Bab 26

872 67 1
                                    

"Frans goblok! Bisa-bisanya dia ketahuan berselingkuh" Ucap Basyir, teman sekumpulan Hadyan selama bermain golf. Mereka saat ini sedang berada di Coffee shop salah satu lapangan golf yang ada di Ibu Kota.

"Lebih goblok lagi karena dia nggak bisa menghalangi istrinya melabrak anak asuh Wina di kampusnya" Kekeh Hartono, salah satu pengusaha batu bara.

"Memang benar-benar bodoh. Sekarang masalah itu sudah trending sampai masuk ke akun gosip. Bagaiamana reaksi orang-orang di Partaimu Hadyan? Pasti kalian merasa sial karena masalah ini, partai kalian ikut kena imbasnya." Cecar Basyir sambil tersenyum remeh.

Hadyan tidak terpengaruh, dia justru menyesap kopinya dengan santai, "Mau bagaimana lagi, mungkin sebentar lagi dia mendapat sanksi"

"Kabarnya dia akan di pecat dari anggoata dewan, benar tidak?" Tanya Bagus penasaran.

Anggota dewan yang menjadi perwakilan dari sebuah partai kalau berbuat suatu kesalahan fatal, memang bisa dipecat oleh partai yang menaunginya. Hal ini berkaitan dengan alasan politis yang mendasarinya.

Dalam kasus Frans, meski itu merupakan kasus personal, kebijakan partai bisa melakukan pemecatan karena dianggap dia tidak di siplin serta lalai dalam tanggung jawab. Terlebih jika kesalahan itu sudah heboh di media massa, hal-hal yang membuat nama partai semakin tercoreng harus segera di atasi. Dalam kasus ini, Frans harus diberhentikan agar masalah personalnya tidak merembet hingga merugikan nama baik partai dan nama baik lembaga negara yang dimasukinya.

"Masih dalam proses pertimbangan. Kalau masalah ini terus digoreng media sampai kemana-mana, mungkin pemecatan itu bisa terjadi untuk meredam opini publik." Ungkap Hadyan.

Hartono dan Bagus manggut-manggut, sementara Basyir menyeringai mendengarnya "Si Alifah anak asuh baru Wina emang nggak ada tandingannya, sampai bisa membuat Frans lupa pada istrinya." Kekehnya lagi "Tapi Daisy pasti lebih hot lagi, buktinya calon mantu presiden sampe kepincut" ucap Basyir yang membuat mereka semua terperangah, tidak terkecuali Hadyan.

"Memang anak asuh Wina ada yang bernama Daisy?" Tanya Bagus mengkerutkan kening bingung.

Basyir menatap Hadyan, sementara yang di tatap melihatnya tajam.

"Kalian lupa? Dulu ada satu nama Bunga yang jadi incaran kita semua. Hartono hampir mendapatkannya. Tapi dia di sleding Kuda Liar" ujarnya tertawa mengejek.

Hartono mencoba mengingat-ingat, banyak sekali kejadian yang terjadi di hidupnya belakangan ini. Dia lupa pernah memesan nama Bunga untuk menghangatkan ranjangnya.

"Aku nggak ingat, memang seperti apa orangnya?" Tanya Hartono.

Basyir menatap Hadyan dengan tatapan mengancam, Hadyan yang melihatnya langsung menyela obrolan mereka.

"Aku ada keperluan, jadi nggak bisa lebih lama disini" ucapnya melihat ke arah ponsel sembari bangkit dari kursinya. Tidak ada diantara mereka yang menghalangi karena paham Hadyan orang yang sangat sibuk. Pertemuan mereka sekarang bahkan baru bisa dilakukan dua bulan lamanya. Itu karena Hadyan akhir-akhir ini jarang ada waktu bermain golf bersama mereka.

Pria itu terus berjalan menuju parkiran. Selama berjalan, lewat ujung matanya dia seperti bisa merasakan gerak-gerik seseorang yang mengikutinya. Hadyan tersenyum mengejek, Basyir terlalu berani ingin mengambil sesuatu darinya. 

Dia berjalan terus sampai di pojok dinding bangunan yang terlihat sepi, matanya melihat ke sekeliling mencari CCTV, ketika dia rasa tidak ada, dia pun berbelok hingga tubuhnya menghilang di siku tembok.

Basyir yang tidak menduga Hadyan sudah mengetahui gerakannya dengan percaya diri ikut berbelok juga.

Sebelum dia sadari, kepalanya menghantam dinding dengan keras membuatnya pusing seketika.

Devil Inside HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang