Bab 24

1K 75 11
                                    

Sedang di revisi untuk persiapan lomba. Author tidak akan update sampai cerita ini tamat di tulis. Estimasi tamat paling lambat akhir february.

Kenapa harus menunggu ceritanya tamat? Karena Author ingin fokus menulisnya.

Kalau sudah tamat bisa di baca gratis?
Tentu bisa ya. Author akan infokan begitu cerita sudah tersedia.

*****

Masa libur semester kuliah sedang berlangsung, tetapi Daisy tidak libur seperti kebanyakan mahasiswa, sebab dia harus mengikuti semester pendek untuk memperbaiki nilai di semester kemarin. 

Absen yang begitu banyak dia lakukan, serta ketinggalan materi beberapa mata kuliah membuatnya mendapatkan nilai jelek dalam beberapa mata kuliah tertentu. Ingin sekali Daisy mengutuk orang-orang yang berniat mencelakainya. Karena ulah mereka Daisy harus berada di sebuah kelas di kampusnya, sedangkan banyak mahasiswa lain sedang asyik liburan.

"Lo ikut kelas ini juga Dai?" Ucap sebuah suara yang mengagetkannya.

Daisy menoleh, ternyata itu Wina. Wanita itu mengambil tempat duduk di sampingnya.

"Gimana keadaan lo? Udah lama nggak ketemu." Tanya Wina dengan ekspresi ramah, tapi entah kenapa Daisy berpikir itu bukan ekspresi yang sesungguhnya. Mereka memang sudah lama tidak bertemu karena Daisy absen di kelas mata kuliah yang sama dengan Wina sejak kejadian yang menimpanya.

"Baik" Jawab Daisy singkat. Dia enggan bercengkrama dengan Wina. Wanita itu terlihat berbahaya. Lagipula Daisy tidak ingin di ingatkan lagi mengenai dosanya di masa lalu yang sempat mencari wanita itu untuk menjual diri.

"Daisy !!" Seru Alifah, teman dekatnya yang baru datang.

Daisy terkejut melihatnya. Alifah adalah teman dekatnya selama dia memasuki masa perkuliahan. Temannya itu sangat pintar. Dia tidak menyangka Alifah mengambil semester pendek juga.

Daisy meneliti penampilan Alifah yang sekarang terlihat berbeda, gadis itu lebih modis dari yang terakhir kali dia lihat. Rambutnya di Curly dan di cat berwarna pirang. Wajahnya juga di poles dengan make up tebal.

Daisy kemudian menatap Wina memicing. Perubahan Alifah pasti ada hubungannya dengan Wina. Daisy tidak mungkin lupa dengan pertemuan mereka terakhir kali, Wina sedang berusaha menggaet Alifah menjadi salah satu pelacurnya,

Wina balas menatapnya dengan alis terangkat, gadis itu seolah-olah menantangnya melewati tatapan.

"Duduk disini Al" Ucap Wina menepuk sebuah kursi yang ada disampingnya. 

Alifah menurut, dia berjalan sambil menatap Daisy gugup. Dia yakin teman dekatnya itu sudah tahu apa yang dia lakukan selama ini. Wina sudah pernah bercerita, kalau Daisy pernah menjadi salah satu pelacurnya.

Tidak berapa lama dosen memasuki kelas memulai materi yang akan dia ajarkan. Sepanjang materi itu dijabarkan, Daisy tidak bisa berkonsentrasi. Dia merasa kedua wanita disampingnya selalu menatap kearahnya. Bukan hanya mereka, tetapi hampir semua orang yang ada di kelas selalu menoleh kearahnya.

Daisy tahu kenapa mereka begitu kepo, dia memang sudah menjadi begitu terkenal di kampusnya. Tentu saja mereka semua mengenalnya. Mereka juga tahu kejadian buruk apa yang menimpanya. Dan yang paling penting, Daisy merupakan istri dari seorang pejabat negara yang sedang digandrungi banyak wanita.

Status Hadyan yang di gadang-gadang akan menjadi gubernur Jakarta periode berikutnya membuat mereka menatap segan ke arah Daisy, tatapan itu tentu saja bercampur dengan rasa iri.

Ada juga rasa dengki dari salah satu wanita. Wanita itu adalah Wina. Dia sudah lama menaruh hati pada Hadyan. Dia sudah mengenal Hadyan begitu lama, mungkin semenjak pria itu baru memulai karir di politik.

Devil Inside HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang