Bab 49

538 55 19
                                    

Daisy memejamkan mata saat berbagai blits kamera menerpa wajah cantiknya. Para wartawan berbondong-bondong mendekati dirinya dan Hadyan saat turun dari mobil menuju gedung tempat diadakannya pesta pertunangan Rengganis dan Hartono.

Pertanyaan demi pertanyaan pun tak luput di berikan pada mereka, terutama pada Hadyan.

Seperti, "gimana perasaan Anda saat ini? Apa Anda tidak merasa sedih mantan kekasih Anda tunangan dengan orang lain?" 

Yang tentu saja pertanyaan itu membuat Daisy melotot kesal. Dia menoleh ke arah suaminya, namun Hadyan tidak menunjukkan reaksi berlebihan.

Pria itu hanya tersenyum, lalu menjawab "kenapa harus bersedih? Saya justru bahagia Rengganis akhirnya menemukan jodohnya. Dan perlu diingat, saya dan Rengganis tidak pernah memiliki hubungan apapun. Kami hanya berteman" elak Hadyan.

Para wartawan terlihat tidak puas dengan jawaban Hadyan. Mereka seperti yakin sekali Rengganis dan Hadyan pernah memiliki sejarah romantisme. Maka dari itu mereka tidak henti-hentinya memberikan pertanyaan yang mengundang Hadyan agar keceplosan bicara.

Tapi memang dasarnya Hadyan yang sudah sangat terlatih dalam menghadapi situasi seperti ini, pria itu sekarang justru tertawa nyaring sembari menggeleng-gelengkan kepalanya geli. 

Orang-orang yang mengerubungi mereka terpana. Karena jarang-jarang Hadyan terlihat tertawa, seringnya pria itu berwajah kaku yang membuatnya terlihat begitu misterius.

"Sudah-sudah, kasihan istri saya kalau kalian terus-terusan membicarakan mengenai saya dan Rengganis. Saya tidak mau istri saya bersedih. Mohon pengertiannya ya" ucap Hadyan memberikan senyuman mautnya kepada Wartawan. Mereka yang mengerubungi mereka pun sontak terdiam tidak enak.

Setelahnya, Hadyan memeluk bahu Daisy, membawanya masuk ke dalam gedung yang sudah di sulap sedemikian rupa.

Mereka memasuki pintu masuk yang di beri bingkai bunga mawar bewarna putih dan pink pastel. Dari tampilannya, Daisy tahu bahwa bunga-bunga tersebut asli. Tercium aroma wangi yang lembut saat mereka melewatinya.

Setelah masuk ke dalam gedung, Daisy kembali di buat berdecak kagum. Setiap sudut loby di penuhi rangkaian bunga serta pepohonan yang rindang. Lantainya di penuhi rumput hijau serta ilalang.

Memandang ke atas. Daisy bisa melihat Langit-langit loby bahkan di hiasi lampu gantung besar yang bewarna putih berbentuk tabung kristal.Jumlahnya mungkin ada ratusan. Daisy tidak bisa menghitungnya, karena dia sibuk mendecakkan lidah melihatnya.

Katakanlah dia norak, sebab dia baru pertama kali melihat pemandangan ini. Bagaimana bisa ruangan itu di sulap menjadi padang bunga sekaligus hutan tropis ? Daisy ingin menyentuh bunga yang ada di sampingnya, namun Hadyan terus menarik tangannya, tidak memberinya waktu untuk sekedar menyentuh bunga-bunga cantik itu.

Mereka terus berjalan melewati beberapa orang yang silih berganti menyapa suaminya. Tujuan mereka ke arah tangga yang pegangannya di lilit rangkaian tanaman merambat bewarna hijau. Berjalan melewati tangga tersebut sensasinya bagikan berjalan melewati ngarai yang di penuhi batuan terjal serta lembah yang curam. Pemandangan itu berasal dari teknologi AR yang menampilkan video ngarai berbentuk 3D. Sehingga orang yang melewatinya seperti benar-benar sedang berada di atas lembah.

Disinilah Daisy menyadari, bahwa berbagai pemandangan yang tadi dia lihat di bawah berasal dari sebuah teknologi. Dari atas tangga, baru pemandangan yang tadi dia lihat terasa tidak nyata sebab di lihat dari sudut pandang yang berbeda.

Menyadari itu kelopak mata Daisy melengkung turun. Sayang sekali ternyata semua itu palsu.

"Kenapa sayang?" Tanya Hadyan yang menyadari perubahan suasana hatinya.

Devil Inside HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang