"Mas aku ikut ya" pinta Daisy saat melihat Hadyan sedang memakai kemeja santainya.
"Mas mau pergi mengurus pekerjaan dek, kamu tunggu mas pulang aja ya. Mas nggak lama kok" ucap Hadyan sambil mencium keningnya.
Daisy meremas jemari tangannya kuat karena sadar Hadyan sedang berbohong padanya.
"Tapi aku pengen ikut" rengek Daisy sekuat tenaga.
"Kamu jangan ginilah dek, mas kan udah bilang nggak akan lama" ucap Hadyan mulai meninggikan suara.
"Mas selalu pergi setiap malam, tapi nggak sekalipun ngajak aku. Aku bosan harus nungguin kamu setiap malam" sentak Daisy yang mulai terlihat kesal.
Hadyan menampilkan raut frustasi karena sebal Daisy bersikap manja seperti ini.
"Kamu bisa tidak jangan seperti anak kecil? Mas nggak bisa ngajak kamu. Ini pertemuan penting dengan pejabat partai" ucap Hadyan.
Daisy menatapnya dengan hati bergemuruh sakit, dia tidak menyangka Hadyan menolaknya dengan begitu lugas. Kalau sudah begini dia tidak berani terus memaksa.
Mata Daisy terasa perih, bibirnya bergetar , air mata sudah hampir menetes dipipinya. Melihat itu Hadyan langsung menghembuskan nafas kasar.
"Yaudah iya, cepat kamu siap-siap. Mas harus segera sampai di tempat acara soalnya" ucapnya.
Daisy langsung menatapnya dengan wajah sumringah. Dengan hati membuncah senang dia langsung melompat-lompat menuju lemarinya.
Melihat itu hati Hadyan terasa hangat. Tapi memikirkan ke tempat seperti apa dia akan membawa Daisy membuatnya sakit kepala. Dia harus memutar otak, supaya Daisy tidak menarik perhatian teman-temannya di pesta nanti.
*****
Pesta itu diadakan di rumah merah yang ada di salah satu perumahan elit yang ada di Jakarta. Rumahnya sangat megah, Daisy sampai melongokkan kepalanya ke kiri dan ke kanan sangking terpananya.
"Ini rumah siapa Mas?" Tanya Daisy penasaran.
"Rumah Sulistyo" Jawab Hadyan dengan salah tingkah.
Daisy kaget, tidak menyangka rumah yang mereka datangi milik pria itu. Dia tentu ingat, Sulistyo adalah orang yang pernah dicurigai papanya terlibat dalam kasus korupsi bertahun-tahun yang lalu.
"Jangan protes, mas udah larang kamu untuk ikut."
Daisy langsung mendelik ke arah Hadyan,"Siapa yang protes? Aku cuma kaget kok" ujarnya sedikit kesal.
Baiklah, mari kita lihat seperti apa perawakan Sulistyo yang sempat menggemparkan tanah air beberapa tahun silam.
Hadyan tersenyum geli mendengar perkataan Daisy, dia menaikkan sikutnya untuk meminta Daisy menggandengnya.
Daisy tersenyum tipis sambil menuruti, mereka pun berjalan dengan mesra masuk ke dalam tempat acara.
Ternyata suasana pesta sudah lumayan liar, Daisy bisa melihat beberapa orang sudah teler sambil menggenggam gelas minuman.
Musik yang merdentam membuat mereka menggoyangkan tubuh sambil bercengkrama, di beberapa sudut ruangan, dia bisa melihat beberapa pasangan sedang bercumbu.
"Hadyan my friend!" Teriak sebuah suara yang mengagetkan Daisy.
Dia menoleh ke samping kiri dan mendapati seorang pria sepantaran dengan Hadyan sedang menghampiri mereka.
Pria itu memakai kemeja yang kancingnya dibiarkan terbuka setengah, menampakkan dada bidangnya yang di tumbuhi bulu-bulu halus yang terlihat lumayan seksi. Rambutnya di ikat setengah ke belakang, sementara bulu-bulu kecil di sekitar rahang dan kumisnya dibiarkan tumbuh tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Inside Him
General FictionDulu Daisy tidak percaya bahwa roda kehidupan bisa berputar. Daisy pikir dirinya akan selamanya hidup sejahtera bersama keluarganya yang hebat. Namun takdir membawanya pada kenyataan bahwa keluarganya yang hebat bisa jatuh terperosok begitu dalam. ...