Bab 46

695 61 7
                                    

Tahun hampir berganti, musim kampanye telah menanti. Disaat Daisy sibuk mempersiapkan diri untuk menghadiri acara wisuda, Hadyan di sibukkan dengan kegiatan mempersiapkan Baskoro yang beberapa hari lagi akan menghadiri acara debat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. 

Dan seperti yang pernah terjadi di beberapa periode lalu, kali ini hanya ada dua kandidat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Mereka adalah Baskoro beserta calon wakilnya, serta Erlangga beserta wakilnya. Baskoro dan Erlangga masing-masing merupakan putra dari pemilik partai. Meski partai milik Ayah Baskoro bisa dibilang yang paling besar dibanding partai lainnya, namun Partai milik Ayah Erlangga tidak bisa di anggap remeh, karena partai itu berkoalisi dengan beberapa partai besar yang lain.

Acara debat tersebut akan di lakukan di salah satu studio milik stasiun televisi paling terkenal di dalam negeri. Acara itu nantinya akan di tayangkan di 6 stasiun televisi  serta berbagai media sosial dan elektronik. 

Di media sosial dan media elektronik sendiri, status user  yang mengantri untuk menonton acara debat itu sudah mencapai puluhan juta.

Hal ini menandakan bahwa pemilihan calon presiden dan wakilnya yang akan diadakan tahun depan merupakan Pilpres yang paling semarak dalam sejarah.

Bagaimana tidak? Berbagai karnaval dan event diadakan hampir di seluruh pelosok negeri untuk mendukung calon presiden kebanggaan.

Tentu saja hal ini dilakukan karena di prakarsai oleh pendukung Erlangga yang kebanyakan berasal dari kalangan muda. Mereka yang memang mengidolakan pria itu tidak tanggung-tanggung dalam membuat acara meriah sebagai bentuk dukungan terhadap pria itu.

Tim sukses Baskoro yang tidak mau kalah tentu saja membuat acara tandingan. Jadilah kedua kubu tersebut saling berlomba-lomba dalam menyemarakkan pesta Pemilihan Presiden tahun depan.

Karnaval dan Event tentu tidak hanya di lakukan di kehidupan nyata, bahkan di media sosial kedua kubu pendukung  mereka saling menyerang dalam kata-kata. Meme wajah kedua belah pihak saling bertebaran, bahkan berbagai ujaran kebencian untuk kedua pihak tidak ketinggalan.

Semua bercampur saling menjelekkan pihak lawan, demi sebuah validasi bahwa idola yang mereka pilihlah yang merupakan Sang Pemimpin Sejati.

"Rafauli brengsek!!! Bukannya menerima kerjasama yang ku tawarkan, dia justru mengusung Putranya untuk maju di Pilpress tahun depan!" Geram Prasetyo pada rapat kali ini.

"Bagaimana ini Romo? Aku khawatir perolehan suara untukku tidak akan cukup. Dari data user pengguna media sosial, dia jelas memiliki pendukung lebih banyak dibanding diriku. Sedangkan pendukungku yang ada di media sosial sebagian besar merupakan robot milik Hadyan" ujar Baskoro dengan raut wajah cemas.

"Apa kau sudah mengeceknya Hadyan? Mungkin saja pendukung Erlangga robot virtual juga!" Sentak Prasetyo yang bertanya langsung pada Hadyan.

"Para expert yang bekerja padaku sudah mengkonfirmasi, robot virtual yang mendukung pria itu tidak sampai 1 persen dari keseluruhan total pendukungnya"

Semua yang ada di ruang rapat berseru kaget.

"Brengsek!!! Brengsek!!! Rafauli ....!!!!!" Geram pria tua itu, "Cecunguk seperti dia berani melawanku! Kalau aku tahu putranya memiliki potensi menjadi pemimpin di negeri ini, aku tidak akan pernah membiarkannya mendirikan partai sendiri!!"

Sudah menjadi rahasia umum, Rafauli dulunya merupakan salah satu pejabat di partai milik Prasetyo, sebelum akhirnya 10 tahun lalu pria itu memutuskan untuk keluar dan mendirikan partai miliknya sendiri.

"Berapa persen kira-kira perolehan suara untuk putraku?" Tanya Prasetyo lagi pada Hadyan.

"Total perolehan suara sementara tidak sampai 20 persen dari keseluruhan total Data Pemilih Sementara."

Devil Inside HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang