Disclaimer : Setiap Kejadian dan Karakteristik para tokoh merupakan imajinasi saya sebagai penulis.
****
"Apa kamu tahu kenapa aku memanggilmu kemari?" Tanya Baskoro presiden saat ini.
"Saya tidak tahu Pak" Jawab Hadyan berpura-pura tidak tahu.
"Kamu pasti sudah mendengar berita diluar sana mengenai kejadian yang sebenarnya pada dua orang mahasiswa itu. Apa kamu tidak ingin bertanya sesuatu padaku?" Tanya Baskoro berusaha memancing emosi Hadyan.
"Saya tidak berani menanyakannya. Apapun yang Bapak lakukan, pasti sudah Bapak pertimbangkan dengan sebaik-baiknya"
"Termasuk berusaha membunuh wanita yang kamu cintai?" Pancing Baskoro lagi. Hadyan hampir tidak bisa menahan emosi saat mendengarnya. Tapi dia tidak boleh gegabah, dia tidak boleh memperlihatkan emosinya. Karena dia harus berhati-hati dalam melangkah. Sebab orang sepertinya jika tidak berhati-hati, mungkin bisa mati.
"Ada banyak pertanyaan di benak saya, tapi seperti yang saya katakan, saya tidak berani menanyakannya." Jawab Hadyan sambil menunduk sopan.
Mendengar itu Baskoro langsung menghembuskan nafas gusar.
"Aku tidak akan merencanakan hal jahat itu kalau kamu tidak memancing kekesalanku. Kamu menyakiti putriku Hadyan. Kamu memberikan harapan palsu padanya."
"Saya minta maaf karena menjadi pria yang begitu brengsek terhadap Rengganis. Tapi saya tidak menyangka kalau Bapak orang yang seperti itu." Ucap Hadyan menatap tajam ke dalam mata Baskoro "Saya tidak menyangka Bapak bisa begitu sentimentil mencampurkan urusan pribadi dengan tujuan besar kita. Bapak tentu tahu bukan? Kenapa kita merencanakan menggerakkan Massa untuk melakukan demo? Sekarang karena rencana kotor yang Bapak lakukan semua menjadi sia-sia." Ucap Hadyan menyindir Baskoro. Yang disindir langsung terdiam. Sementara Ronan yang ada disana langsung menatap Hadyan nyalang.
"Semuanya tidak akan sia-sia kalau kamu tidak ikut campur menyelamatkan gadis itu" Hardik Ronan padanya.
"Benarkah? Tujuan kalian ingin menjadikan kematian gadis itu sebagai headline berita untuk meredupkan berita kasus Hardoyo. Hanya karena wanita itu orang yang ku cintai, kalian memanfaatkan situasi itu untuk mencelakainya. Tapi bukankah kalian sudah mendapatkan pengganti? Kematian teman sekampus wanita itu sudah menjadi headline berita menggantikannya. Bahkan kalian mendapatkan bonus dengan keberadaanku disana sebagai pahlawan yang menjadikan berita itu semakin meledak, berita Hardoyo sudah tidak ada lagi di media. Kalian sudah meraih tujuan kalian. Tapi tentu saja semua sia-sia karena kalian begitu ceroboh dalam merencanakannya." Seru Hadyan kepada Ronan.
"Jika ingin menjadi orang baik, lakukan itu sepenuh hati. Begitu juga sebaliknya, jika ingin menjadi jahat lakukan itu dengan sungguh-sungguh sepenuh hati kalian. Tapi kalian tidak bisa melakukan keduanya, karena kalian tidak punya nyali. Berada ditengah-tengah hanya akan membuat kalian tidak memiliki tujuan. Itu yang menyebabkan rencana kalian dalam pembunuhan itu sampai ketahuan." Hardik Hadyan lagi kepada Ronan.
Mendengarnya Ronan menjadi sangat marah, dia berjalan kearah Hadyan dengan wajah kesal bersiap ingin memukul pria itu, Baskoro yang melihatnya langsung berseru memanggil namanya untuk mencegahnya memukul Hadyan.
"Pria ini mungkin saja sudah berkhianat Pak. Bisa jadi dia yang membocorkan rencana kita kepada media" Seru Ronan kepada Baskoro.
Mendengar hal itu Hadyan langsung meludah, merasa muak dengan sikap Ronan yang sok berkuasa "Aku tidak tahu sama sekali mengenai rencana kalian. Memangnya kalian pikir aku sempat mengumpulkan bukti? Sudah kukatakan rencana itu ketahuan karena kalian tidak punya nyali. Jika tidak bisa menjadi penjahat, sebaiknya jangan sok merencanakan perbuatan jahat. Ini akibatnya jika kau terlalu angkuh. Jika aku yang berada di posisimu, aku tidak akan segan-segan menyisiri semua orang yang berada disana, tidak perlu mengancam, akan aku habisi sampai tidak ada saksi yang bersisa. Tapi tentu kau tidak akan berani melakukannya. Kau saja tidak pernah melihat darah orang yang sedang merenggang nyawa." Ejek Hadyan kepada Ronan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Inside Him
Ficción GeneralDulu Daisy tidak percaya bahwa roda kehidupan bisa berputar. Daisy pikir dirinya akan selamanya hidup sejahtera bersama keluarganya yang hebat. Namun takdir membawanya pada kenyataan bahwa keluarganya yang hebat bisa jatuh terperosok begitu dalam. ...