12 - Raindrops

686 127 54
                                    

Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen🤗

***

Diary #189

Masih dengan kopi hangat yang sama, pemandangan sama, aku melihat perempuan itu. Hari ini dia memakai gaun tanpa lengan berwarna biru langit, ukiran tato dilengannya terlihat bebas. Dia cantik...?

Ku lihat dia bermain bersama putranya, potret ibu dan anak yang indah.

Akhir-akhir ini rambutnya agak memanjang, setiap dia berlari kecil rambut-rambut itu ikut menari. Setiap ia tersenyum lebar, atmosfer di Bar ini berubah riang. Apa sesuka itu kau menarik sudut bibir? Hal-hal kecil yang kau lakukan bisa merubah dunia. Luar biasa.

Setelah lebih dari enam bulan lamanya aku selalu mendantangi Bar ini, perempuan itu tak pernah berhenti membuatku penasaran setiap harinya. Aku ingin mengajaknya bicara, menyebut namanya seperti yang teman-temannya lakukan.

'Suzy..'

Seperti itu.

Sepertinya dia orang yang asyik.

"satu kopi latte dan puding buah. Seperti biasanya, tuan."

Pria itu segera menutup buku diary begitu perempuan yang ia ceritakan di memonya hadir tepat membawa pesanannya. Lagi-lagi dengan senyum itu, menatap mata sang pria yang diam-diam memperhatikanya beberapa bulan belakangan ini.

"ah, ya.." pria itu menjawab kikuk.

"seminggu terakhir ini anda tidak terlihat datang."

Sepertinya dia ingin memulai percakapan lebih dulu. Aku cukup gembira.

Pria itu pun tersenyum kecil, "aku sibuk mengisi seminar ke luar kota."

Terlihat perempuan tersebut mengangguk mengerti, merasa tak ingin bertanya lebih lanjut. Ia memilih berpamit kembali ke balik meja kasir, menemui teman prianya yang sedang berjaga di sana.

"tempat duduk yang sama, pesanan yang sama dan datang di jam yang sama setiap harinya. Apa dia pengidap *OCD?" bisiknya pada Suzy.

Suzy sontak memukul lengan Sehun, "jangan menjelek-jelekan costumer."

"lihatlah bahkan cara berpakaiannya selalu monoton dan membosankan. Sungguh menyesakan, aduh! Kepalaku pening melihatnya." Teman sebaya Suzy itu meringis, seolah melihat orang aneh.

Suzy seraya memperhatikan lamat-lamat orang yang Sehun gunjingkan, memang sih orang yang selalu datang ke restonya setiap pukul delapan pagi itu agak unik. Dia pasti memesan menu yang sama setiap harinya. Kopi latte dan puding buah. Meski begitu ia tidak sejahat Sehun yang sampai gerah melihat kelakuan orang itu. padahal jika dipikir-pikir orang itu tidak mengganggu siapapun. Hanya duduk dan diam dengan catatannya. Kenapa Sehun harus sampai seperti itu?

"aku pikir dia orang baik."

"siapa yang bilang dia jahat? Aku hanya berkata dia 'agak berbeda', dalam tanda kutip."

"sounds like you're calling him crazy, Sehun."

Sehun berdecih, "I'm not." Ia menyangkal dengan senyum menyebalkan. "lagipula kenapa kau sangat membelanya?"

"oh, well.. tentu saja aku membela pelanggan setia kita yang berhasil memecahkan rekor 200 kali datang ke sini." Suzy membuka laci, meraih kupon hadiah untuk pengunjung yang setiap hari datang ke Masagi selama dua ratus hari.

"dia pemenangnya?" kedua mata Sehun membulat.

Belum sempat Suzy membalas ucapan Sehun, pria yg sedang mereka bicarakan sudah ada di depan meja kasir, hendak membayar makanannya. Buru-buru Suzy melihat bill, "totalnya tiga puluh enam ribu won seperti biasa." Katanya dengan senyum ramah.

My Baby's Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang