Bab 32

875 62 19
                                    

Pelukan yang awalnya hanya sekedar saling menguatkan, lama kelamaan  berubah menjadi pelukan yang penuh kehangatan. Nafas yang tadinya berhembus penuh kesakitan, berubah menjadi desahan yang saling bersahut - sahutan. 

Daisy mendongakkan kepala ketika Hadyan mulai menyusuri inci demi inci kulit lehernya menggunakan bibirnya.

Tubuhnya sudah berada di pangkuan Hadyan. Pria itu merengkuhnya begitu erat seperti tidak ingin kehilangan.

Daisy mengerang, ketika sapuan bibir Hadyan mulai turun menyusuri tulang selangka hingga ke payudaranya. Pria itu menghirup dalam - dalam aroma tubuh istrinya yang menguarkan harum Vanila.  

Tidaj ada yang lebih memabukkan selain nektar milik istrinya. Bercinta dengannya adalah hal paling menegangkan sekaligus membahagiakan dalam hidupnya. Hentakan demi hentakan menerbangkan diri Hadyan menuju nirwana. 

Kedua insan tersebut berpacu menjemput surga dunia. Ketika badai itu datang, keduanya ambruk di atas kasur bersama - sama.

Peluh membasahi tubuh keduanya yang tidak mengenakan apa - apa. Hembusan nafas kuat mereka masih belum sepenuhnya mereda, ketika Daisy berkata "Beritahu aku semuanya Mas. Aku ingin membantumu balas dendam."

****

"Jadi Mas mau menjatuhkan kerajaan partai milik milik Prasetyo?" Tanya Daisy sambil mengelus dada bidang suaminya.  

saat ini mereka sedang bercengkrama dia atas kasur mereka. Tubuh mereka masih belum mengenakan sehelai benang pun. Hadyan menceritakan tentang seluruh rencana besarnya kepada Daisy sambil memeluk tubuhnya erat.

"Iya . . ." Jawab Hadyan sambil mengecup pelipis Daisy, " Mas sedang berperan menjadi musuh dalam selimut, dek. Mas terpaksa bergabung bersama mereka hanya demi mencari kesempatan untuk menghancurkan mereka" tambahnya dengan nada sarat akan kebencian.

"Lalu apa Mas sudah mendapatkan caranya?" Tanya Daisy.

"Tentu . . ." Jawab Hadyan sembari tersenyum miring. "Semua rencana Mas sudah berjalan sejak pertama kali Mas menginjakkan kaki menemui Prasetyo. Jangan kamu pikir Mas senang memasukkan Papa ke penjara. Mas tidak senang sama sekali dek, setiap hari pikiran Mas berisi rencana untuk membalaskan semuanya pada pria tua itu." Desis Hadyan. Daisy diam mendengarkan.

"Semua rencana Mas di mulai dari merekrut Wina sebagai mucikari. Kamu pernah dengar ceramah mengenai duit haram mendatangkan malapetaka?" Tanya Hadyan. Daisy mengangguk mendengarnya.

"Orang yang memakan duit haram akan membuatnya lupa pada kebajikan. Mereka akan mudah di perdaya untuk melakukan kemaksiatan. Karena itu, mudah bagi Mas membesarkan bisnis haram yang di kelola Wina. Karena banyak sekali rekan Mas yang mudah tergoda dengan kenikmatan dunia, dalam hal ini menikmati tubuh wanita muda. Uang sangat mudah mereka dapatkan, istri sudah tidak lagi cantik seperti ketika mereka masih muda. Jadi memperdaya mereka melalui wanita - wanita penghibur itu merupakan sebuah solusi untuk mengumpulkan banyak informasi. " Ucap Hadyan. 

Dia mengelus kepala Daisy lembut menggunakan satu tangannya sebelum kembali melanjutkan. "Di saat hati sedang merasa senang, orang akan mudah bercerita apa saja bahkan meskipun itu sebuah rahasia sekalipun. Para pelacur Wina sudah di beri pelatihan untuk mengorek informasi dari klien mereka. Dan itulah yang terjadi pada Alifah. Dia memegang rahasia besar milik Frans. Laki - laki itu sudah di butakan oleh kemolekan tubuh Alifah, sehingga bisa dengan mudah membeberkan rahasia tentang uang haram yang dia simpan di dalam rumahnya."

Daisy menahan nafas mendengarnya, tubuhnya menegang menunggu pengakuan Hadyan berikutnya.

"Mas ingin mengungkap kasus korupsi yang Frans lakukan."

Devil Inside HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang