Bab 2

2.7K 176 6
                                    

Sempat ragu, Daisy akhirnya setuju untuk bertemu dengan wanita kenalan Roni. Mereka sudah janjian disalah satu Coffeshop terkenal. 

Begitu sampai Daisy sangat terkejut melihat wanita itu. Bukan karena penampilannya yang sangat cantik dan sexy, melainkan karena wanita itu adalah teman satu jurusan di kampusnya. Mereka bahkan punya kelas yang sama di beberapa mata kuliah. 

Wina nama panggilannya, Daisy mengenalnya sebagai orang yang pendiam dan lugu. Beberapa temannya bahkan mengatai Wina culun karena penampilannya yang mirip kutu buku, dengan kaca mata besar yang menghiasi wajahnya serta rambut ekor kuda. Wina yang sekarang sangat berbeda. Mungkin saja ini kembarannya, Daisy membatin.

"Ternyata Lo orangnya Dai" Ucap Wina begitu Daisy mendekat kearah mejanya.

"Jadi Lo beneran Wina. Gue kira Lo kembarannya" Balas Daisy takjub. Wina mengedikkan bahu menyuruh Daisy duduk. 

"Jadi kalian udah saling mengenal ternyata" Ucap Roni yang ada diantara mereka. Dia memang lebih dulu sampai di tempat janjian mereka.

"Begitulah, Daisy ini temen kampus Gue" Jawab Wina sambil menyeringai. Melihatnya Daisy jadi salah tingkah.

"Jadi Lo ada kesulitan apa Dai sampai mau melakukan pekerjaan ini?" Tanya Wina langsung. Daisy yang ditanya tergagap bingung mau menjawab dari mana. Melihat hal itu Wina sontak tertawa, Dia tidak menyangka wanita yang dipuja-puja anak jurusannya karena kecantikannya itu mau menjual dirinya. 

"Tenang-tenang, Lo gak perlu cerita lagi. Gue udah denger dari Roni" Ucap Wina berusaha berhenti dari tawanya. Daisy tentu saja malu. Meski tidak mengenal Wina dekat, mengetahui bahwa wanita ini mengetahui kesulitannya membuatnya sangat malu.

"Tapi Dai, kalau memang Lo mau melakukan pekerjaan ini, Gue mau Lo serius ngejalaninya. Meski yang Gue lakuin ini bisnis haram yang bertentangan dengan moral dan agama, Gue serius mengelolanya." Ucap Wina memperingatkan. 

"Sekali Lo terjun, Gue gak mau lo mundur di tengah jalan. Gue punya banyak pelanggan setia yang profilnya bukan orang sembarangan. Sekali Lo bikin masalah, Gue gak akan segan-segan kasih Lo pelajaran" Ucapnya lagi dengan nada ancaman.

Daisy meneguk ludah, hatinya menciut. Tidak siap menerima konsekuensi. Tetapi hanya sementara. Batinnya berbisik.

"Apa Gue bakal terikat? Kalau sewaktu-waktu Gue mau berhenti dari pekerjaan ini, apa Lo akan mempersulit ?" Tanya Daisy memastikan.

"Lo tenang aja, Gue gak pernah memaksa seseorang melakukan pekerjaan ini. Kalau suatu saat Lo mau berhenti, Gue gak akan menahan-nahan. Yang penting Lo taat aturan."

"Memang aturannya seperti apa?" Tanya Daisy

"Jangan serakah, dan jangan jatuh cinta sama pelanggan Lo" Daisy mengernyit bingung mendengar jawaban Wina. Memahami kebingungan Daisy, Wina menambahkan "Lo tau kan pekerjaan ini hanya dilakoni wanita murahan? Gue mau Lo gak lupa akan hal itu. Kalau ada pelanggan yang nyewa Lo untuk waktu yang lama, jangan sampai Lo jatuh cinta padanya. Gue gak mau Lo jadi serakah dan menginginkan Dia seutuhnya."

"Memangnya ada orang yang akan jatuh cinta sama pria hidung belang?" Timpal Roni bertanya.

"Lo jangan salah, banyak wanita yang kerja bareng Gue jadi tidak tahu diri dan bermimpi bisa merebut pelanggannya dari istrinya." Jawab Wina sinis, kemudian menoleh kearah Daisy "Dan kebanyakan dari pelangan gue itu adalah orang-orang besar yang tidak suka nama baiknya tercemar. Kalau sampai pasangan mereka tau tentang perselingkuhan itu, bisa sangat merepotkan."

"Biasanya apa yang Lo lakuin kalau sampai hal itu terjadi?" Tanya Daisy

"Tergantung permintaan mereka, Seringnya Gue terpaksa menyingkirkan wanita yang jadi selingkuhan mereka. Memastikan wanita itu tidak mengganggu pelaggan Gue lagi."

Devil Inside HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang