Bab 42

799 69 10
                                    

Kasih vote yang kenceng biar semangat !

***

"Dek, kenapa kok tas yang tempo lalu Mas belikan kelihatan beda?" Suara Hadyan terdengar menggema dari balik pintu walkin kloset. Pria itu sedang berganti baju di sana dan tidak sengaja bola matanya mengarah ke etalase tempat beberapa tas milik istrinya.

Tadinya dia hanya ingin melihatnya sekilas, tetapi setelah di perhatikan lebih lama, ada yang aneh dengan tas mahal itu. Kecurigaannya semakin pekat ketika dia memutuskan untuk mengambil tas tersebut kemudian memegang tekstur bahannya, lalu meneliti keseluruhan perangkatnya. 

Tas tersebut terbuat dari jenis kulit buaya Niloticus matte putih. Proses pembuatannya sedemikian rupa hingga coraknya menyerupai pegunungan Himalaya. Bukan tanpa alasan tas tersebut sangat mahal. Selain karena bahan baku kulitnya dari sisik buaya asli, perangkat yang menjadi kunci serta pengait tas tersebut terbuat dari emas putih 18 karat serta berlian dengan total 8,2 karat. 

Hadyan yang memiliki pengetahuan mengenai emas serta berlian jelas tahu bahwa perangkat pada tas yang dia pegang bukan terbuat dari emas dan berlian asli. Orang lain mungkin bisa tertipu dengan  desain serta tekstur tas tersebut yang hampir menyerupai aslinya. Namun orang seperti dia jelas tidak akan tertipu. Tas ini sudah jelas palsu.

"Hah? Tas yang mana?" Tanya Daisy yang saat ini sedang mengikir kuku di jari telunjuknya. Dia masih belum sadar bahwa Hadyan sedang menanyakan tas seharga miliaran rupiah yang dia sewakan kepada salah satu artis Ibu kota.

Tubuh Hadyan muncul dari ambang pintu. Tangannya memang tas yang barusan dia tanyakan dan menunjukkannya ke hadapan istrinya.

Bagai terserang serangan jantung, Daisy langsung gelagapan melihat tas yang suaminya pegang.

"Kemana tas yang asli? Kamu jual?" Tanya Hadyan tajam.

"Mas, itu . . ."

"Kamu tahu aku akan memberikan apapun untukmu kan? Kenapa kamu sampai menjual barang pemberianku? Kamu butuh uang? Kenapa tidak memintanya langsung padaku?" 

Hati Daisy tersengat perih mendengar kata-kata dingin itu. Dia tahu bahwa Hadyan sedang marah padanya. Dan dia kebingungan bagaimana cara menjelaskan pada suaminya, terlebih membujuknya.

"Maaf, Mas" hanya itu yang bisa Daisy katakan.

"Mas butuh jawaban dek! Kamu jual tas nya?"

"Enggak" Daisy menggeleng takut, "Aku sewakan, Mas"

"Disewakan? Sama siapa?"

"Lumia, salah satu artis Ibu Kota"

"Apa? Darimana kamu kenal dia?"

Daisy menatap takut-takut ke arah Hadyan sebelum menyebutkan nama Wina. Lalu secara terbata-bata dia menjelaskan alasan dirinya menyewakan tas tersebut. Dia melakukan itu karena ingin mendapatkan informasi tentang Hadyan dari Wina, tapi gadis itu meminta sampai 300 juta. Jadi terpaksa Daisy menyewakan tas itu untuk membayarnya.

Mendengar itu darah Hadyan serasa menggelegak di dalam kepala. Dia benci melihat istrinya di bodohi seseorang. Terlebih orang itu merupakan mucikari yang dia pelihara. Brengsek! Berani sekali Wina mengambil keuntungan dari  istrinya!

"Kamu tahu kalau dia sedang memanfaatkanmu? Kenapa kamu sebodoh itu?"

Daisy merasa ada palu keras yang menikam hatinya. Tidak dia sangka Hadyan bisa berkata sekasar itu padanya.

"Memangnya aku bisa apa? Kamu begitu tertutup sebelumnya. Aku putus asa, aku ingin tahu tentangmu, Mas!" Pekik Daisy sembari melotot kesal.

Hadyan baru akan menanggapi saat mendengar alarm apartment mereka berbunyi. Alarm tersebut menandakan ada seseorang yang masuk ke dalam. 

Devil Inside HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang