Extra Part

863 108 25
                                    

Happy Reading jangan lupa vote komen🙏

***

Rumah berwarna putih dikelilingi tanaman hias itu terlihat damai. Tepat di ruang keluarga berjejer foto-foto penuh kenangan milik Bae Suzy selama dua tahun kebelakang. Bingkai pertama, menampakan Suzy kala menjadi sukarelawan di Afrika bersama anak-anak kecil yang terlihat gembira berpose dengannya.

Pada bingkai ke dua, nampak Suzy sedang mendaki Grand Canyon Arizona dengan setelan ala-ala backpacker. Dan bingkai selanjutnya memperlihatkan Suzy berfoto bersama orang-orang Rumah Rehabilitasi Kanker La Lune di Perancis, perempuan itu menghabiskan waktu di sana selama satu tahun menjadi relawan sebelum berpindah ke Denmark dan tinggal di Kota Skagen untuk hari-hari terakhirnya 'menyembuhkan diri'.

Pengalamannya selama dua tahun sungguh mengubah hidup Suzy besar-besaran. Melihat bahkan di Afrika minum air bersih saja susah, hati Suzy sesak dibuatnya. Lalu ketika di Rumah Rehabilitasi Kanker, banyak sekali pelajaran hidup yang Suzy dapat. Di saat dirinya selalu ingin mati, di sana ada orang-orang yang berjuang melawan penyakit Kanker mengobati diri sampai habis-habisan untuk terus hidup. What a life, Suzy cukup tertampar. Hidup itu hanya berjalan satu kali, dan yang namanya nyawa itu sangat berharga.

Di Denmark ia berteman baik dengan Bibi Marie, seorang janda tua yang tak punya anak, suaminya sudah lama tiada, Suzy tinggal di rumah beliau--dia menyediakan rumah kost--lalu dengan alami Suzy dijadikan anak angkat Bibi Marie.

Bibi Marie berperan penting dalam proses penyembuhan Suzy, dia memberi banyak petuah yang berguna. Ada sebuah kalimat yang sampai saat ini melekat dalam kepala Suzy dari Bibi Marie,

"Suez, emotional pain cannot kill you, but running from it can. Allow. Embrace. Let youself feel. Let yourself heal. It's okay to cry, that's a human thing."

Terimalah, rasakan sakitnya sampai kau tidak menyadari jika rasa sakitmu telah hilang. Yang namanya menyembuhkan itu butuh waktu, walaupun terdengar 'template' sekali, tapi memang begitu kenyataannya.

Mungkin dari kalian yang pernah mengalaminya akan paham jika kata-kata 'waktu akan menyembuhkan segala luka' itu benar adanya. Face it, accept it, deal with it, then let it go. Kau harus mencoba melakukan penerimaan.

Dengan tetapan lembut Bibi Marie merangkul Suzy yang menangis tersedu-sedu sambil berdo'a, beliau bilang seperti ini. "one of the most courageous decisions you'll ever make is to finally let go of what is hurting your heart and soul."

Selama ini Suzy tidak benar-benar melepaskan rasa penyesalannya akan kematian Chanyeol, dia terus hidup dalam lautan rasa bersalah sampai-sampai membunuh dirinya secara perlahan, itulah masalahnya, itulah mengapa penyakit Suzy semakin membesar. Bukan hanya kematian Chanyeol, namun juga Suzy terus menyalahkan takdir hidupnya yang kurang beruntung sampai melupakan fakta bahwa ia masih memiliki kebahagiaan lain seperti memiliki Baby J dan Myungsoo.

Dia menutup mata dan terus terfokus pada rasa sakitnya, tidak mencoba bangkit dan sembuh. Suzy mengakui dirinya egois. Namun kini semua duri dalam hatinya telah tercabut habis, Suzy menrima bahwa meninggalnya Chanyeol adalah bagian dari takdir yang Tuhan tulis. Tidak ada lagi penyesalan, rasa bersalah dan trauma. Ia sudah jauh lebih baik dengan Suzy yang terlahir kembali.

Oke, back to topic mengenai Bibi Marie.

Bersama Bibi Marie membuat Suzy lebih rajin ke Gereja, berdo'a pagi dan membantu setiap event-event yang ada. Makanya ketika Suzy pamit pulang, Bibi Marie agaknya tak rela melepas putri angkatnya. Suzy berencana untuk mengunjungi tiga kali dalam setahun.

"waktu Suzy pergi, Ibu benar-benar menangis heboh. Ada apa ini? kenapa dengan rumah tangga kalian? Apa Myungsoo sudah melakukan kesalahan fatal? Satu-satunya yang ibu lakukan adalah memarahi Myungsoo, iya kan Yah?" Ibu meminta komentar Ayah tentang kejadian dimana Myungsoo dimarahi Ibu habis-habisan karena dikira gagal menjaga istri sendiri.

My Baby's Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang