Seluruh area ruangan penjara masih ditutupi oleh asap yang tebal. Dari tempat persembunyian yang sekarang tertumpuk dua orang yang tidak sadarkan diri, Edzard berjalan kembali pada posisi penjaganya untuk menarik ketiga penjaga yang masih berdiri. Ia berdiri tegak dengan cara berjalan yang lambat. Mengingat cara yang dilakukannya telah berhasil sampai sekarang ini, Edzard tetap ingin untuk mengulanginya kembali.
Namun saat sebelum ia sampai pada tempatnya, suatu bayangan terasa di belakangnya. Edzard berbalik untuk memeriksanya. Namun karena penglihatannya tidak dapat mengamati sesosok tersebut, is hanya dapat diam dan menjaga sekelilingnya agar tidak ada yang menyerang dari belakang. Beberapa menit kemudian dan tidak ada yang terjadi. Seluruh lorong terasa sangat sepi dibandingkan dengan hawa yang dirasakannya sebelum melumpuhkan dua penjaga itu.
"hah", Edzard menghela napasnya perlahan.
Setelah mengamati sekelilingnya untuk beberapa kalinya, ia pun berniat untuk kembali pada rencana awalnya.
(–)
Edzard telah sampai pada posisinya yang sebelumnya, namun kini menggantikan tempat berdiri penjaga kedua. Walau tinggi dan bentuk tubuhnya jelas terlihat berbeda dibandingkan dengan kedua penjaga yang sebelumnya, tidak ada seorang pun yang mencurigai dirinya selama ini. Untuk semenjak, Edzard berusaha untuk memikirkan apa yang dirasakan oleh penjaga nomor dua karena kekalahannya itu terlihat konyol dan tidak profesional.
"ah, sudahlah", gumam Edzard tidak ingin memikirkannya.
Seperti yang telah ia lakukan sebelumnya, Edzard menggenggam senjata milik penjaga pertama pada tangan kanannya. Ia memandang ke arah sel nomer enam yang berada di sisi kanannya.
"hah?", Edzard seketika bingung.
Bukannya melihat seorang penjaga yang berdiri di sebelah sel nomer enam, Edzard tidak melihat adanya siapapun yang berada di sana sama sekali.
"apa aku telah tertangkap?", tanyanya mengingat cara – cara yang telah ia lakukan untuk melumpuhkan kedua penjaga itu sangat tidak efisien dan juga tidak terlalu memikirkan pendengaran penjaga lainnya.
Edzard sekilas panik memikirkan situasi yang telah ia lakukan kepada dirinya sendiri. Namun daripada diam di tempat dan tidak melakukan apapun, ia pun berniat untuk berjalan menyusuri sel nomor enam, empat, dan dua untuk memeriksa keberadaan mereka.
"tidak ada, tidak ada, dan tidak ada juga", gumamnya kepada ketiga sel yang seharusnya ditempati oleh tiga penjaga.
"ke mana mereka semua?", tanyanya kembali setelah sampai pada ujung sel terakhir.
"apa Achazia sudah melumpuhkan mereka semua?", ia balik berpikir selagi melepaskan pakaian penjaganya yang ia kenakan.
Edzard memandang ke sekelilingnya untuk melihat posisi Achazia. Walau sedikit samar – samar karena asap yang masih menutupi pandangannya, Edzard tetap dapat melihat Achazia yang berdiri bersandar pada sel nomer satu dengan empat orang penjaga yang terjatuh tepat di depan sel mereka masing masing.
"wow, dia cepat", komentarnya melihat hal itu.
Namun karena jumlah total penjaga yang ada adalah sepuluh, sudah terlihat jelas bahwa satu penjaga dari bagian Achazia telah hilang juga.
(–)
"apa semuanya sudah selesai?", tanya Edzard sambil menghampiri Achazia yang melihatnya datang.
"jika dilihat, nampaknya sudah. Tapi karena jumlah penjaga yang ada di bagian ini ada lima, aku rasa ada yang kurang", balasnya tidak merasa puas.
"aku juga mengalami hal itu, tiga penjaga tiba – tiba menghilang dari posisinya. Apa kita sudah tertangkap oleh keempat penjaga itu?", Edzard mulai memikirkannya.
"sepertinya tidak", Achazia langsung membalas perkataannya.
"jika kita sudah tertangkap, maka beberapa penjaga lagi akan datang menuju tempat ini sebagai bala bantuan. Tapi dengan apa yang terjadi sekarang, tidak ada siapapun yang berada di tempat ini", lanjut katanya memandang sekeliling sel yang kosong.
Edzard berdiam sebentar, masih memikirkan alasan menghilangnya keempat penjaga itu.
"baiklah kalau sudah tidak ada lagi. Lebih baik kita tidak mencari keempat penjaga itu agar tidak menimbulkan lebih banyak bahaya lagi", kata Edzard menghadap ke ujung lorong yang masih tertutup oleh asap.
Keduanya berjalan ke depan menuju tangga yang terdapat di depan lorong itu. Walau asap api masih terlihat tebal dan menutupi penglihatan mereka, hal itu tidak lagi menjadi permasalahan yang besar berkat angin yang dihasilkan oleh Achazia. Langkah kaki mereka pelan dan berhati – hati, karena hal yang terjadi tadi, mereka masih tidak yakin dengan apa yang akan terjadi setelah sampai pada tangga keluar lantai.
"tunggu dulu!", Edzard berhenti berjalan.
"bukankah terdapat dua penjaga yang berdiri di sisi tangga itu?", Edzard bertanya pada Achazia.
"hal itu benar, namun sama seperti keempat penjaga yang berada pada sel – sel ini, mereka pun sudah tidak ada", Achazia menjelaskan.
"mereka sudah tidak ada?", Edzard merasa semakin bingung.
"apa dengan ini kita dapat keluar dengan mudah seperti ini?", gumamnya tidak mengira hal ini akan terjadi.
Edzard melanjutkan jalannya yang bersamaan dengan Achazia. Keduanya lama – kelamaan semakin dekat dengan tujuan terakhir mereka pada lantai ini. Namun sepuluh langkah sebelum mereka dapat sampai pada tangga itu, kali ini giliran Achazia yang menghentikan langkahnya.
"ada apa?", tanya Edzard ikut berhenti.
"ada suatu aura kuat yang mendekati kita", katanya.
"apa maksudmu?", tanya Edzard sambil melihat sekelilingnya.
Sesaat setelah Achazia mengucapkan hal itu, asap – asap yang tersingkirkan ke samping kiri dan kanan dari mereka berdua, kini bergerak di hadapan mereka. Segala asap yang tadinya menutupi seluruh ruangan sel itu, sekarang berkumpul pada satu titik yang sangat padat.
"apa yang terjadi?", Edzard mengambil dua langkah ke belakang.
"dia datang...!", kata Achazia singkat. Dari sekumpulan asap yang bersatu itu, terciptalah seorang manusia di tempat itu juga.
(–)
Di hadapan mereka, berdirilah seorang dengan jubah merah dan hitam, wajah yang sedikit terbakar pada bagian pipi sebelah kanan, serta tongkat merah menyala yang di pegangnya. Dari penampilannya sendiri, Edzard dapat tahu bahwa orang yang berdiri di hadapannya adalah orang yang telah dikatakan oleh Achazia beberapa saat sebelumnya.
"orang dengan tongkat merah", kata Edzard pelan.
Orang itu berdiri diam dan hanya mengamati Edzard dan juga Achazia dengan cermat. Ekspresinya tenang, namun dari hawa panas yang ia miliki, sudah terlihat jelas bahwa dia tidak senang.
"sepertinya dua tahanan mampu keluar dari penjagaku", katanya menatap Edzard dan Achazia.
"satu dari mereka adalah tahanan baru dan satu lagi adalah...", perkataannya terputus.
"satunya lagi adalah Achazia", lanjutnya.
Edzard dan Achazia berjaga – jaga pada posisi mereka. Ikut memandang diri orang itu dengan cermat.
"sebenarnya aku tidak terkejut melihat kalian di hadapanku saat ini. Walau aku kecewa dengan pengawasan dari seluruh penjaga disini, usaha kalian memang cukup mengesankan.", lanjutnya mulai berjalan ke kiri dan kanan tanpa mendekati mereka.
"bahkan kalian dapat dengan diam – diam melumpuhkan enam penjaga yang berada disini. Yang satu melakukannya dengan sangat konyol dan yang satu dengan brutal. Namun sayang, enam dari dua belas tidak dapat kalian kalahkan sendiri".
Edzard dan Achazia keduanya bersiap – siap melihat enam penjaga lagi.
"tapi itu salahku tidak menyadari seorang lagi yang datang", lanjutnya menatap ke atas dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Duolist vol 1
FantasySinar bulan muncul di tengah malam hari yang sunyi di kota Aeithein. Dari kejadian itu, banyak orang yang tertarik akan keindahannya. Namun di balik fenomena mengagumkan itu, dari dalamnya menyimpan suatu kutukan yang melanda seluruh kota. Bagi mere...