Bab 38

814 58 1
                                    

Menyusul Hadyan benar-benar ide terburuk. Pertama, karena Casino yang berada di kawasan itu sangat lah besar dan luas. Casino itu terdiri dari beberapa lantai yang memiliki banyak area permainan seperti gambling, slot, jackpot dan lain-lain. 

Kedua, tempatnya sangat ramai. Setiap penjurunya di penuhi lautan manusia yang sedang bermain judi berkedok game. Sebenarnya Daisy agak syok, dia pikir orang-orang yang mendatangi Casino ini adalah para gengster atau para pria berpakaian rapi menggunakan suit mewah. Tapi ternyata banyak juga wanita yang ikut bermain judi, bahkan ada beberapa di antaranya nenek-nenek.

Penampilan pengunjungnya pun beragam, tidak melulu menggunakan gaun malam maupun setelan suit yang biasa di pakai para pengusaha, mereka kebanyakan berpakaian santai ala pengunjung pantai. Seperti sekelompok pria di samping Daisy, mereka justru memakai kaos dan celana pendek. Bila melihat ke bawah kaki para pria itu, kaki mereka cuma beralas sendal jepit.

Daisy menggeleng-gelengkan kepala pusing melihat sekelilingnya. Sudah jelas dia tidak akan bisa menemukan keberadaan suaminya. Tidak mungkin dia menelusuri satu demi satu area bermain dengan banyaknya manusia di dalamnya. 

Nafas Daisy memburu sesak, lebih baik dia kembali ke kamar saja, karena kedatangannya ke sini merupakan tindakan yang sia-sia. 

Saat dia membalikkan tubuh untuk berjalan ke arah pintu ke luar, ada seseorang yang menabrak tubuhnya keras. Daisy hampir terpelanting ke lantai jika saja orang yang menabraknya tidak segera meraih tangannya.

"Uppsss, Sorry. I don't see you." Ucap suara berat seorang pria. Daisy yang masih kaget sedikit kesal, namun ketika dia mendongakkan kepala, dia tidak bisa marah. Sebab laki-laki yang menabraknya terlihat sangat menyesal. Terlebih karena wajah tampan yang di milikinya, untuk sesaat Daisy justru terpesona.

Pria tersebut juga merasakan hal yang sama, dia terpesona oleh wajah cantik milik wanita mungil yang di tabraknya. Mereka pun saling bertatap-tatapan, dalam posisi masih bersentuhan tangan. Sampai menyebabkan pipi Daisy merona kemerahan.

"Ehhhmmm" seorang pria bertubuh kekar yang ada di belakang pria tampan itu memutus aksi saling tatap mereka. Daisy langsung menjauhkan diri salah tingkah, begitu juga dengan pria yang menabraknya.

"Boss, I don't want to disturb this flowery atmosphere. But, We gotta go!" Ucap pria kekar itu yang terlihat tidak enak. Daisy menduga pria itu adalah pelayan dari pria tampan di depannya ini. 

"Wait a second"Ujar Sang pria tampan. Dia ingin mengucapkan sesuatu kepada Daisy, tapi pelayannya memotong lagi.

"We have to go, now! Mr Hadyan is waiting for us." Sela pria tersebut.

Mendengar selaan pelayannya, pria tampan itu menjadi sebal. Raut wajahnya terlihat ingin menggerutu karena tidak di beri kesempatan untuk berkenalan dengan Daisy.

Akhirnya dengan berat hati dia berpamitan pada wanita itu. Sementara di sisi lain, jantung Daisy bertalu cepat. Dia tidak mungkin salah mendengar, pria yang sedang menunggu mereka adalah suaminya.

Meski pelafalan nama suaminya di ucapkan sedikit meleset, tapi dia cukup yakin kalau memang suaminya lah yang mereka maksud.

Untuk membuktikan apa yang dia yakini, dengan cepat Daisy menyusul langkah kaki kedua pria tersebut. Mereka berjalan ke arah lift menuju lantai paling tinggi di Casino tersebut.

Banyaknya lautan orang yang berada di sekelilingnya tidak menyurutkan langkah Daisy menyusul mereka.

Daisy memperhatikan mereka dari belakang. Pria bertubuh kekar berjalan sembari membawa briefcase yang Daisy tebak berisi uang.

Devil Inside HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang