Daisy terengah-engah mengejar Dean dan Pelayannya begitu lift yang dia naiki berhenti di lantai teratas Casino. Berbeda dengan beberapa lantai di bawah yang ruangannya menyerupai labirin, di lantai teratas ini terlihat lebih ekslusif yang bangunannya terdiri dari beberapa ruangan VIP.
Masing-masing ruangan di jaga oleh dua penjaga profesional yang berpenampilan rapi memakai setelan suit mewah. Mereka berdiri tegak dan kaku di depan pintunya. Terdapat earpiece di salah satu belakang telinga mereka yang menandakan bahwa mereka saling berkomunikasi dan berkoordinasi dengan seseorang di belakang layar.
Daisy menghembuskan nafas, menenangkan dirinya yang sangat gugup saat berjalan di hadapan mereka. Jujur dia tidak tahu kemana kakinya harus melangkah, kedua pria yang tadi dia ikuti sudah menghilang. Dia tidak tahu ke ruangan mana kedua pria itu pergi. Di tempat ekslusif yang sepi begini, Daisy hanya mampu berjalan mondar mandir, berharap salah satu pintu ruangan VIP terbuka supaya dia bisa mengintip isi di dalamnya.
Setelah hampir frustasi dan kelelahan karena berjalan terus tiada henti, dia akhirnya melihat salah satu ruangan VIP yang baru dia lewati terbuka lebar, menampakkan dua sosok berbeda gender yang baru saja keluar. Daisy mendekat dan melongokkan kepalanya sedikit, yang bisa dia lihat hanya seorang wanita di belakang kedua sosok itu yang ingin keluar juga.
"Enjoy the room, aku ada di luar kalau kalian sudah selesai"
Daisy bisa mendengar ucapan wanita tersebut sebelum pintu ruangan itu kembali di tutup.
Sadar bahwa tidak ada kesempatan lagi baginya untuk mengintip lebih lama, Daisy melepaskan desisan kencang yang mampu di dengar wanita yang barusan berbicara.
Wanita itu pun perlahan membalikkan tubuh, lalu melihat Daisy naik turun, seperti sedang menilai sesuatu yang berharga atau mungkin tidak berharga?
"Oh Hallo, apa kamu tersesat?" Tanya wanita itu dengan nada ramah. Tapi Daisy tahu senyum yang di tampilkan wanita itu jauh dari kata ramah.
"Aku mencari suamiku." Jawab Daisy ketus.
"And? Siapa suamimu?" Tanya wanita tersebut yang merupakan Chloe.
Daisy menimbang, haruskah dia memberitahu? Tapi dari penampilan wanita itu sepertinya dia merupakan pengunjung juga. Lihatlah gaun hitam sexy yang di pakainya, belahan dada wanita itu yang tampak tumpah ruah membuat Daisy beranggapan kalau dia salah satu wanita penghibur di Casino yang dia datangi ini. Tatapan Daisy kemudian berubah sinis ke arah perempuan itu tanpa dia sadari.
"Kenapa aku harus memberitahu mu? Belum tentu kamu mengenalnya" sindir Daisy.
Chloe terbahak kencang mendengarnya. "Well, my Dear. Aku manajer tempat ini." Ucapnya dengan suara merdu mendayu, Daisy sontak terkejut. "Jangan menilai dari penampilanku. Aku bukan wanita penghibur seperti yang kamu pikirkan."
Daisy langsung salah tingkah mendengarnya. "Siapa yang berpikir kamu wanita penghibur? Aku tidak mengatakan apapun"kilahnya.
"Kamu memang tidak mengatakan apapun. Tapi raut wajahmu sudah menggambarkan apa isi pikiranmu. Pekerjaanku membuatku bertemu banyak orang yang tidak hanya berbeda negara, namun juga berbeda budaya serta berbeda karakter dan sifat yang mereka miliki. Menilai seseorang dari bagaimana cara dia memperlakukanku sangat gampang. Seperti kamu yang berbicara sinis, lalu tatapanmu yang terlihat merendahkan ke arahku. Aku sudah bisa menilai seperti apa diriku di matamu"
Sungguh jawaban yang sangat tepat dan akurat. Wajah Daisy memerah. Dia sangat malu dan luar biasa tidak enak. Tidak dia sangka kata-kata seseorang bisa membuatnya merasa begitu buruk, padahal tidak ada kata-kata menghina di dalamnya, wanita itu pun berkata dengan suara lembut. Tapi justru itu lah yang membuatnya merasa lebih buruk lagi, karena sudah menjadi orang jahat yang menilai seseorang hanya dari penampilannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Inside Him
General FictionDulu Daisy tidak percaya bahwa roda kehidupan bisa berputar. Daisy pikir dirinya akan selamanya hidup sejahtera bersama keluarganya yang hebat. Namun takdir membawanya pada kenyataan bahwa keluarganya yang hebat bisa jatuh terperosok begitu dalam. ...