Semuanya menjadi gelap. Apa yang dapat dirasakan olehnya hanya tangan kanannya yang terasa panas akibat batu merah itu. Keadaan tampaknya telah kembali sesaat mereka berdua melakukan ritual itu, namun dalam keadaan itu ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya.
"apa kau tidak apa – apa?", suatu suara terdengar sama seperti yang terjadi di tengah – tengah hutan.
"Selvan, apa itu kau?", tanyanya dengan nada yang pelan.
"iya ini aku. Selamat datang Igfus", katanya singkat.
"Igfus, nama apa itu? Apa dia berbicara denganku?", gumamnya mulai membuka matanya.
Dari apa yang dapat dilihat, Ardfer terlihat berdiri di sampingnya sambil menopang tubuhnya yang terjatuh ke lantai. Bersamaan dengan itu, nampak Selvan yang berdiri memperhatikannya dengan senang.
"apa ritualnya sudah selesai?", tanyanya mencoba untuk berdiri.
"tentu saja", Selvan memegang tangan kirinya agar ia dapat berdiri.
"ritualnya sudah selesai. Tepat pada waktu ini, kau telah terlahir sebagai manusia baru dengan nama Igfus", Selvan menatapnya.
"Igfus? Lalu bagaimana dengan Luis?", tanyanya bingung.
Selvan menepuk pundak kirinya.
"Luis adalah pribadi lama dari masa yang harus kau lupakan. Dengan menyelesaikan ritual ini, kau telah dibangkitkan sebagai manusia yang baru dengan nama Igfus", katanya menjelaskan.
"Ig-fus ya?", katanya.
"iya, itu benar", Selvan tersenyum kecil.
(–)
Angin kecil terasa meniupkan berbagai ranting pepohonan yang ada. Sinarnya yang terang dapat menyinari seluruh lantai kayu yang halus. Selagi duduk pada sebuah batang kayu pada lantai atas, Igfus diam memperhatikan batu merah yang ada di tangannya. Refleksi cahayanya yang terang dapat memunculkan penampilan wajah yang tidak lain adalah dirinya. Namun dibalik semuanya itu, ada sesuatu yang ia rasa hilang.
"hey Igfus", Ardfer memanggilnya dari pergantian lorong antar lantai bawah dengan ruangan pohon itu.
Tidak adanya jawaban, Igfus hanya menatap batunya itu sambil dikelilingi oleh berbagai serangan kecil pada kakinya.
"Igfus?", Ardfer berjalan mendekatinya.
Seketika panggilan kedua terdengar, barulah ia menyadarinya.
"ah iya?", katanya terkejut.
"masih belum terbiasa dengan nama itu ya?", Ardfer ikut duduk pada batang kayu itu.
"begitulah, rasanya masih asing menggunakan nama itu", jawabnya terus memperhatikan batu yang ada pada tangannya.
"aku mengerti", kata Ardfer kini berdiri.
"ikutilah aku menuju lantai bawah", ajaknya berbalik ke belakang.
"ada apa?", Igfus menggerakkan kakinya yang menyebabkan serangan di bawah menjadi berpencar.
"karena kau baru saja mendapat batu merah milikmu, maka aku akan memberitahumu beberapa hal mengenainya", Ardfer mulai berjalan menghadap ke lorong bawah.
Sambil mengikuti langkah kakinya dari belakang, ia menyimpan batu merah itu pada kantongnya.
(–)
"karena Selvan menyuruhku untuk mendampingimu, maka ini adalah tempat di mana kita tinggal", Ardfer menunjukkan sebuah ruangan pada pojok lantai yang luas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Duolist vol 1
FantasíaSinar bulan muncul di tengah malam hari yang sunyi di kota Aeithein. Dari kejadian itu, banyak orang yang tertarik akan keindahannya. Namun di balik fenomena mengagumkan itu, dari dalamnya menyimpan suatu kutukan yang melanda seluruh kota. Bagi mere...