6

22.6K 1.7K 36
                                    

H A P P Y 💫 R E A D I N G

"Papa, pulang." Adam membuka pintu apartemen dan langsung berteriak.

Rio yang tadinya fokus pada ponselnya di depan televisi langsung mengalihkan pandangannya. Hanya sebentar karena ia langsung kembali fokus pada ponselnya.

Adam yang melihat putra semata wayangnya tetap fokus pada ponselnya pun menghampiri Rio.

"Fokus banget, sih." Adam duduk tepat di samping Rio.

Dengan iseng, Adam sedikit mengintip ponsel Rio. Dan terlihatlah Rio yang sedang memainkan sebuah game diponselnya.

"Besok ke pantai, yuk." ajak Adam.

Rio langsung mengalihkan pandangannya dan menatap Adam tidak percaya.

"Seriusan? Bukannya kau sedang sibuk?" tanya Rio masih tidak percaya.

"Besok papa gak terlalu sibuk. Jadi gimana? Mau kan pergi ke pantai? Kita ngabisin waktu berdua." Rio mengangguk-anggukkan kepalanya setuju.

Kapan lagi bisa ngabisin waktu sama seseorang yang sedari dulu ia harapkan kasih sayangnya.

Adam tersenyum melihat anggukan kepala yang diberikan Rio. Tangan Adam terangkat mengelus rambut Rio.

"Tidur gih, udah malam ni."

"Malam, papa," balas Rio dengan mengecilkan kata terakhirnya hingga Adam tidak dapat mendengar kata itu.

"Malam juga, sayangnya Papa."

Rio bangkit dan berjalan menuju kamarnya berada. Meninggalkan Adam yang kini menatap dirinya dengan sendu.

"Andai Papa bisa mengulang waktu, Papa gak akan egois dan menyia-nyiakan kamu, sayang," gumam Adam dengan lirih.

Adam menghela nafas kasar lalu memilih untuk pergi ke kamarnya dan segera mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah.

Tanpa Adam sadari, bahwa Rio masih berada tidak jauh darinya hingga masih bisa mendengar perkataannya.

"Ya, andai Papa gak egois. Rio pasti bisa melakukan banyak hal dengan, Papa. Rio harap, dengan ini Rio bisa merasakan kasih sayang dari Papa walau hanya setaun." gumam Rio dengan air mata yang mengalir tanpa ia sadari.

Tubuh Rio perlahan merosot hingga kini ia terduduk di lantai dingin apartemen. Rio memeluk lututnya erat dan menenggelamkan wajahnya di lipatan lututnya.

💫💫💫

"RIO BANGUN! KATANYA MAU KE PANTAI!" teriak Adam dengan menggedor-gedor pintu kamar Rio.

"IYA! AKU UDAH BANGUN! LIMA MENIT LAGI AKU KELUAR!" balas Rio berteriak dari dalam.

Mendengar perkataan Rio, Adam mengangguk lalu berjalan menuju dapur dan kembali melanjutkan acara memasaknya.

Seperti yang tadi Rio katakan, beberapa saat kemudian Rio datang dengan keadaan rapi dan juga sudah segar.

"Gak sabar banget ya, mau ke pantai?" canda Adam.

Rio hanya mempoutkan bibirnya kesal mendengar candaan Adam yang terdengar sangat mengjengkelkan baginya.

"Idih-idih, tu bibir ngapain dibegituin? Mau di cium sama pantat teplon?" tanya Adam.

Rio memandang Adam dengan sinis lalu memakan makanan yang memang sudah disiapkan oleh Adam.

"Makan yang banyak, siap itu baru kita pergi." Rio mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar perkataan Adam karena saat ini ia sedang dalam mode tidak bisa diganggu.

Setelah selesai sarapan, mereka berdua langsung pergi menuju pantai yang memang tidak terlalu jauh dari apartemen.

Selama di perjalanan, keadaan sangat hening karena memang mereka fokus pada kegiatan masing-masing.

Seperti Rio yang fokus pada ponselnya dan Adam yang fokus pada jalanan di depannya.

Setelah berada di perjalanan selama kurang lebih dua puluh menit. Akhirnya mereka sampai juga di pantai.

Rio langsung keluar dari mobil dan berlari menuju pinggir pantai. Tidak lupa sebelum itu, ia melepaskan dahulu sepatu yang ia kenakan.

Sedangkan Adam? Ia hanya berjalan dengan santai menyusul Rio. Tidak lupa tersenyum licik memikirkan rencana yang telah ia susun tadi malam.

Kedua tangan Adam memegang suatu benda untuk melancarkan aksinya itu.

Dapat Adam lihat bagaimana bahagianya Rio bermain di pinggir pantai. Senyum bahagia tidak pernah luntur dari bibirnya. Membuat Adam tersenyum bahagia melihatnya.

Begitu Adam sampai tidak jauh dari Rio. Adam mengeluarkan sesuatu yang ia genggam dan kembali melihat benda itu dengan tersenyum licik.

Ternyata itu adalah sebuah mainan ular yang tidak sengaja ia lihat saat berada di kamarnya.

"RIO, ULAR!" teriak Adam histeris dengan melemparkan ular mainan itu ke arah Rio.

"MANA ULAR! MANA ULAR!" balas Rio tidak kalah histeris dengan melompat-lompat heboh.

"HAHAHAHAHA!"Adam tertawa terpingkal-pingkal begitu melihat Rio yang melihat Rio melompat-lompat.

Rio yang sadar kalau ia sedang dikerjain pun menatap Adam dengan sinis. Dan tanpa aba-aba langsung menarik dan mendorong Adam hingga Adam kejebur ke pantai.

Sekarang gantian Rio lah yang tertawa terpingkal-pingkal begitu melihat wajah masam Adam.

Adam langsung menyiram Rio dengan air pantai dan dibalas oleh sang anak.

Akhirnya, mereka berdua saling menyiram satu sama lain dan tidak jarang juga saling melemparkan pasir pantai satu sama lain.

Sungguh bahagia bukan?

-T B C-

1 Tahun Bersama Papa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang