"Valentina, maafkan aku. Kemarin malam ada sebuah panggilan khusus bagi seluruh prajurit kerajaan sepvitis untuk berkumpul pada tempat pertemuan kerajaan. Aku tau bahwa waktu kita bersama selama makan malam kemarin tidaklah begitu lama. Namun perintah ini merupakan tugas yang tidak dapat kutolak. Aku harap kau dapat mengerti dan semoga saja tugas ini dapat selesai lebih cepat dari yang kuharapkan", Valentina selesai membacakan selembar kertas yang ia temukan pada waktu pagi.
Setelah membaca teks itu, tiba – tiba ia merasa kesal dan tidak siap dengan apa yang akan ia terima. Baik kepada dirinya maupun kepada Christian, dirinya bingung harus berkata apa. Selama matahari masih belum menunjukkan penampilannya secara penuh, ia duduk di meja makan sambil merenungkan apa yang telah ia baca.
(–)
Melihat ibunya yang duduk diam dengan tangannya yang menopang kepalanya, Luis berjalan mendekatinya dengan perlahan. Dengan segala perilakunya yang selalu senang, sekarang ia mengerti bahwa saat ini bukan waktunya untuk itu.
"ibu?", katanya dengan pelan.
"iya Luis?", jawabnya sambil memberikan senyuman.
"apa semuanya baik – baik saja?", tanyanya khawatir.
"ha iya, tidak ada apa – apa. Ibu hanya merasa sedikit lelah dengan pekerjaan kemarin", katanya menyembunyikan ekspresinya barusan.
"bagaimana kalau Luis bermain di luar terlebih dahulu? Ibu akan membersihkan meja dan lantai yang kotor", ucapnya meski seluruh lantai telah ia bersihkan kemarin malam.
"baiklah", jawabnya dengan sedikit senyuman di wajahnya.
Namun karena apa yang dia saksikan barusan, ia tahu bahwa sesuatu sedang tidak beres.
(–)
"hey Luis, ayo kita main bersama", suara panggilan terdengar dari sebelah kirinya.
"eh, Oliver dan Joseph", jawabnya memandang mereka berdua.
"apa yang kamu lakukan duduk sendirian di sini?", tanya Oliver memegang sebuah bola.
"ah, tidak ada apa – apa", Luis beranjak bangun.
"baiklah kalau begitu, ayo kita pergi", ajak Joseph yang mulai berjalan.
"eh, kita mau ke mana?", tanyanya mengikuti mereka dari belakang.
"kita ingin mencoba bermain di dalam sebuah hutan dekat rumahmu ini", jawab Oliver berjalan lebih cepat.
"hutan dekat rumahku?", katanya seperti teringat sesuatu.
"iya, ayo ke sini".
Luis melihat mereka berdua yang sudah berjalan lebih jauh dibandingkan dengannya. Langkahnya ia percepat agar dapat menyusul kepada mereka.
"seperti ini", Joseph berdiri pada sebuah tumpukan batang kayu yang berdiri pada sisi kiri dan kanan.
Sebuah alas dari daun – daun tertumpuk membentuk garis pada tengah – tengah. Tempat yang mereka pilih sebagai lapangan mereka terlihat cukup luas dengan pohon – pohon besar yang mengitarinya.
"aku akan menjadi penjaga bola pada tempat ini", katanya pada posisinya yang tadi.
"dan kita berdua akan merebut bola hingga salah satu dapat menendangnya masuk ke dalam dua batang yang Joseph jaga", Oliver menambahkan.
"baiklah", Luis siap bermain.
(–)
Oliver menaruh bola yang ia pegang pada garis daun itu. Mereka berdua berdiri dengan jarak antar bola yang sama dengan kedua pandangan terarah kepada bola itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Duolist vol 1
FantasySinar bulan muncul di tengah malam hari yang sunyi di kota Aeithein. Dari kejadian itu, banyak orang yang tertarik akan keindahannya. Namun di balik fenomena mengagumkan itu, dari dalamnya menyimpan suatu kutukan yang melanda seluruh kota. Bagi mere...