A stick to light the fuse pt.3

5 2 0
                                    

"Ahhhhhh!", Luis terbangun. 

Keringat mulai mengalir dari kepalanya menuju dagunya. Perlahan ia mengusapkan matanya dan merasa bingung apakah kejadian tadi hanyalah mimpi. 

"Luis, kau sudah bangun?", ibunya datang ke kamarnya membawakan minum. 

"ibu, apa yang terjadi barusan sungguh terjadi?", Luis bertanya kepadanya masih merasa tidak enak. 

"yang terjadi?", tanyanya bingung. 

"segala kejadian mengerikan saat aku dan yang lain bermain bola dan Joseph", kata – katanya terputus. 

"sudahlah, istirahat dahulu. Mungkin Luis sangat kelelahan", katanya mengelus kepalanya. 

Luis semenjak merasa sedikit lebih tenang. Kiranya segala hal buruk itu telah terjadi secara benar – benar. Namun jikalau hal itu pun sungguh terjadi, ibunya tidak akan mungkin melihat segala peristiwa yang terjadi secara detail. 

"para warga hanya menemukanmu dan Oliver terbaring pada sebuah rerumputan di dalam hutan yang berasap", ia tiba - tiba terkejut.

 "jadi hal itu benar – benar terjadi?", gumamnya. 

"ibu tidak tahu apa yang kalian lakukan hingga terbaring di dalam hutan yang berbahaya itu", katanya membuka pintu hendak ingin keluar. 

Mengingat apa yang dikatakan oleh ayahnya dua hari yang lalu, firasatnya menjadi semakin buruk. 

"untuk hari ini beristirahatlah dulu. Ibu akan menyiapkan makan malam sebentar lagi", Valentina menutup pintunya dan tersenyum sambil mengatakan hal itu. 

"apa yang sebenarnya terjadi waktu itu?", gumamnya kembali sambil berbaring. 

(–) 

Matahari telah surut terbenam pada jendela sebelah kamar tidurnya. Masih berbaring dengan lemas, ia menatap bagaimana hari berubah menjadi gelap pada kedua matanya yang kini tidak terpancar oleh sinarnya. Perlahan ia bangun berdiri dan membuka pintu kamarnya. Di sebelah kanan dilihatnya meja makan yang telah tersaji piring serta alat makan. Di saat yang sama dilihatnya juga ibunya yang berjalan membawakan berbagai sayuran serta daging dengan tangannya yang masih terbalut dengan perban. 

"ah Luis, ayo kita makan", ajaknya dengan senyuman. 

Tak ingin terlihat lelah, ia pun membalas ajakan itu dengan ekspresi senang yang ia selalu tampilkan. Namun kini, pancarannya tidak seindah apa yang dulu ia perlihatkan. 

(–) 

Luis duduk di kursinya seperti biasa pada tengah – tengah antara tiga kursi yang ada. Valentina juga ikut bergabung dengannya pada tempatnya di sebelah kanan. Keheningan menutupi segala waktu makan malam di mana Luis menatap kursi sebelah kiri. 

"oh ya Luis, ibu baru saja ingat", katanya memulai pembicaraan. 

"sebentar lagi kan ulang tahunmu yang ke dua belas". 

Luis menghentikan suapan makanannya. Mendengar itu, ia juga baru ingat akan ulang tahunnya yang sebentar lagi akan datang. Sedikit aneh baginya bahwa ia baru ingat akan hal itu mengingat satu minggu yang lalu ia sungguh menantikan hari itu. 

"ah iya, aku sungguh tidak sabar", jawabnya membalas perkataan ibunya dengan senang. 

"untuk hari itu, ibu berpikiran untuk mengajakmu pergi mengelilingi Nocterum untuk satu hari. Selama ini Luis hanya berada di area tempat ini dan ibu merasa bahwa ini merupakan tanggung jawab ibu karena belum membawamu pada tempat seperti itu", katanya melanjutkan makan malamnya. 

"mengunjungi seluruh area Nocterum ya?", gumamnya sambil menyuapkan sepotong daging ayam. 

"baiklah, aku sungguh tidak sabar", jawabnya semakin senang. 

Dungeon Duolist vol 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang