Bab 23

1K 80 8
                                    

Maap lama ya, author abis liburan

Happy Reading 😊

****

Dua jam yang melelahkan akhirnya berakhir juga. Daisy bisa menghembuskan nafas lega saat Rengganis sudah masuk ke dalam mobil jemputannya.

Tidak berapa lama mobil Hadyan memasuki pelataran depan loby mall untuk menjemputnya juga.

Daisy langsung menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi begitu sudah masuk ke dalam mobil.

Hadyan tersenyum perhatian melihatnya, dengan jemari tangan kirinya, dia usap dahi istrinya lembut.

Daisy hanya diam saja, merasakan halus tangan Hadyan yang mengelus keningnya pelan.

Tidak berapa lama dia merasakan jemari tangannya di pegang, lalu dikecup Hadyan.

"Terimakasih ya sayang, kamu hebat banget hari ini" Kata pria itu seraya tersenyum senang.

Daisy masih tetap diam, dia malas berbicara. Hadyan yang paham dengan apa yang istrinya rasakan langsung terdiam.

Dia mengerti kenapa Daisy begini.

Untuk sesaat mobil melaju dengan keadaan hening di dalamnya.

Tidak ada yang berbicara diantara mereka, Hadyan yang tidak tahan dengan suasana tersebut, langsung menghidupkan radio mobil.

Terdengar suara penyiar radio yang sedang membacakan breaking news. Hadyan ingin mengganti salurannya, tetapi Daisy langsung mencegah, sebab penyiar tersebut sedang membacakan berita mengenai kelangsungan investigasi atas kasus penembakan yang menembak mereka.

"Pihak kepolisian masih kesulitan mencari pelaku penembakan yang terjadi kepada saudara Hadyan beserta istrinya. Hadyan sendiri merupakan anggota komisi III DPR RI . Sampai pada hari ini masih belum diketahui siapa dan apa motif pelaku tersebut. Polisi menduga ini merupakan upaya perampokan, sementara dugaan lainnya berkaitan dengan kasus upaya pembunuhan terhadap istri Hadyan yang terjadi saat demo besar-besaran beberapa pekan lalu"

Daisy langsung berdecih begitu mendengar berita tersebut, dengan kesal dia langsung mematikan radio secara kasar.

"Kasus ini tidak akan menemukan titik terang sampai mereka berhasil mendapatkan kambing hitam atas kejadian itu" Ucap Hadyan, Daisy langsung menatapnya bertanya.

"Siapapun yang mendalangi kejadian itu, mereka sudah merencanakannya begitu matang, tidak ada jejak sama sekali. Tidak ada sidik jari di mobil yang mereka pakai. Polisi hanya akan menemukan jalan buntu."

"Kenapa kamu berkata begitu?" Tanya Daisy penasaran.

Hadyan meliriknya sebentar sebelum menjawab "Aku bukan orang baik dek, aku pernah menjadi seperti mereka. Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Bekerja sama dengan orang jahat untuk mendapat keuntungan. Aku paham bagaimana cara kerja mereka, kalau sampai ada satu dari penyidik yang berhasil mendapatkan bukti, mereka akan melakukan sesuatu untuk menghilangkannya. Jika penyidik itu tidak bisa diajak bekerja sama" Hadyan meneguk ludah sebelum melanjutkan. "Penyidik itu akan kehilangan nyawa"

"Sampai seburuk itu?" Tanya Daisy tercengang.

"Iya" Hadyan mengelus tangan Daisy menguatkannya. "Setelah kejadian ini, mungkin ada banyak kejadian lain lagi yang tidak bisa kita prediksi. Aku mau kamu siap-siap dek, aku ingin kamu kuat. Mas akan melakukan segala cara untuk melindungimu. Tapi satu hal yang Mas minta. Be brave. Jangan pernah takut, hanya itu yang mas harapkan"

"Bagaimana aku bisa tidak takut mas? Aku sudah dua kali hampir kehilangan nyawa!!"
Seru Daisy dengan nada frustasi.

Hadyan menatapnya dengan wajah tak kalah frustasi "Karena itu kamu harus kuat! Kalau kamu lemah sedikit saja, mereka bisa dengan mudah menumbangkan kita"

Devil Inside HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang