45

7K 816 59
                                    

H a p p y 💫 R e a d i n g

Adam menatap datar seorang pemuda di depannya. Berbeda dengan kedua orang tua Deon yang hanya menatap dua orang itu dengan tatapan bingung.

"Kenapa kamu ngirim pesan itu ke saya?" tanya Adam datar.

Pemuda itu a.k.a Nio hanya tersenyum tipis melihat tatapan datar Adam.

"Sebelumnya saya meminta maaf sama, Om. Maaf atas semua kesalahan, Nio."

"Ini bukan lebaran. Nanti saja minta maafnya pas lebaran. Langsung to the point aja!" potong Adam.

Nio yang omongannya di potong hanya bisa menghela nafas pelan dan mengangguk.

"Tapi sebelum itu, saya ingin Om memastikan kalau Mama saya akan tetap aman setelah ini!" kata Nio tegas.

Adam menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Melipat kedua tangannya di dada dan menatap Nio bertanya.

"Kenapa saya harus memastikan kalau Mama kamu tetap aman?"

Lagi, Nio menghela nafas sebenarnya, lalu menatao Adam dengan tatapan menantang. Membuat Adam menaikkan satu alisnya bingung.

"Kalo Om gak mau mastikan kalo Mama saya tetap Aman. Saya juga gak akan ngasi tau dimana keberadaannya Kak Rio sama Kak Deon!" tegas Nio.

Adam berdecih pelan, menatap Nio dengan senyum sinis miliknya.

"Saya juga gak mau mendengar info apapun dari kamu! Kamu hanya membuat waktu saya saja."

Adam bangkit dan berniat untuk melangkah pergi. Namun, ucapan Nio mampu menghentikan langkah Adam.

"Kalo Om emang gak sayang sama Kak Rio, Om bisa pergi! Tapi saya bakal mastiin kalo Om bakal ketemu sama mayat Kak Rio karna saat ini Kak Rio hampir mati kelaparan!" ucap Nio sedikit kuat.

Adam kembali duduk dengan atas memburu, menatap Nio dengan tajam saat mendengar kalimat yang di ucapkan oleh pemuda itu.

"Jelaskan!" ucap Adam dingin.

"Kan Nio udah bilang, Nio gak bakal ngomong apa-apa sebelum Om mastiin kalo Mama Nio bakal aman!" ucap Nio kekeuh.

"Oke fine! Saya akan mastikan kalau Mama kamu akan baiik-baik saja!"

Nio tersenyum puas mendengar itu.

"Apartemen Xx No 124, kata sandi 132122."

Adam menatap bingung Nio saat mendengar kalimat yang pemuda itu ucapkan.

"Itu alamat Mama saya saat ini."

Adam mengangguk mengerti.

"Kak Rio sama Kak Deon hampir mati di gedung tua di dalam hutan Kemayoran. Ada rumah tua yang berada tak jauh masuk ke dalam hutan. Tidak ada orang lain disana kecuali mereka berdua. Dan selama dua hari ini, mereka berdua hampir mati karena kelaparan!" jelas Nio singkat.

Adam dan kedua orang tua Deon terbelalak terkejut. Menatap Nio seakan meminta penjelasan. Sebelum Nio kembali menjelaskan, Adam lebih dulu bertanya.

1 Tahun Bersama Papa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang