Ketika mendapat notifikasi Bid dengan nilai fantastis di ponselnya, Wina meloncat bahagia. Tidak Dia sangka nilai Daisy begitu tinggi. Dengan cepat Wina melakukan kontak dengan si Kuda Liar untuk melakukan proses pembayaran.
Proses pembayaran dilakukan menggunakan mata uang Ursa. Ursa adalah mata uang digital yang dipakai untuk bertransaksi virtual dalam jaringan internet. Ursa sendiri belum terlalu populer dan masih minim di awasi oleh pemerintah. Pembayaran jenis ini mempunyai banyak keunggulan, salah satunya tidak perlu membayar pajak penghasilan.
Setelah proses pembayaran selesai, Wina segera memanggil Daisy dan membawanya ke salon untuk perawatan. Mulai dari perawatan rambut, wajah, hingga Kuku tidak kelewatan. Daisy tentu saja heran. Memangnya orang seperti apa yang memesannya, kenapa Dia harus melakukan perawatan sedemikian rupa.
Daisy selesai perawatan bertepatan ketika Wina menjemputnya di Salon.
"Ganti baju dulu Dai !" Perintah Wina. Daisy menurut dan mengikuti Wina yang berjalan ke lantai tiga menuju ruangan lain dalam salon, Karena salon itu berbentuk Ruko (Rumah Toko).
Di Lantai tiga Daisy terkejut, ruangan itu penuh dengan gaun malam cantik dan mewah, terdapat banyak lingerie sexy juga disana.
Daisy kemudian melihat Wina mondar mandir memilih gaun untuknya, hingga akhirnya pilihannya jatuh kepada gaun satin yang sexy berwarna hitam.
Wina memanggil Daisy untuk mencoba gaun itu, dan hasilnya luar biasa. Gaunnya jatuh dengan indah membungkus tubuhnya.
Setelah berganti pakaian, Mereka segera berangkat menuju hotel mewah yang telah di pesan Kuda Liar. Sepanjang perjalanan Daisy sangat gugup, berpikir bisakah dia melayani orang yang tidak di kenalnya, terlebih ini adalah pengalaman pertama baginya, bagaimana kalau pria itu jelek dan gendut yang tidak sesuai dengan kriterianya?
"Ini" Ucap Wina sambil memberikan sebuah pil kepadanya.
"Ini apa?" Tanya Daisy penasaran.
"Obat perangsang, sebaiknya lo minum sekarang. Gue gak pernah ketemu dengan pelanggan yang membeli lo . Gue gak mau kalau sampai lo gak bisa melayaninya. Jadi ini buat jaga-jaga saja, takut Dia tidak bisa membuat lo bergairah." Ucap Wina panjang lebar. Daisy menurut dan segera meminum obat itu.
Tidak lama kemudian mereka sampai di hotel tujuan. Wina segera menuju receptionist dan melakukan check-in sesuai dengan kode booking yang dikirim Kuda Liar. Setelah proses check-in selesai, mereka segera di antar oleh porter yang bertugas menuju kamar dilantai teratas.
***
Hadyan sampai di Loby Hotel bertepatan dengan Wina yang keluar dari sana setelah mengantar Daisy.
Awalnya Hadyan tidak ingin menemui Daisy dan berniat hanya membelinya saja tanpa memakai jasanya, Namun Hadyan kemudian berfikir, pasti ada alasan besar kenapa Daisy mau melakukan hal ini. Dan benar saja, setelah di selidiki, Daisy sedang bertengkar dengan Kakaknya. Kalau Hadyan tidak menemuinya sekarang, dia pasti akan melakukan hal ini lagi, dan bukan tidak mungkin Wina melelangnya kembali.
Menurut informasi yang diterimanya, gadis itu bahkan sempat bekerja di sebuah Bar. Hadyan mendesis kesal, seharusnya gadis itu bisa hidup damai setelah masalah di masa lalu kelar.
Namun yang dia tidak sangka ternyata hidup Daisy dan keluarganya tidak semakmur dulu. Hadyan bahkan baru tahu ternyata Gibran berhenti kuliah.
Seharusnya Dia tetap mengawasi keluarga itu sampai Daisy dewasa, Pikirnya dalam hati.
Tetapi semua sudah terlambat, sebelum Daisy terjerumus lebih dalam, Hadyan harus menghentikannya. Hadyan harus bicara dengan Daisy. Dia akan membantu gadis itu melewati kesulitannya. Dengan kekayaan yang dimiliknya, Dia yakin Daisy akan menuruti nasehatnya.
Semula itu yang dia pikirkan.
Ketika Dia memasuki kamar tempat Daisy berada, seluruh niatnya luntur. Daisy, gadis kecil yang dia cintai, telah berubah menjadi wanita dewasa yang sangat cantik. Keduanya terdiam membeku saat mata mereka bertemu. Hadyan dengan tatapan sarat akan kerinduan, sedangkan Daisy menatap dengan penuh kebencian.
Semula Daisy sangat takut dan berniat kabur setelah Wina keluar dari kamar, namun mengingat bahwa Dia sudah sampai sejauh ini, Dia membulatkan tekad untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Hanya beberapa kali sampai tujuan Dia melakukan ini tercapai. Dia hanya bisa berdoa, semoga obat yang diberikan Wina dapat bekerja dengan semestinya.
Tetapi ketika orang yang ditunggu-tunggunya muncul, Dia merasa sangat tersiksa. Mendapati kenyataan bahwa laki-laki yang membelinya adalah pria yang selama ini dibencinya berdiri didepannya. Amarah, kecewa, bahkan rasa malu menumpuk jadi satu.
Dengan cepat Daisy meraih tasnya yang ada atas meja, lebih baik dia pergi dari pada melayani Pria yang tidak sudi dikenalnya lagi.
"Mau kemana?" Tanya Hadyan sambil menahan tangannya. Daisy berusaha berontak, namun tidak berhasil karena perbedaan tenaga.
"Kamu tidak berniat kabur kan?" Tanya Hadyan lagi. Daisy masih bungkam sambil berusaha melepas cekalan Hadyan. Melihat hal itu, Hadyan segera menarik Daisy dan melemparnya ke atas kasur.
Belum sempat Daisy bangkit, Hadyan sudah lebih dulu mengurungnya dengan merangkak menimpanya. Sekujur tubuh Daisy merinding, jarak mereka sangat tipis, wajah Hadyan bahkan tepat di depan wajahnya.
"Kamu mau apa?" Tanya Daisy marah.
"Aku mau apa? Kamu tidak lupa kan kenapa kita berdua bisa ada disini?" Tanya Hadyan geram.
"Tentu saja, tapi aku gak nyangka ternyata laki-laki itu adalah kamu!" Ucap Daisy marah.
"Memangnya kenapa kalau itu aku? Kamu tidak mau?" Tanya Hadyan sambil mengendus leher Daisy. Dia sangat wangi, ucapnya dalam hati.
"Iya aku gak mau!" hardik Daisy "Berhenti mengendus leherku" Tambahnya lagi mulai terbata. Sial, sepertinya obat itu mulai bekerja.
Hadyan ingin berhenti, namun dia tidak bisa. Sudah lama dia memimpikan ini, bertemu lagi dengan gadis kecil yang disayanginya, memeluknya erat. Seperti saat ini.
"Hadyan berhenti, Kamu tidak benar-benar mau melakukannya kan?" Tanya Daisy dengan suara parau. Sedikit lagi dia mungkin tidak bisa lagi menahan hasratnya. Badannya mulai panas dingin, seperti ada lahar panas yang mengalir disekujur tubuhnya. Endusan bibir Hadyan di lehernya tidak membuatnya puas. Dia menginginkan sesuatu yang lebih.
Hadyan yang melihat gelagat aneh Daisy spontan menarik wajahnya. Dia pandangi Daisy dengan seksama. Benar saja, Daisy memandangnya dengan wajah sayu. Wajah itu seperti memanggilnya untuk memadu. Hadyan tentu heran, karena beberapa saat lalu Daisy masih menatapnya dengan raut benci, namun sekarang menatapnya seperti ingin digerayangi ?
"Daisy kamu kenapa?" Tanya Hadyan mulai khawatir. Namun Daisy bukannya menjawab melainkan menarik wajah Hadyan dan memagut bibirnya cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Inside Him
General FictionDulu Daisy tidak percaya bahwa roda kehidupan bisa berputar. Daisy pikir dirinya akan selamanya hidup sejahtera bersama keluarganya yang hebat. Namun takdir membawanya pada kenyataan bahwa keluarganya yang hebat bisa jatuh terperosok begitu dalam. ...