Bab 9

1.7K 106 9
                                    

Di ibaratkan dalam permainan catur, rengganis adalah bidak yang ingin di manfaat kan Hadyan untuk maju paling depan saat posisinya dalam bahaya.

Kedekatannya dengan wanita itu bukan suatu kebetulan, bukan pula karena suatu perjodohan yang diinginkan Ayah wanita itu.

Semua kedekatan itu ada dalam rencananya, yang dia susun sedemikian rupa, untuk membuat Ayah wanita itu selalu melihat kearahnya.

Lebih tepatnya melihat potensinya sebagai politikus yang handal.

Kesuksesan pria paruh baya itu menduduki jabatan nomor satu di negeri ini tidak lepas dari andilnya sebagai penasihat sekaligus tim sukses dalam setiap kampanye yang dilakukan pria itu.

Tentu saja, untuk membayar jasa besarnya pria paruh baya itu harus membantunya juga meraih posisi lebih tinggi.

Simbiosis mutualisme, begitu istilahnya. Namun Hadyan juga bukan lelaki muda yang sangat naif, dia sepenuhnya menyadari, ketika dia menyimpan banyak rahasia yang dimiliki sekutunya, itu bisa menjadi ancaman untuk nyawanya.

Karena itulah dia membutuhkan Rengganis sebagai tameng atas keselamatan hidupnya. Rumor mengenai pernikahan mereka jelas dia yang menghembuskan, itu adalah satu dari sekian banyak rencana yang dia susun untuk membuat pria paruh baya itu tidak berani menyentuhnya.

Tetapi sekarang, saat Hadyan melihat wanita yang dia cintai terluka oleh ulahnya, dia menjadi sedikit lemah. Ada banyak penyesalan yang dia coba enyahkan.

Namun, saat melihat lagi kedepan, dia tidak siap untuk kehilangan semua kerja kerasnya. Untuk bersama Daisy memang sangatlah tidak mudah, tetapi dia ingin sekali egois, memuaskan dahaganya atas rindu yang selama ini tersimpan dalam di hatinya.

Memikirkan itu, Hadyan tahu bahwa dia telah menjelma menjadi pria terkejam di dunia.

Tapi siapa yang peduli, bukankah hidup lebih dulu kejam terhadapnya?

*****

Beberapa hari terlewati sejak kejadian Daisy mengetahui kedekatannya dengan Rengganis, semula Hadyan pikir Daisy akan langsung menjauh darinya.

Tetapi pemikiran itu salah, Daisy justru menjadi orang yang paling sering ke Apartmentnya akhir-akhir ini.

Hadyan tentu sangat senang, ketika Daisy bersamanya, dia merasakan kebahagiaan yang tiada tara.

Namun meskipun begitu, Hadyan tidak sebodoh itu untuk berpikir Daisy telah jatuh kepelukannya.

Daisy pasti merencanakan sesuatu, dia hanya perlu mencari tahu, meski dia bisa menduga bahwa wanita itu sedang mencari informasi mengenai kasus Papanya dari dirinya.

Sebagai orang yang terbiasa melakukan hal licik, kelicikan Daisy tidak ada apa-apanya baginya.

Hadyan tidak akan marah padanya, justru dia merasa tertantang, sampai dimana gadis kecilnya berhasil melakukannya.

Memikirkan itu membuatnya tidak berhenti tersenyum dari tadi, membuat Aries yang sudah masuk ke ruang pertemuan mereka siang ini menjadi sangat penasaran, hal apakah yang membuat donatur organisasinya ini tidak berhenti tersenyum?.

"Mas !" Panggilnya agak keras.

Hadyan sedikit gelagapan, namun kemudian dengan cepat dia mengubah ekspresinya.

"Kamu sudah datang rupanya."

"Hmm. Mas senyum-senyum kenapa?" Tanya Aries masih penasaran.

Hadyan hanya melambaikan tangan pertanda tidak ingin membahas. Dia kemudian mengambil salah satu berkas dan menggesernya ke arah Aries.

Devil Inside HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang