"Hahaha, kamu memang cerdik Hadyan. Sekarang di dunia maya sedang heboh mengenai kasus penganiayaan Angelina." Untoro berkata riang pada rapat yang di adakan kesekian kali ini.
"Sekarang banyak netizen yang kontra ke Erlangga karena kasus itu. Yang diam-diam membenci pria itu bahkan memilih keluar dan ikut-ikutan mengutarakan kebenciannya pada Erlangga. Ternyata api yang kamu pantik berhasil terbakar. Bahkan sekarang sudah membesar." Sahut Baskoro menanggapi.
"Tapi ini masih awal. Erlangga sangat pintar, dia memilih diam dan tidak menanggapi kasus ini. Apa kamu tidak berusaha memprovokasinya untuk berbuat blunder, Hadyan?" Tanya Prasetyo yang membuat Baskoro dan Untoro seketika terdiam.
"Saya sudah berusaha Pak. Tapi seperti yang anda bilang, Erlangga sangat pintar. Dia berhati-hati sekali dalam menanggapi kasus ini. Makanya sampai sekarang dia belum membuat klarifikasi apapun"
"Apa kita harus ikut memprovokasi? Mungkin saja dia baru terpancing kalau ada salah satu kader kita yang memojokkannya di media televisi" usul pejabat partai yang lain.
"Mungkin anda benar. Sepertinya kita memang harus melakukan itu. Apa Bapak punya usul siapa kader yang bisa menjalankan tugas memanas-manasi Erlangga?" Tanya Hadyan pada Prasetyo.
Pria tua itu kemudian menyebutkan satu nama yang sudah sering berseliweran di televisi. Nantinya orang itu bertugas memberikan pendapat mengenai kasus Angelina. Pendapat yang dia berikan tentu saja sudah di setting untuk menyerempet ke kalimat yang berisi banyak provokasi di dalamnya.
*****
"Erlangga harus bertanggung jawab atas pengeroyokan yang terjadi kepada Angelina. Gara-gara fans nya, wanita itu harus merasakan kesakitan yang mendalam pada fisiknya. Kalian lihat sendiri seperti apa kondisinya kan? Angelina yang cantik berubah jadi jelek karena babak belur, mungkin dia tidak akan bisa pulih dalam waktu dekat. Dan sekarang Erlangga justru bersikap pengecut. Idola yang kalian bangga-banggakan itu memilih diam, tidak berempati sedikitpun. Menjenguk Angelina saja dia tidak mau!! Apa itu yang di sebut memiliki jiwa pemimpin? Bagaimana mau menjadi pemimpin kalau tidak memiliki empati!?"Begitu lah kira-kira kalimat provokatif yang dilayangkan salah satu kader partai milik Prasetyo. Tentu saja statement yang pria itu buat di salah satu berita televisi menuai pro dan kontra dari netizen. Dan karena masalah itu juga, hasil survey perolehan suara sementara yang di dapat Baskoro naik sebanyak 5 persen.
Hal ini tentu membuat Prasetyo senang bukan main. Ternyata rencana Hadyan sukses besar. Kalau sudah seperti ini, segala keraguan yang sempat terbersit di kepalanya mengenai kesetiaan Hadyan terhempas sudah. Hadyan memang pria yang pintar memilih majikan, membuat Prasetyo menjadi bukan main bangganya.
"Rencana awal untuk menjelekkan image Erlangga sudah berhasil. Sekarang tinggal rencana mem-branding ulang Bapak sebagai pribadi yang menyenangkan. Banyak yang menilai bahwa Bapak adalah pemimpin yang kaku dan dingin. Mereka membandingkan personality Bapak dengan Erlangga yang terlihat lebih humble kepada masyarakat." Ucap Hadyan kepada Baskoro.
Tidak seperti rapat sebelumnya yang berisi para pejabat Partai. Kali ini rapat yang sedang di selenggarakan hanya berisi Baskoro dan tim suksesnya.
"Kamu ingin aku mengubah sikap?"
"Benar, Pak"
"Kamu tahu aku tidak mungkin bisa ber-akting. Kalau mengubah sikap, aku harus menjadi orang lain."
"Hanya pada saat kampanye saja. Bapak harus bisa melakukannya, demi menarik perhatian masyarakat."
"Tapi, Hadyan. Aku takut sikapku nanti akan terlihat palsu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Inside Him
General FictionDulu Daisy tidak percaya bahwa roda kehidupan bisa berputar. Daisy pikir dirinya akan selamanya hidup sejahtera bersama keluarganya yang hebat. Namun takdir membawanya pada kenyataan bahwa keluarganya yang hebat bisa jatuh terperosok begitu dalam. ...