37

7.9K 1K 61
                                    

H a p p y 💫 R e a d i n g

Adam melihat jam tangan yang melingkar di tangannya, ternyata sudah pukul 14:30 WIB. Sudah waktunya untuk Rio pulang.

Adam meraih jasnya yang tergantung apik di gantungan khusus jas miliknya. Dan berjalan keluar dari ruagannya.

Menunggu beberapa saat di depan pintu lift. Begitu pintu lift terbuka, ternyata ada dua karyawan perempuannya yang kini menunduk hormat pada dirinya selaku menyapa Adam. Adam hanya mengangguk membalas sapaan ifu dengan angguk hormat.

Ia masuk dan berdiri di samping kiri dua karyawan itu.

Pintu lihat mulai tertutup, lift pun kembali berjalan. Selama di dalam lift, Adam kembali mengecek jam tangannya serta ponselnya.

Begitu pintu lift terbuka di lantai paling bawah, Adam dengan cepat berjalan dan sedikit berlari menuju parkiran.

Adam memasuki mobil milikmu dan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

Begitu sampai di sekolah Rio, ternyata sekolah sudah mulai sepi. Adam membuka pintu mobil, lalu keluar. Megedarkan pandangan ke sekeliling, namun tak juga mendapati sang anak.

Hingga, pandangan Adam jatuh pada seorang siswi yang Adam sendiri tak tau kelas berapa. Adam memilih untuk menghampiri siswi itu.

"Permisi?"

Gadis itu terkejut dengan kedatangan Adam. Dan Adam juga tak kalah terkejut saat melihat gadis itu.

"Nana? Kok baru keluar?" tanya Adam pada sang ponakan.

Gadis itu a.k.a Nana hanya menyengir kuda.

"Tapi nyatat dulu, Om. Eh, Om nyari Kak Rio? Udah pergitadi bareng temannya."

Adam hanya mengangguk, satu tangannya merogoh saku belakan celananya dan mengambil dompet.

Nana yang melihat itu seketika matanya berbinar dan bibirnya menyunggungkan senyum bahagia.

"Om gak perlu ngasi Nana banyak-banyak kok! Cukup lima lembar warna merah aja!" ucap Nana semangat.

Bahkan kini, tangannya sudah terulur bersiap menerima uang yang akan diberikan Adam.

"Dih, siapa juga yang mau ngasi kamu uang."

Lain dibibir, lain juga di tangan. Bibir mengatakan tidak, tapi tangan mengambil beberapa lembar uang berwarna merah dan memberikannya pada Nana.

"Tengkyu, Om! Nana pulang dulu, bye!" Nana langsung berlari menuju mobil jemputannya yang kini sudah berdiri sang ayah dambil menggeleng melihat tingkah anaknya.

Adam yang melihat sang adik ipar pun berjalan menghampiri pria yang umurnya tak jauh berbeda darinya.

"Kak, apa kabar?" tanya pria itu a.k.a Noval, suami dari Wina selalu adik kandung Adam.

"Alhamdulillah, baik."

"Kalo gitu, aku luan ya, kak."

Singkat? Benar, karena mereka memang tak terlalu akrab.

Adam berjalan menuju mobilnya, menaiki mobul miliknya dan melajukannya dengan kecepatan rata-rata meninggalkan pekarangan sekolah.

Saat ia berada tak jauh dari persimpangan yang tak jauh dari sekolah. Jetra Adam melihat segerombolan anak muda yang sedang berkumpul.

Adam mempertajam matanya begitu netranya menangkap sesosok yang ia kenal.

Aldo, teman dari anak semata wayangnya.

Adam pun sedikit mempercepat laju mobilnya. Begitu ia berada tak jauh dari segerombolan anak SMA itu.

Dapat Adam lihat Rio yang sedang bercanda tawa bersama teman-temannya. Namun, pandangan Adam seketika menajam saat melihat aoa yang sedang dihisap dan dipegang oleh teman-teman Rio.

Sebuah rokok.

Benda keramat yang sama sekali ia benci.

Tapi, seketika tatapan tajam itu melunat saat Rio yang tampaknya tidak tergoda  dengan nikotin itu.

Anak itu tanpai santai saat teman-temannya sibuk dengan nikotin mereka. Ia dengan santai menyedot boba yang tadi sempat ia beli.

Adam keluar dari mobilnya, memanggil Rio dengan berteriak.

"RIO!"

Rio yang tadi ingin kembali menyedot bobanya seketika mengalihkan perhatiannya. Menatap Adam dengan tatapan terkejut serta takut. Takut Adam akan mengira kalau dirinya merokok dan melanggar aturan yabg sudah Adam tetapkan.

Adam melambaikan tangannya meminta Rio untuk mendekat. Dengan takut-takut, Rii berlari dengan kencang menuju Adam.

Hingga, tanpa ia sadari, bahwa ada sebuah mobil yang melaju dengan kencang ke arah
diriya.

Brak...

Tabrakan tak lsgi bisa terelakkan. Tubuh Rio terpental beberapa meter, membuat semua orang yang berada di sana seketika memebalalakkan matanya kaget.

"RIOOO!"

- t b c-

1 Tahun Bersama Papa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang