Spread like wildfires

4 1 0
                                    

hey hey~~

cuma mau bilang kalau ini backstory yang kedua. A.K.A sequel dari "a stick to light the fuse"

ngga banyak yang perlu kubilang, so, enjoy (:

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kegelapan. Hanya ada kegelapan yang terlihat oleh matanya. Ingatan buruk akan kejadian yang terjadi terus menghantuinya seperti mimpi buruk yang datang setiap malam. Walau ia mencoba untuk melupakannya selayak bangun dari tidur, rasa yang sama tidak berhenti ia ingat. 

(–) 

"eh.....", Luis membuka matanya secara perlahan. 

Tubuhnya terasa panas dan matanya berkunang – kunang. Masih setengah sadar, hal pertama yang ia lihat adalah rerumputan hijau tempat wajahnya berada. 

"apa kau sudah bangun?", seorang memanggilnya dari sebelah kirinya. 

Mendengar suara itu, segala hal yang terjadi langsung teringat olehnya. Luis bangun sambil melihat ke sekeliling. Apa yang terlihat hanyalah pemandangan hutan di mana pohon serta tanaman tumbuh dengan subur. 

"Luis?", seorang kembali memanggilnya dari samping. 

"jangan sentuh aku!". 

Diikuti dengan keringat dingin, ia menepiskan uluran tangan yang diberikan. 

"a-apa semuanya benar – benar terjadi?!", Luis kembali mengingat kejadian mengerikan yang ia saksikan. 

"apa benar sebagian besar area tengah Nocterum telah terbakar habis. Apakah benar keluarga ku suda-", Luis tiba – tiba menghadap ke kiri. 

Tatapannya menunjukkan rasa tidak percaya, tangannya ia kepalkan sembari mengambil tanah yang ada di sebelahnya dengan air mata ikut mengalir hingga ke dagunya. Selvan menatap Luis dengan rasa iba. 

"sayangnya iya, semua hal itu memang terjadi", katanya. 

Luis menatap ke bawah sambil membuka tangannya yang berisi dengan tanah. 

"mengapa? Mengapa kau membiarkanku hidup?!". 

"mengapa kau tidak menyelamatkan keluargaku saja?!". 

"mengapa aku yang harus hidup untuk melihat tempat tinggalku hancur?!", seiring pertanyaan itu ditanyakan, suaranya semakin kencang. 

Selvan berdiri di belakangnya hanya mendengarkan jeritannya itu sebelum mendiamkannya dengan tepukan halus pada pundaknya. 

"karena aku membutuhkanmu Luis", jawabnya singkat. 

"mengapa kau membutuhkanku? Apa hal yang dapat dilakukan anak bodoh sepertiku ini?!", Luis melepaskan tanah basah itu. 

Selvan menggerakkan tangannya ke atas kepalanya. Dengan sebuah tiupan angin yang mengkomplementasikan gerakan pohon besar yang ada di atas kepala mereka, sebuah daun terjatuh pada bukaan tangan Luis. 

"cobalah kau bayangkan daun itu adalah warga Aeithein yang menyerang tengah kota Nocterum", perintah Selvan. 

Mendengar ucapannya, Luis melihat tangannya yang sedikit bergetar. Tanpa waktu yang lama, sebuah api mulai muncul dari telapak tangannya hingga membakar daun itu sampai habis. 

"a-apa yang terjadi?", tanyanya bingung sekaligus terkejut. 

"aku yakin ibumu sudah memberitahu akan hal ini pada waktu terakhirnya. Namun secara sederhana, kau memiliki kemampuan elemen api", Selvan menjelaskan. 

Dungeon Duolist vol 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang