21

10.4K 973 16
                                    

H a p p y 💫 R e a d i n g

"Nanti aku gak perlu dijemput. Aku mau main sama temenku," ucap Rio di sela-sela sarapan mereka.

Adam menghentikan acara makannya dan menatap Rio bingung.

"Emang mau main kemana?" tanya Adam bingung.

"Entah. Liat aja nanti, yang pasti gak perlu jemput aku."

Adam mengangguk lalu kembali melanjutkan acara makannya. Mereka sarapan selama lima menit, lalu mulai berangkat menuju sekilah dan kantor dimana mereka akan menjalankan rutinitas mereka.

"Yok berangkat."

Adam bangkit dan disusul oleh Rio. Setelah beberapa saat kemarin Rio selalu diantar jemput oleh Pak Cahyo. Entah kenapa saat ini Adam sedang tidak sibuk hingga bisa pergi bersama Rio.

Selama di perjalanan, seperti biasa, tidak ada dari mereka yang membuka suara. Hingga mereka sampai di depan sekolah.

"Belajar yang rajin. Tingkatin nilai kamu. Tapi jangan berpatokan sama nilai karna nilai gak menjamin masa depan kamu." nasihat Adam.

Rio mengangguk, ia mengadahkan tangannya pada Adam.

Dengan spontan, Adam mengeluarkan dompetnya dan memberikan tiga lembar uang berwarna merah.

Rio mengantongi uang dari Adam dan kembali mengadahkan tangannya. Adam yang mengira kalau Rio kekurangan uang kembali memberikan Rio dua lembar uang berwarna merah.

"Noh udah, gak usah banyak-banyak. Itu satu bulan kalo bisa. Jangan boros." Adam menepuk pelan puncak kepala Rio.

"Padahal aku mau salam."

Beda di ucapan dan beda di tindakan. Mungkin mulutnya berkata ingin bersalaman, tapi tidak dengan tangannya yang kembali mengantongi uang yang Adam berikan.

"Lah?"

Tanpa menghiraukan kebingungan Adam, Rio mengambil tangan Adam dan menyaliminya. Setelah itu langsung masuk ke sekolah dengan sedikit berlari tanpa menoleh ke belakang.

Mungkin ia malu ╮(╯▽╰)╭

Sementara, Adam tersenyum kecil dengan membolak-balikkan telapak tangannya yang baru saja disalimi oleh Rio.  Setelah itu memilih untuk pergi menuju kantornya.

.💫💫💫

Sepulang sekolah, Rio tak langsung pulang ke apartemen. Dengan menggunakan taksi, ia pergi menuju toko yang menjual peralatan untuk ulang tahun.

Jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah, karena hanya menempuh waktu lina belas menit saja.

Rio membeli banyak sekali peralatan ulang rahub, mulai dari terompet-terompet untuk kejutan, lilin ulang tahun, hingga beberapa huruf balon yang akan ia susun menjadi sebuah kalimat.

'Happy birthday Papa'

Selesai membeli peralatan untuk melakukan kejutan untuk Adam. Rio pergi menuju ke toko kue dimana ia memesan kue kemarin.

"Ingin mengambil kue semalam ya, dek?" tanya salah seorang pekerja yang ternyata adalah orang yang sama saat menjualinya kemarin.

Rio mengangguk, dan pekerja itu mengambilkan sebuah kotak kue yang berisi kue pesanan Rio.

"Terima kasih."

Setelah itu Rio memilih untuk pulang me apartemen.

Sampai di apartemen, Rio mulai mendekor ruang tamu hingga cantik khas orang ulang tahun. Setelah itu ia mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Adam.

Sementara di tempat lain, Adam yang sedang fokus pada laptopnya harus teralihkan saat ponselnya bergetar tanda ada yang mengirin pesan.

From My prince

Sibuk?

Adam menyatukan alisnya bingung. Tumben Rio mengiriminya pesan.

To my prince

Enggak
Kenapa?

From my prince
Pulangnya masih lama?

Adam kembali menyatukan alisnya bingung. Sebenarnya apa yang terjadi pada anaknya ini?

To my prince
Belom tau
Emang kenapa sayang?

From my prince
Kalo bisa pulang lebih cepat ya
Gak perlu dibalas
Mungkin kamu sibuk

Rasa penasaran Adam semakin meningkat. Ada yang aneh pada Rio.

Saat Adam sibuk memikirkan apa yang terjadi pada Rio. Tiba-tiba Bian masuk tanpa permisi.

"Happy birthday, bos! Gila, si bos makin tua aja nih."

Bian datang dengan sebuah cake rasa vanila di tangannya. Adam memandang Bian dengan terkejut.

"Kok kamu bawa kue?" tanya Adam bingung.

"Ye si bapak. Pikun amat pak, inikan hari ulang tahun bapak!" kesal Bian.

Adam melihat ke arah kalender, tanggal 12 november 2022. Ah ternyata hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Ah, mengapa hari berlalu begitu cepat. Bahkan tanpa terasa sudah hampir enam bulan ia tinggal bersama Rio. Hubungannya dengan Rio juga sudah semakin membaik. Tapi ia ragu jika Rio mengetahui bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.

Adam tersenyum senang, ia bangkit dan berjalan menuju Bian yang masih betah berdiri dengan menenteng sebuah bolu yang berisi lilin dengan angka 40.

Sepertinya ia sudah semakin tua, ya.

Adam langsung meniup lilin tanpa mengucapkan permohonannya karena itu tidak boleh ya anak-anak.

"Karna hari ini hari spesial pak bos, jadi hari ini pak bos harus nraktir saya makan yuhuu!" teriak Bian heboh.

-t b c- 

Ari terkamcagia ngeliat ceria ini rank 1 di #fiksiremaja 😭

Serius
Ari seneng beaangeett 😭
Bahkan ranknya juga tinggi-tinggi huhu 😭

1 Tahun Bersama Papa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang