleh kedua prajurit itu?".
Edzard berusaha mengingat apa yang terjadi. Dari pikirannya, yang ia ingat hanya tubuhnya yang lemah ditambah dengan kehadiran seorang yang berada di samping dirinya yang tidak dapat digerakkan.
"aku tidak terlalu ingat apa yang terjadi. Setelah membekukan seluruh sel besi itu, tubuhku tiba – tiba terasa lemah dan hal terakhir yang kuingat hanyalah kedua prajurit itu yang membawaku ke dalam sel ini", jawabnya.
"jadi begitu ya?", Achazia terlihat sedang memikirkan sesuatu.
"ada apa?", Edzard memandang Achazia bingung.
"sepertinya aku mengerti bagaimana kejadian itu tidak terdaftar dalam penglihatanku", katanya sedang memikirkan sesuatu.
"penglihatan yang ku rasakan ini hanya dapat terlihat oleh sesama dengan mata yang berbeda warna seperti kita ini. Namun kejadian yang dapat kulihat hanya dengan yang berhubungan dengan kekuatan dari dalam mata ungu yang ada. Jadi dari pengertian itu, disaat kau tidak sadarkan diri, penglihatanku telah terputus dan yang dapat kulihat hanyalah kejadian yang terjadi setelahnya dimana aku dapat melihatmu seperti halnya mata manusia dapat melihat dari jarak yang cukup jauh".
"jadi rasa api panas yang kurasakan dari sel ku itu adalah penglihatanku mengenai kekuatan mata ungumu?", tanya Edzard.
"iya, sudah pasti tidak salah", Achazia kembali menyilangkan kedua tangannya.
"tapi dengan rasa sakit yang kurasakan selagi melakukan hal itu, tampaknya potensi kekuatan ini pun masih belum kumengerti".
Edzard merasa heran dengan jawaban Achazia tadi.
"karena kau telah menyebutkan efek samping dari kemampuan mata ungu yang kita miliki, setelah dipikir – pikir lagi, aku juga pernah mengalami hal itu. Tepatnya saat aku menggunakan kemampuanku kepada para prajurit penjaga itu. Namun karena efeknya hanya kelelahan dan tubuh yang lemah, pemikiranku saat itu hanyalah kelelahan belaka yang disebabkan oleh perlawananku dengan mereka", jawabnya.
"jadi bagaimana rencanamu untuk mengeluarkan kita dari sini?", tanya Achazia memandang Edzard yang masih terlihat ragu.
"hmm, sepertinya tidak ada pilihan lain. Tidak ada barang apapun yang dapat digunakan untuk menghancurkan sel besi itu tanpa memperingatkan penjaga yang ada di sekeliling sel".
Edzard melirik ke arah Achazia.
"aku berniat untuk menanyakan hal ini sebelumnya tapi, apa kemampuan mata ungumu?", tanya Edzard kepadanya.
"kemampuanku sama seperti apa yang kau pikirkan dengan manusia setengah elang sepertiku". Achazia melebarkan kedua sayapnya.
"kemampuanku adalah angin", jawabnya menimbulkan tiupan angin yang kecil.
"angin ya?", Edzard memikirkan suatu hal.
"sepertinya aku telah memikirkan suatu rencana", katanya.
"oh, dan hal apakah itu?", Achazia menyipitkan matanya terlihat penasaran.
"tapi sebelum aku memberitahu hal itu, aku ingin menanyakan mengenai penjagaan di dalam ruang bawah tanah ini. Berapa banyak orang yang berjaga, pergerakan mereka, serta jalan yang dapat kita lalui agar bisa keluar. apa kau mengetahuinya?", Edzard berniat duduk di bawah memandangnya.
Achazia mengikutinya duduk di lantai.
"hmmm aku mungkin belum terlalu lama berada di tempat ini, namun aku dapat memberikan beberapa informasi yang ku ketahui mengenai area yang dijaga oleh manusia pengguna api itu", jawabnya.
"pengguna api?", Edzard kaget mendengarnya.
"iya", jawabnya singkat.
Achazia menggambar sebuah peta kecil dengan cakarnya yang tajam di bawah lantai. Sebuah kotak dengan garis didalamnya tergambar di tengah – tengah jarak antar mereka berdua.
"aku akan menggambar jalan ini searah dengan pandanganmu sekarang", katanya melanjutkan menggambar.
Di depan dari kotak bergaris itu, dua buah titik ia buat yang berada pas di sisi kiri dan kanan depan dari kotak itu. Terus jalan ke depan seperti jalur yang panjang melewati dua buah titik itu, terdapat sebuah persegi panjang besar yang menutupi sebagian dari tempat yang tersedia.
Empat buah titik dari segala sisinya dengan dua menjaga sebuah pintu masuk. Tengah - tengah jalur panjang antara kedua titik dan persegi panjang besar itu, Achazia menggambar sebuah jalan menuju arah kanan dengan berbagai kotak bergaris yang berjejer bersebelahan. Masing – masing dengan sebuah titik pada kotak – kotak tersebut.
"ini pasti ruangan sel yang sebelumnya aku berada", gumamnya memperhatikan gambarannya.
Jalan yang dilalui oleh berbagai ruangan sel pun telah berhenti dengan gambaran yang terlihat seperti sebuah tangga yang menuju lantai atas pada ujung garis. Tak lupa ia pun menggambar dua titik terakhir yang berada pada kedua sisi tangga itu.
"sepertinya aku sudah dapat melihatnya secara garis besar", kata Edzard melihat kembali gambaran Achazia yang sekarang sudah selesai.
"selebihnya, inilah bagian dari keseluruhan lantai ini. Memang tidak banyak yang harus diperhatikan karena area ini hanyalah sebuah penjara yang digunakan untuk menangkap monster ataupun manusia untuk dijadikan percobaan oleh mereka", katanya dengan kesal.
"Sebagian besar bagian sudah ku pahami tapi, tempat apakah ini?", tanya Edzard menunjuk kepada persegi panjang besar yang digambar pada ujung depan dari sel.
"itu adalah tempat berbagai ramuan, alat – alat percobaan, dan kemampuan api yang satu manusia itu gunakan untuk melakukan percobaannya".
Achazia berdiri menunjuk ke depan.
"kau lihat cahaya api yang membara di depan itu? Tempat itulah yang menyebabkan hawa panas dan rasa membakar yang mengitari seluruh tempat ini".
Edzard kembali mengamati peta dari lantai ini.
"hmm, setelah diamati baik – baik, banyak juga penjaga yang berada di satu tempat yang kosong ini", katanya mengingat pengalamannya di selnya yang lama.
"jadi, apa yang bisa kau pikirkan setelah melihat gambaran seluruh area lantai ini?", Achazia terlihat tidak sabar.
"jika dilihat baik – baik, sepertinya tempat ini tidak akan terlalu rumit untuk dipikirkan. Tentu saja melakukannya adalah hal yang sangat berbeda".
Edzard selesai mengamati peta itu dan berdiri.
"baiklah Achazia, inilah rencananya".
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Duolist vol 1
FantasíaSinar bulan muncul di tengah malam hari yang sunyi di kota Aeithein. Dari kejadian itu, banyak orang yang tertarik akan keindahannya. Namun di balik fenomena mengagumkan itu, dari dalamnya menyimpan suatu kutukan yang melanda seluruh kota. Bagi mere...