Flowing down pt.9

3 1 0
                                    

"baiklah", Alfred membaringkan lelaki itu pada ranjang pada kamar ayahnya. 

Bersamaan dengan itu, keduanya pun kembali memandang wajahnya dari sisi kiri dan kanan. Sambil menatap penampilannya dengan lebih seksama, dilihat raut mukanya yang pucat dengan beberapa bagian dari wajahnya yang seperti terkelupas. 

"jadi, apa yang akan kau lakukan?", Norine beralih menatap Alfred. 

"aku juga tidak tahu. Biasanya jika aku ingin menyembuhkan seseorang, pertama aku akan menanyakan informasi terkait apa yang terjadi dengan mereka", jawabnya menghela napas dan duduk pada kursi yang ada di sebelahnya. 

Masih mempertanyakan keberadaan lelaki itu, Alfred memandang keluar jendela di mana sinar bulan menyinari sebagian kecil ruangan itu dengan terang. Cahayanya yang indah seolah bergerak dari posisi kecil pada pojok ruangan hingga membuat seluruh tempat menjadi terang. 

"sebaiknya aku membawakan air untuknya", Alfred kini beranjak bangun dan keluar dari kamar. 

(–) 

Tak lama dalam pengambilan air, Alfred melakukan gerakan yang sama sewaktu ia mengobati anak perempuan yang sebelumnya. Tanpa menggunakan usaha yang berat, sebagian besar air yang berada dalam gelas itu dapat diminum dengan mudah. 

"sungguh aneh, segala air itu dapat dikonsumsi dengan cepat..", gumamnya heran. 

Namun tidak hanya hal itu yang ia sadari, raut dan kulit wajahnya yang terlihat berantakan beberapa saat yang lalu, lama – kelamaan mulai beregenerasi kembali dan menutup lubang – lubang yang ada dengan kulit yang baru. 

"a-apa yang terjadi?", Alfred berjalan mundur ke belakang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. 

Norine yang menyadari hal itu pun juga melakukan hal yang serupa. 

"ugh...!", sebuah suara keluar darinya. 

"air tadi terasa sangat menyegarkan. Mirip seperti aliran air segar yang pernah kurasakan hari – hari yang lalu", ia mulai berbicara sendiri. 

"hmm?", kedua matanya menatap pada Alfred dan Norine yang berdiri beberapa langkah menjauh darinya. 

"aku merasakan suatu hal yang ada pada dirimu. Apakah itu artinya....", ia belum menyelesaikan perkataannya sebelum sebuah senyuman kecil nampak di wajahnya. 

"siapakah kau?!", Alfred berdiri di sana dengan bingung. 

"ahh, aku pikir seorang dokter harusnya merawat pasiennya dengan baik", jawabnya yang kini duduk di sisi ranjang. 

"aku bukan seorang dokter!", balasnya merasa sedikit kesal. 

"baiklah baiklah. Tapi kau tidak dapat menolak kenyataan bahwa beberapa orang telah mengenalmu sebagai orang yang dapat menyembuhkan segala penyakit. Benarkah begitu Alfred?", lelaki itu menyipitkan matanya. 

"kau juga tau namaku?", Alfred semakin bingung. 

"tentu saja. Tapi jika hanya satu anggota yang mengenal satu sama lain, maka hal itu akan terasa aneh". 

"perkenalkan, namaku Selvan", katanya mengulurkan tangannya. 

Sambil menatap uluran tangannya itu, Alfred merasa ragu untuk menerimanya. Namun dengan tangannya yang bergetar, ia pun setuju untuk menjabat tangannya. 

"r-rasanya segar", gumamnya setelah kedua tangan mereka bersentuh. 

Sebuah rasa nyaman terasa dari diri keduanya. Seperti sebuah kehidupan tanaman yang tumbuh subur dan sehat jika selalu terkena sinar matahari dan air yang cukup. 

Dungeon Duolist vol 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang