25

11.4K 994 36
                                        

H a p p y 💫 R e a d i n g

"Lo kok berubah, Al?" tanya Deon bingung.

Saat ini, mereka sedang berada di apartemen milik Deon. Menikmati waktu mereka dan enggan untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Gue gak berubah." acuh Aldo.

Deon memutar bola matanya malas, begitupun dengan Zino. Sedangkan Rio? Ia hanya melihat saja tanpa mau nimbrung di percakapan ketiga temannya. Moodnya semakin buruk semenjak insiden di kantin tadi.

"Lo kira kita bego? Jelas-jelas lo berubah, Aldo. Cerita aja, kali. Mana tau kita bisa kasih saran."

Aldo menghela nafas, lalu mulai menceritakan kejadian yang ia alami kemarin.

Flashback on...

"Papa tumben pulang sendiri? Mama mana?" tanya Aldo bingung.

Saat ini, Aldo dengan sang Papa a.k.a Joni sedang berada di rumah mereka yang sekarang hanya di tempati oleh Aldo dan Bibi Neng, selaku pembantu di rumah mereka.

Joni hanya tersenyum, ia mengusap surai sang anak dengan sayang.

"Gak papa. Papa lagi ada sesuatu yang penting yang harus di urus disini."

Aldo mengangguk tanpa curiga. Lalu memilih untuk melanjutkan kegitannnya yaitu menonton televisi.

"Oh ya, nanti malam ikut Papa makan malam ya. Ada yang mau papa kenalkan sama kamu."

Aldo menyatukan alisnya bingung, lalu memilih untuk mengangguk mengiyakan ajakan Joni.

Pada malam hari...

Di sebuah restoran bintang dua, Aldo beserta Joni sedang menunggu seseorang yang Joni bicarakan.

Dengan menggunakan pakai santai, karena acara ini bukan acara formal. Aldo tak henti-hentinya memikirkan siapa hang sebenarnya sang Papa mau kenalkan padanya.

"Pa, orangnya lama lagi, gak?" tanya Aldo.

Pasalnya, mereka sudah menunggu selama lima belas menit namun masih belum ada tanda-tanda seseorang itu akan datang.

Joni mengangkat tangan kanannya untuk melihat jam. Lalu melawan pertanyaan Aldo.

"Mungkin sebentar lagi."

Aldo menoleh nafas kasar. Oh ayolah, tak bisakan tamu itu datang tepat waktu?

Lima menit kemudian, orang yang di tunggu-tunggu oleh Joni datang. Seorang wanita yang mungkin seumuran dengan Joni dan satu orang pemuda yang sepertinya Aldo kenal dia siapa.

Joni bangkit dan memeluk wanita itu. Aldo menyatukan alisnya dan memandang wanita itu tak suka.

"Aldo, kenalin, dia Meli, calon Mama kamu. Dan ini, anaknya Tante Meli, Nio. Dan Meli, Nio, dia Aldo, anak semata wayangku."

Wanita itu a.k.a Meli dan Nio tersenyum manis ke arah Aldo.

Aldo mash diam memikirkan apa yang terjadi. Setelah beberapa saat, Aldo akhirnya mengerti.

"Apa maksud, Papa?!" tanya  Aldo dengan menatap Joni tajam.

"Papa berencana mau menikah dengan Tante Meli bulan depan. Jadi tak ada salahnya untuk mengenalkan Tante Meli ke kamu. Bukanya nanti Tante Meli bakal jadi Mama kamu?" jawab Joni santai.

Braak...

Aldo menggebrak meja dengan kasar, hingga gelas yang berisi air di meja itu jatuh.

"APA MAKSUD PAPA? NIKAH? MAU PAPA KEMANAKAN MAMA? DAN APA TADI? ANAK SEMATA WAYANG? PA! ARAN DAN ARES ITU ADIK AKU! ANAK PAPA! AKU BUKAN ANAK SEMATA WAYANG PAPA! KARNA PAPA PUNYA TIGA ANAK!" teriak Aldo marah.

Joni menatap Aldo santai, lalu menggenggam tangan Meli dan menciumnya. Membuat amarah Aldo semakin menyulut.

"Papa hanya punya dua pilihan untuk kamu. Kamu jadi anak Papa dan Tante Meli serta Kakaknya Nio. Atau kamu memilih ibumu yang penyakitan itu beserta dua anak haramnya."

Bugh...

Tanpa babibu, Aldo membogem sang ayah dengan kuat. Membuat pria paruh baya itu terjatuh dengan sudut bibir yang robek.

Meli dan Nio terkejut akan aksi Aldo. Sementara Joni, ia hanya meludah dan menatao anak sulungnya itu tajam.

"Mana pilihan kamu?" tanya Joni tajam.

"Kak Aldo lebih baik milih Papa aja deh. Secara kan Kak Aldo bisa kayak gini karna Papa kakak."

Belum sempat Aldo menjawab, Nio sudah lebih dulu menyela ucapan Aldo. Membuat Aldo kini menatap Nio dengan tajam.

"Lo siapa berani ngatur gue? Dan satu lagi, lo bukan anak dia!"

Joni bangkit, tangannya sudah terangkat ingin menampar Aldo. Sebelum ucapan Nio kembali menyela aksinya.

"Aku tau, kok. Kak Aldo benci banget sama aku bahkan sering bully aku di sekolah. Tapikan kita sekarang mau jadi keluarga. Aku udah maafin kakak, kok. Kita bisa jadi adik-kakak yang harmonis sama Mama dan Papa."

Aldo tertawa sinis mendengar ucapan Nio yang sepenuhnya bohong. Namun berbeda dengan Meli dan Joni yang kini mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.

"Aldo! Sejak kapan Papa ngajarin kamu bully orang, ha!" teriak Joni marah.

Plak....

"Ini karena kamu sudah membully anak semata wayang saya! Dan mohon maaf tuan Joni, saya tak akan pernah mau menikah dengan anda jika dia akan tinggal bersama kita nanti!" tekan Meli.

"Heh lonte! Lo siapa ngatur-ngatur bokap gue. Muka gak seberapa aja belagu lo!"

Wajah Meli memerah mendengar ucapan Aldo. Nio yang mendengar sang Mama dihina pun gak terima.

Ia maju, dan dengan sengaja menarik tangan Aldo dan menggerakkan tangan Aldo hingga seolah Aldo mendorong dirinya.

Dan dengan dramatisnya, Nio terdorong hingga kebelakang dan menabrak meja yang berada tak jauh dari mereka.

Joni dan Meli semakin terkejut saat melihat kondisi Nio.

"Kalian semua bangsat!"

Aldo meninggalkan lokasi dengan emosi yang siap untuk meledak.

Ia pastikan kalau Nio tak akan pernah hidup dengan tenang di sekolah.

-t b c- 

Gess Ari mo nanya
Kira-kira ini mau dikasi cast gak menurut kalian?
Dan kira-kira, siapa yang cocok jadi castnya?

Kasi saran dungs!

1 Tahun Bersama Papa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang