Same view, different goal pt.3

2 1 0
                                    

Langsung setelah mendengar perkataan Larry, Edzard segera berlari di hadapan Averie. Belati kecil yang ia ambil sewaktu berada di dalam ruangan kerajaan Imvitia, dikeluarkannya menggunakan tangan kanannya. 

"kakak, apa yang terjadi?", Averie terkejut karena Edzard menghalangi pemandangannya dari segala Hellhound yang ada. 

"aku juga belum mengerti sepenuhnya, tapi dari apa yang dikatakan Larry, sinar hijau dari dalam dirimu itu akan menarik perhatian segala monster yang ada", Edzard menjawabnya. 

Tak lama setelah ia berkata demikian, ucapan Larry sungguh benar terjadi. Tidak hanya enam ekor Hellhound yang menyerang masing – masing yang ada di tempat itu, namun dua ekor lagi muncul dari semak di belakang Averie. 

"terus berdekatan denganku, jangan sampai mereka mendekatimu", Edzard memperingatkan sambil mendekatkan Averie padanya. 

(–) 

Keadaan malam yang sangat gelap kini mulai terhancurkan oleh sinar bulan yang bergerak di hadapan mereka. Segala penampilan mengerikan dari Hellhound dapat nampak dengan jelas. Namun, tidak hanya penampilannya yang menyerupai monster anjing yang ganas, mulut dengan air liur dan taringnya yang tajam juga memberikan perasaan yang serupa sewaktu Edzard menghadapi monster serigala. Matanya terbuka secara tajam, dan keinginannya untuk membunuh sangat tercermin di wajahnya. 

"ingatlah Averie, jangan mencoba menyerang mereka dan jika ada yang berlari ke arahmu, menghindarlah kepadaku", Edzard berbalik mengingatkannya. 

Tak lama kemudian, satu langsung berlari menyergap Edzard. Lariannya yang cepat sempat mengejutkannya. Edzard melompat ke sisi kanan sambil meluncurkan dirinya secara melintang. Salah satu Hellhound itu gagal mengenainya. Bersamaan dengan itu, ia melihat ke belakang untuk memeriksa keadaan Averie, dua dari empat Hellhound telah bergerak dan tidak ada dari mereka yang terkena. 

"baiklah, di mana dua lagi?", gumam Edzard melihat ke sekelilingnya. 

Berbeda dengan yang dilakukan kedua Hellhound yang pertama, sisa dua dari mereka hanya bergerak pelan pada tempat mereka yang semula dengan kedua mulut apinya yang bersiap menyemburkan panas apinya ke arah Averie. Edzard segera menghampiri tempat di mana ia berada dan menyemburkan hawa es yang dingin ke arahnya. Serupa dengan apa yang terjadi dengan bekas bakaran yang terkena air, uap putih kembali datang menutupi pemandanganya. 

"hah, hah...", nafas Edzard terasa berat sambil memandang posisinya agar dapat mengamati keberadaan mereka setiap saat. 

"tunggu!", gumamnya merasakan suatu hal yang sama dengan apa yang telah ia alami. 

"keadaan di mana aku tidak bisa melihat keadaan sekitar, dan bahaya akan monster berbahaya yang dapat menyerangku kapan saja. Berarti ini-". 

Tidak sempat menyelesaikan pemikirannya, apa yang ia takutkan langsung terjadi. Sungguh kejadian yang tidak asing baginya, namun kali ini, tidak mungkin ia menahan dirinya dari serangan dua monster bernapas api yang menyerangnya dari sisi yang berbeda. 

Dengan belati yang selama ini ia pegang dengan kuat, Edzard menebaskannya dengan kuat pada wajah Hellhound yang ada di hadapannya. Serangan yang kuat itu dapat mengeluarkan darah serta air dari dalam diri makhluk itu. Walau ia telah menahan serangan dari salah satu Hellhound di depannya, masih ada satu yang menyerang dirinya dari belakang. 

Tidak sempat melakukan apa – apa, Edzard hanya dapat berbalik dan menyaksikan taring serta bukaan mulut monster itu dengan sepenuhnya. Kedua matanya tertutup. Namun setelah beberapa detik berlalu, tidak ada yang terjadi kepadanya. Edzard membuka matanya dan melihat Averie yang berdiri di hadapannya dengan salah satu tangan kanannya yang ia arahkan ke atas. 

Yang telah terjadi di hadapannya, nampak sebuah akar serta batang tanaman dengan duri yang tajam berada di sekitarnya. Hellhound yang terkena tusukannya dari dagu hingga depan matanya, kini tidak dapat membuka mulutnya lagi. 

(–) 

"Averie...!", Edzard berseru melihatnya yang telah melakukan hal itu. 

Melihat Hellhound yang telah terjatuh mati di hadapannya, ia kira bahwa Edzard akan marah kepadanya. Namun berbeda dengan apa yang ia kira, Edzard segera datang dan berjongkok ke arahnya dengan wajah yang ragu. 

"apa kau tidak apa – apa?", tanyanya melihat tangan dan wajahnya yang hanya terlihat kotor karena asap dan debu. 

"iya, aku tidak apa – apa", jawab Averie. 

"baguslah kalau begitu", Edzard berdiri dengan senyuman kecil padanya. 

Walau kedua Hellhound yang menyerang mereka telah mati, pandangan Edzard masih terfokuskan pada sekitar tubuh Averie yang memancarkan sinar hijau. Semakin lama semakin redup, namun hingga saat ini juga, sinar itu masih nampak padanya. 

(–) 

"apa kalian baik – baik saja?", Tilia mendekati semuanya yang telah mengalahkan Hellhound itu. 

"iya, aku tidak apa – apa", Edmund berdiri dengan nafasnya yang terengah dan berbagai debu serta tanah mengotori segala wajahnya. 

Sambil memegang tombak miliknya, terlihat lumuran darah yang tertetes dari gagang hingga ujungnya sampai jatuh ke tanah. 

"ini bukan apa – apa", Achazia memegang kepala Hellhound yang ada dengan cakarnya. Segala tubuh Hellhound tersebut terlihat terseret sejauh lima meter dari tempat ia berdiri. Sambil melihatnya dengan jijik, ia melepaskan jeratannya dan membiarkan kepala yang mulai kehabisan darah itu jatuh. 

 "tidak masalah", Larry berjalan tanpa ada noda apapun pada dirinya. 

Meski semuanya memiliki berbagai kotoran dan noda darah sehabis berhadapan dengan Hellhound, Larry sendirilah yang memiliki penampilan paling bersih. Apa yang tersisa dari Hellhound yang telah ia kalahkan hanyalah abu hitam yang mengeluarkan asap kecil di belakangnya. 

"bagaimana dengan Edzard dan Averie?", Tilia melihat ke sekelilingnya. 

"kita juga tidak apa – apa", Edzard berjalan dari tempat pertarungannya dengan Averie di depan. 

Melihat mereka yang berlumuran dengan darah Hellhound, Larry menatap penampilan Averie dengan tajam. 

"rupanya belum membaik ya?", lanjutnya berjalan menghampiri Averie. 

Setelah memperhatikan penampilannya secara sesaat, ia membalikkan badannya ke arah sinar bulan yang masih berwarna kuning dan ungu. 

"karena hal yang dilakukan oleh Tilia sebelumnya, sisa dari kelompok magis yang mengetahui akan keberadaan kita, kini memberikan suatu peringatan kepada kita semua", Larry membalikkan kepalanya ke belakang sambil memandang Edzard. 

Cahaya terang dari bulan menerangi kedua mata ungunya sehingga terlihat bersinar terang. Orang yang melihatnya pasti akan merasakan suatu keinginan terdalam yang tidak dapat mereka katakan. 

"memperingatkan akan keberadaan kita? Apa maksud dari perkataanmu?", Edzard masih tidak mengerti. 

"dari segala yang kita lihat sampai sekarang, sudah terlihat jelas siapa yang mengatur segala rintangan yang harus kita hadapi untuk mencapai pada tempat persembunyian mereka", Larry berbalik dan berjalan perlahan ke arah Edzard. 

"segala hal yang kita lewati hingga sekarang terjadi pada area di mana kita dapat bertemu dengan alam. Mulai dari Groobman, markas pertama kelompok magis, apa yang terjadi di rumah Tilia, dan pertemuan kita dengan Hellhound". 

"jadi maksud perkataanmu?", Edzard mulai mengartikan segala hal yang dikatakan olehnya. 

"tidak aneh jika Averie lah yang menjadi sasaran mereka".

Dungeon Duolist vol 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang