Malam ini hujan turun deras sekali, aku duduk di sofa sambil membaca novel. Mama juga sedang membaca buku-buku resep masakannya.
"Hujannya deras sekali Va, papa dan Kava juga belum pulang." Mama tampak gelisah.
"Bentar lagi paling ma." Ucapku menenangkan.
Aku dan mama belum makan malam, karena menunggu papa dan Kak Kava. Perutku sudah keroncongan sejak tadi.
"Ma, aku makan dulu yah?" Aku sudah tidak tahan lagi menunggu.
"Eh Ava, nunggu papa sama Kava pulang dulu." Ucap mama.
Tiba-tiba terdengar suara mobil. Aku melongok ke jendela, itu mobil papa, aku bernapas lega. Mama langsung membuka pintu, aku mengikuti dari belakang. Kak Kava turun dari mobil dan mengambil kopernya di bagasi. Disusul papa turun dari mobil. Mama tampak senang sekali melihat Kak Kava pulang, mama memeluk Kak Kava lama sekali, Kak Kava memang baru kali ini pulang ke rumah. Mama pastinya sudah sangat rindu.
Saat Kak Kava menghampiriku, dia hanya mengacak-acak rambutku, dan bilang "Apa kabar kriwil?" aku kesal mendengar Kak Kava, padahal rambutku nggak keriting-keriting amat, hanya bagian ujungnya saja yang ikal.
"Bawain koper kakak ke kamar yah." Ucap kakak sambil menyodorkan kopernya.
"Hmmmmm."
Mama menyajikan makanan begitu banyak, ada sup, tumis kangkung kesukaan Kak Kava, ada opor ayam, dan masih ada lagi lainnya. Setelah makan malam selesai, kami semua duduk-duduk di ruang keluarga sambil menonton TV. Mama menanyakan banyak hal kepada Kak Kava, dari pendidikan kakak sampai perjalanan pulang. Aku membaca novel, sedangkan papa fokus menonton televisi.
"Kamu tahu Kav, tadi siang teman-teman Ava baru saja main ke rumah loh. Tadi ada siapa Va, Zea, sama satu lagi siapa? Mama lupa, anak laki-laki itu siapa?" Ucap mama tiba-tiba ditengah-tengah perbincangannya dengan Kak Kava.
"Javas ma" Ucapku datar.
"Oh iya Javas, anak itu tampan sekali Va." Mama terkekeh pelan.
Papa yang dari tadi fokus nonton TV ikut tertawa mendengar mama.
"Seberapa tampan ma?" Tanya papa.
"Seperti perpaduan antara Asia, Eropa, Timur Tengah." Ucap mama sambil tersenyum-senyum.
"Wah ngga kebayang itu mah." Ucap papa terkekeh dibarengi tawa Kak Kava.
"Iya betul, ya kan Va?" Tanya mama kepadaku.
"Eh...gatau."
"Alah, jangan malu-malu." Sambar Kak Kava.
Mama dan papa tertawa, sedangkan aku merasa kikuk dengan situasi ini.
Tak terasa ini sudah pukul 10 malam, kututup novelku, dan beranjak ke atas. Kak Kava bahkan sejak tadi sudah tidur di kamarnya. Kuhempaskan tubuhku di atas kasur. Nyaman sekali rasanya, hujan pada malam hari membuat tidur semakin nyenyak. Tapi entah kenapa, saat ini aku susah tidur. Firasatku tidak enak, mood ku saat-saat ini juga tidaklah seceria hari-hari biasanya. Aku duduk, mencoba menenangkan pikiran. Kubaringkan tubuhku lagi, kupejamkan mataku, aku berusaha untuk tenang. Aku harus segera tidur, besok aku akan ke pusat kota.

KAMU SEDANG MEMBACA
DI BALIK LUKISAN
Novela Juvenil"Ava!! kamu punya kekuatan!" Seru Javas. Aku menatap kedua telapak tanganku dan rasanya tidak mungkin kekuatan itu berasal dari tanganku. Aku menggeleng ke arah Javas sambil mengerutkan dahiku. "Aku tadi melihat cahaya biru keluar dari tanganmu Va...