Bab 12

1.5K 115 1
                                    

Salah satu hal yang paling disukai Daisy dari rencana mendekati Hadyan adalah pria itu tidak pelit, baik dulu maupun sekarang, Hadyan selalu memberikan Daisy uang jajan.

Beda nya dulu Hadyan memberikannya secara Cash, sedangkan sekarang pria itu memberikan sebuah kartu ATM yang isinya bisa membeli sebuah mobil Honda Jazz.

Daisy sebenarnya sudah menolak, biar bagaimanapun dia merasa tidak enak, yang dia tahu uang yang di dapat Hadyan ini duit haram. Dia takut sekali menggunakannya, tetapi Hadyan memaksa.

Daisy juga awalnya berjanji pada diri sendiri untuk menyimpan saja ATM itu, tetapi saat dirinya diajak teman dekatnya di kampus untuk shopping di Mall, dia jadi tergiur untuk menggunakannya.

"Hari ini kita jalan bareng Wina Dai, dia udah nunggu kita di GI*." Kata Alifah teman dekatnya di Kampus.

"Apa?" Tanya Daisy kaget, mereka saat ini sudah ada di taksi online menuju Grand Indonesia. "Kok lo nggak bilang sih kalau ngajak dia juga? Sejak kapan juga lo dekat sama dia?" Tanyanya lagi tidak terima.

"Dia seru tau Dai. Baik juga anaknya, aku sering ditraktir sama dia"

Mendengar penuturan Alifah Daisy jadi curiga pada Wina "Penampilannya gimana waktu kalian jalan bareng?"Tanya Daisy penasaran.

Alifah terkekeh "Gila, dia cantik banget aslinya. Gue sampe pangling. Nggak nyangka banget selama ini kalau anak culun dan dekil kayak dia bisa beda kalau udah diluar kampus"

"Lo sering keluar bareng dia?"

"Ya seringlah, akhir-akhir ini kan lo sibuk banget. Gue jadi kesepian. Terus pas gue me time sendirian beberapa minggu lalu malah nggak sengaja ketemu dia. Yaudah, abis itu kita nongkrong bareng, eh keterusan deh sampe sekarang"

"Biasanya kalian kemana aja?"

"Ya banyak, kayak nggak pernah nongkrong aja lo" Cibir Alifah "Eh tapi, duit kiriman dari Papa gue menipis nih. Kalau hari ini Wina nggak traktir, gue pinjem duit lo dulu ya" Pinta Alifah yang langsung mendapatkan delikan dari Daisy.

"Udah tau nggak ada duit malah ngajak nongkrong. Balik ajalah kita !" Ucap Daisy yang langsung mendapat pelototan dari Alifah.

"Ya nggak enaklah Dai, ini gue yang ngajak Wina nongkrong. Dia udah disana juga, kasian lah dia udah nungguin kita" 

"Ya Lo ngapain sih ngajak nongkrong dia kalau nggak ada duit. Di GI lagi. Lo tau kan rata-rata harga minuman di Cafe yang ada disana berapa? Sok- sok an banget. Kalau gue nggak ada duit juga gimana?"

Alifah hanya bisa meringis mendengar omelan Daisy, salah dia juga sih yang lebih mementingkan gaya hidup daripada kebutuhan. Tapi memangnya apalagi yang bisa dilakukan untuk mencari hiburan? Dia bukan aktivis kampus seperti Daisy yang punya banyak kegiatan. Dia kaum mageran, yang entah kenapa akhir-akhir ini jadi kaum tongkrongan. Mungkin ini yang dinamakan perubahan kepribadian. 

Dulu dia lebih senang menyendiri di dalam kosan, sekarang dia tidak bisa jika sehari saja tidak berkeliaran. 

*****

Tidak lama kemudian taxi online mereka sampai di pelataran loby Mall, sebelum Daisy turun, Alifah mencolek lengannya meminta duit untuk membayar taxi itu. Meski kesal, Daisy tetap memberikannya.

Ternyata Wina sudah menunggu mereka tidak jauh dari tempat Taxi mereka berhenti. Wanita itu tidak sendirian, dia bersama dua temannya yang memiliki penampilan yang sama dengannya.

Daisy mendengus melihat mereka, entah kenapa Daisy semakin menaruh curiga.

"Wina" Panggil Alifah sambil melompat kegirangan menghampiri wanita itu.

Devil Inside HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang