Lost

4 2 0
                                    

Satu sisi kanan kamar hancur sepenuhnya, dan dari situ hilanglah jejak dari Edzard dan kedua pengguna magis tadi. Edmund, Larry, Maxwell, Tilia, dan juga Averie melihat kehancuran yang telah diakibatkan oleh kejadian itu. Yang tersisa di situ hanya serpihan - serpihan kayu yang berserakan dan lubang - lubang yang muncul di seluruh lantai. Kelimanya memandang hasil kejadian yang mengerikan itu, tidak percaya dengan apa yang mereka telah saksikan.

"Edzard!", teriak Edmund pada langit malam yang terang itu.

(-)

Edmund duduk bersender di sebelah tembok di dalam kamar. Tombaknya tergeletak tepat di depan kakinya. Di dalam diri dan pikirannya, hanya ada kekesalan dan kemarahan kepada dirinya sendiri. Mengapa dia tidak bisa membantu Edzard di waktu yang tepat, kemampuannya untuk menghancurkan sebatang kayu yang sangat lambat, dan ketidakmampuannya untuk bereaksi cepat dengan tindakan yang telah terjadi.

(-)

Di atas ranjang, Averie hanya bisa diam dan memikirkan apa yang baru saja ia saksikan. Sama seperti Edmund, dalam dirinya ia juga membenci dirinya sendiri karena segala hal yang seharusnya ia lakukan untuk membantu kakaknya terbuang. Jika Averie bisa menyadari kehadiran kelompok magis pada waktu yang lebih cepat, pastinya ia dapat melakukan sesuatu untuk membantunya.

(-)

Di ruangan depan, Larry, Maxwell, dan juga Tilia pun merasa kecewa dengan diri mereka masing - masing. Yang seharusnya melindungi mereka bertiga, malahan tidak dapat merasakan kedatangan musuh di rumah yang sama. Dari balik kamar, Tilia bisa melihat Edmund dan juga Averie yang sedang merenungkan kehilangan Edzard di tempat mereka sendiri. Walau kasihan dengan perasaan keduanya, ia tidak dapat mengeluarkan pemikiran bahwa ini merupakan salahnya untuk memasukkan mereka bertiga di dalam kamar itu tanpa ada pengawasan darinya.

Maxwell yang berdiri di sisi samping kamar pun sangat kesal dengan apa yang telah terjadi dan ketidakmampuannya untuk melakukan apa - apa. Statusnya sebagai ketua koordinator pasukan kerajaan Imvitia terasa tidak berarti jika untuk melindungi seorang pun ia tidak mampu. Namun di tengah kekecewaan semua orang, Larry lah yang paling terpukul dengan peristiwa itu. Ialah yang berjaga pada waktu malam itu Edzard ditangkap, ialah yang seharusnya menyadari apa yang terjadi di dalam sana. Tapi karena kelalaiannya di tengah malam hari, Edzard lah yang harus membayarnya. Hanya memikirkan mengenai hal itu, Larry memukul dinding kayu di sebelahnya dengan keras.

"apa yang telah kulakukan?".

(-)

Sinar matahari telah datang menyinari lubang besar yang tersisa akibat tadi malam. Mereka berlima hanya menghabiskan sisa malam hari tanpa tidur dan hanya menyesali apa yang telah terjadi. Sebagian diri Edmund berharap bahwa semua yang terjadi tadi malam hanyalah sebuah mimpi buruk yang ia saksikan. Namun setelah ia merasakan hangatnya pagi tiba, ia sadar bahwa semua kejadian itu nyata. Larry, Maxwell, dan Tilia duduk mengelilingi sebuah meja yang berada di ruangan depan. Ketiganya duduk dengan tenang, masih memberi waktu bagi Edmund dan Averie yang berada di kamarnya.

"bodohnya aku tidak menyadari apa yang terjadi pada tengah malam tadi. Setelah mendengar sesuatu yang tidak biasa, seharusnya aku langsung memeriksa keadaan mereka".

"aku juga menyesal karena telah menyedikan mereka kamar tempat tidur tanpa menjaganya sendiri", lanjut Tilia memandang pintu kamarnya.

"aku tau kita semua merupakan salah satu sebab Edzard ditangkap, namun apakah kalian tahu bekas - bekas ranting dan batang kayu apa yang berada di seluruh lantai?", tanya Maxwell.

"itu pasti perbuatan mereka!", kata Larry memikirkannya.

"keempat elemen di dunia, tanah. Pemikiranmu pasti benar ", sambut Tilia mengingat tulisan yang telah ia terjemahkan.

Maxwell berdiri dan mengambil kertas bahasa latin yang berada di bawah kakinya dan menaruhnya di tengah - tengah meja.

"aku rasa teks ini mempunyai lebih banyak petunjuk di mana mereka membawa Edzard", ucapnya.

"emosi dan pengkhianatan manusia yang kejam", Larry mengucapkan kalimat itu kembali dengan nada yang pelan.

Tilia melirik ke arahnya.

"Larry, bukankah kau bilang bahwa kelompok magis berasal dari Nocterum?".

"iya, itu benar. Dari satu kalimat yang dibacakan tadi, aku rasa tidak mungkin kalau mereka hanya memiliki tempat persembunyian di Nocterum", jawabnya.

"jika dipikirkan baik - baik, kita telah berjalan menyusuri seluruh Nocterum dan selama ini, tempat persembunyian yang kita temukan hanya ada satu yang telah ditinggalkan", Maxwell menambahkan.

"berbicara mengenai lokasi kelompok magis," Tilia mengambil alih pembicaraan.

"selama aku berada di Nocterum dalam rangka sebuah investigasi, aku pernah mendengar raja Alaric berbicara pada seluruh warga - warga sekitar. Dari perkataannya itu, dia mengatakan mengenai masa lalu kotanya yang telah kalah dengan Aeithein dan segala masa lalu lainnya yang sudah diketahui oleh banyak orang. Namun anehnya, dia juga mengkonfirmasi bahwa segala tuduhan mengenai kelompok magis adalah tuduhan yang tidak benar".

"apa!?", seru Larry dan Maxwell.

"aku tetap percaya dengan segala hal yang kalian katakan mengenai kelompok magis, namun nampaknya raja Alaric pun tidak ingin mengakui keberadaannya kepada para warganya. Dengan segala perkataannya dia pasti...".

"masih menyimpan dendamnya dengan Aeithein", sambung Larry.

"emosi dan pengkhianatan manusia yang kejam. Itu pasti bermaksud dengan kejadian perang sepuluh tahun yang lalu dimana raja Adelio mengkhianati perjanjian damai raja Alaric karena kecurigaannya dengan kekuatan kelompok magis", Larry melanjutkan perkataannya.

"berarti, tempat persembunyian kelompok magis yang sekarang ini berada di...".

"Aeithein!", kata Larry dan Tilia yang mendahulukan Maxwell.

"Aeithein, tempat yang sekarang dipenuhi oleh monster - monster, malam yang tidak pernah selesai, dan kondisi warga yang sangat rapuh. Bisa kubilang, mereka pasti mendapat suatu keuntungan dibandingkan dengan kita", kata Maxwell ragu.

"kita sudah menentukan tempat yang kemungkinan merupakan lokasi persembunyian mereka, namun bagaimana dengan Edmund dan Averie?", Tilia melirik ke arah pintu kamarnya.

"aku yakin mereka masih sedih dengan kejadian semalam. Namun karena hal yang sama, mereka pasti ingin cepat mencari Edzard dengan gegabah. Aku sarankan sebaiknya kita berbicara dengan mereka berdua", kata Maxwell ke arah Larry.

"dan untukmu Tilia, mungkin kau dapat mencari informasi lebih lanjut mengenai tempat persembunyian mereka di Aeithein jika kau tidak keberatan", lanjutnya ke arah Tilia.

"aku tidak keberatan. Lagipula kejadian ini juga merupakan salahku jadi aku ingin membantu kalian untuk menyelesaikan masalah ini", katanya.

"baiklah kalau begitu, sesuai dengan rencana kita sebelum masuk ke Nocterum, aku akan berbicara dengan Edmund dan kau akan berbicara dengan Averie", lanjut perkataan Maxwell kepada Larry.

Dungeon Duolist vol 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang