Daisy menunggu Hadyan dengan dress manis yang menampakkan paha mulusnya. Dia sudah berdandan cantik, sudah juga memakai parfum di tubuhnya. Sekarang tinggal saatnya menyambut Hadyan dan merayunya untuk memberikan apa yang dia mau.
Ketika alarm apartment mereka berbunyi pertanda ada yang masuk, dia langsung cepat-cepat memasang ekspresi tersenyum yang sangat manis. Untung saja hari ini Mamanya sedang mengunjungi Gibran, jadi dia bisa leluasa mempersiapkan diri untuk menjalankan rencanya merayu Hadyan.
"Tumben jam segini kamu berdandan cantik. Kamu mau pergi ke suatu tempat?" Tanya Hadyan heran begitu melihatnya. Pria itu duduk di sofa ruang tamu mereka untuk melepas sepatunya.
"Iya . . ." Jawab Daisy sambil berjalan menghampirinya. Wanita itu mengambil tempat duduk di pangkuan Hadyan setelah pria itu selesai membuka alas kakinya.
"Tumben kamu bersikap manja" bisik Hadyan yang merasa senang istrinya menggelayut di dekatnya. Dia tidak menyangka Daisy melakukan gencatan senjata. Dia pikir istrinya masih marah padanya karena pertengkaran mereka subuh tadi.
"Ada yang aku pengen soalnya Mas" jawab Daisy berterus terang.
"Kamu pengen apa hmm?" Tanya Hadyan sambil menciumi tengkuknya.
Daisy mendesah, Hadyan mencium salah satu bagian sensitivenya. "Aku nggak sengaja lihat di sosmed tadi. Tante Gigi beli tas seharga satu unit super car"
"Gigi siapa?"
"Gigi istrinya Raffi"
Hadyan melongo, sedetik kemudian dia paham siapa yang istrinya maksud. "Oh dia, yang artis itu?"
"Hhmm" gumam Daisy sambil membuka dua kancing kemeja Hadyan. Dia menelusupkan tangannya di kulit dada pria itu dengan sensual. "Bagus deh Mas tas nya, kamu ada duit nggak? Belikan aku tas itu juga . . ." Rengeknya berbisik di telinga Hadyan.
Bukannya kesal karena istrinya meminta sesuatu yang mahal, Hadyan justru senang karena ini pertama kalinya Daisy meminta sesuatu darinya.
"Memang belinya dimana?" balas Hadyan ikut berbisik dengan sensual.
"Di tokonya, Mas ada uang nggak?" Tanya Daisy memasang ekspresi lucu.
Hadyan mengecup bibirnya gemas sebelum menjawab. "Ada dong, tapi kamu harus kasih sesuatu dulu kalau mau di belikan tas itu" ucapnya menggoda.
"Memang Mas mau apa?" Tanya Daisy berpura-pura bingung.
"Mau kamu . . ." Bisik Hadyan sambil membaringkannya di sofa.
Daisy mendesah ketika Hadyan mulai menciumi are dadanya. Dengan hati teriris dia paksa dirinya menerima Hadyan sepenuhnya. Demi menjalankan rencana, dia harus bisa menghapus pemikiran yang menciptakan jarak diantara mereka.
****
Hadyan menatap istrinya yang sedang memilih tas mewah dengan tatapan senang. Para pegawai toko sedang sibuk melayani Daisy yang terlihat bingung memilih tas yang akan dia beli..
Hadyan menyilangkan kaki sambil mengusap dagu. Dalam pikirannya timbul berbagai rencana memanfaatkan hal ini untuk menaikkan eksposure dirinya.
Dia yakin, begitu keluar dari toko ini, akan ada banyak pasang mata yang mengarah ke mereka. Melihat dari seberapa terkenalnya mereka sekarang, pasti ada orang yang akan mengabadikan istrinya yang sedang menenteng tas belanjaan dari brand mewah yang terkenal.
Hadyan meraih ponsel untuk memberikan perintah kepada orang kepercayaannya.
Hadyan harus bersyukur, pengetahuannya dalam era digital ini memudahkan setiap langkahnya. Banyak media sosial jaman sekarang yang memiliki fitur promosi untuk menaikkan tayangan konten kita di platform mereka. Dengan begitu, konten kita akan dibagikan ke sesama pengguna platform untuk dinikmati. Bila konten tersebut menarik perhatian, akan ada banyak orang yang membicarakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Inside Him
General FictionDulu Daisy tidak percaya bahwa roda kehidupan bisa berputar. Daisy pikir dirinya akan selamanya hidup sejahtera bersama keluarganya yang hebat. Namun takdir membawanya pada kenyataan bahwa keluarganya yang hebat bisa jatuh terperosok begitu dalam. ...