Bab 30

942 67 6
                                    

Hadyan memperhatikan Hartono yang sedang berbicara dengan salah satu publik figur yang memiliki perusahaan media digital dan rumah produksi.

Dari pembicaraan yang terlihat menyenangkan, Hadyan tahu ada sebuah umpan yang Hartono sedang coba lemparkan.

"Jadi perusahaan mu akan merambah ke bisnis kecantikan?" Tanya Hartono dengan nada tertarik.

"Iya, bisnis di bidang itu kan tidak ada matinya. Apalagi jaman sekarang orang-orang berbondong-bondong ingin tampil awet muda. Penggunaan make up sudah banyak berkurang, sekarang orang-orang lebih senang mengkonsumsi kolagen dan memakai produk skin care." Ucap Rachel, artis yang memiliki ratusan juta penggemar di salah satu sosmed nya.

"Coba berikan proposal ke sekretarisku. Sepertinya aku tertarik untuk berinvestasi di perusahaanmu." Kata Hartono yang langsung membuat Rachel tersenyum sumringah.

"Serius Pak?" Tanya Rachel memastikan.

Hartono mengangguk sembari tersenyum tipis. Dia menatap ke arah Untoro yang berada di meja seberangnya. Pria itu menaikkan gelas minumannya sambil menatap Hartono dengan senyum tipis.

Lewat gerakan itu, Hadyan tahu bahwa kedua pria tersebut sedang merencanakan sesuatu untuk melakukan pencucian uang.

Hadyan tersenyum menyeringai sambil menyesap sampanye nya. 

"Mas, aku mau pulang" rengek Daisy yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya.

Hadyan meletakkan gelas minumannya. "Duduk dulu, nggak enak sama tuan rumah kalau kita cepat pulang" ucapnya meminta Daisy untuk duduk di kursi yang ada di sampingnya.

"Tapi aku mau pulang" ucap Daisy yang terlihat akan menangis. Dia tidak ingin berada lebih lama di rumah itu.

Hadyan menghembuskan nafas kasar. Dia memandang beberapa orang yang menatap mereka dengan raut tertarik. Dia tidak ingin mereka menjadi pusat perhatian lebih lama lagi. Dia pun kemudian menggandeng Daisy berjalan ke arah Sulistyo yang sedang bercengkrama dengan beberapa orang.

"Tyo, kami pulang dulu. Istriku sepertinya sudah mengantuk" kata Hadyan beralasan.

"Wah, cepat sekali? Ini bahkan belum di puncak acara" ucap pria itu berusaha menahan mereka pulang.

"Kapan-kapan aja kami mampir lagi. Kami pulang dulu ya." Pamitnya.

Sulistyo pun mengangguk mempersilahkan mereka pergi.

Begitu sudah di mobil, Hadyan langsung menoleh ke arah Daisy yang ada di sampingnya dengan tatapan marah.

"Mas udah bilang kamu tidak usah ikut! Tapi kamu ngeyel! Sekarang sibuk minta balik! Kamu sadar nggak? Kamu sedang mengganggu apa yang sedang mas kerjakan!"

Bibir Dasy bergetar menahan tangis, dia tidak menyangka Hadyan bisa semarah ini padanya. apa salah dia ingin segera pulang? Rumah yang mereka datangi milik penjahat kelamin. Daisy tidak tahan berada lebih lama disana.

"Memangnya apa sih yang mas kerjakan? Berpesta seperti itu mas bilang kerja? Aku juga nggak mendengar kalian membahas masalah pekerjaan. Justru yang kudengar kalian malah bergosip!" Balas Daisy dengan mata memerah.

"Kamu tidak tahu apapun Daisy! Sial! Harusnya aku tidak mengajakmu!" Maki Hadyan sambil memukul stir mobil dengan geram. 

Daisy terkejut, dia tidak menyangka Hadyan bisa begitu marah. Lewat ujung matanya dia melihat Hadyan menghidupkan mesin mobil. Lalu tidak lama kemudian, mobil mereka bergerak keluar dari pintu gerbang rumah Sulistyo.

Tidak ada yang berbicara diantara mereka selama perjalanan. Hadyan seperti tenggelam dalam lamunan yang dia ciptakan. Sedangkan Daisy hanya bisa menangis tertahan.

Devil Inside HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang