10 - The Reason

732 139 58
                                    

Part ini dijamim bikin u pingin menghujat Myungsoo abis2an 😂

Happy reading, jangan lupa vote dan komen ya🙏

***

Dihitung sudah beberapa hari setelah insiden sok-sokan gentleman di depan keluarganya dan juga keluarga Nara.
Jujur saja, pada awalnya ia merasa lega, beban di hatinya plong entah kemana. Tapi nyatanya kelegaan itu hanya bertahan sementara, Myungsoo kini malah punya beban baru yang mengganggunya.

Kemarin itu kerasukan jin mana sih dia? Pakai berani-beraninya mengaku di depan ayahnya yang super menyeramkan itu? Sekarang semua kacau. Hubungannya dengan Nara, rencana pernikahan mereka dan tentu saja kepercayaan orang tuanya runtuh seketika.

He lost everything.

Meski tidak everything-everything sekali sih.. buktinya Myungsoo masih tetap kaya raya. Masalah terbesar di sini sekarang, ia berkali-kali mencoba menghubungi Nara, untuk meminta kejelasan hubungan mereka setelah Myungsoo memberi perempuan itu waktu berhari-hari. Myungsoo memaklumi, mungkin Nara masih syok. Tapi kini sudah lewat satu minggu, tak mungkin kan syoknya tak kunjung selesai?

"I want her to understand my situation and accept me as I am, makanya jujur. Aku tidak mau dia tahu dari orang lain, karena itu akan sangat menyakitinya."

Junho menghela panjang, "tapi masalahnya, apa dia mau mengerti dan menerimamu yang tau-tau punya anak?"

"if she trully loves me, she will." Myungsoo sepertinya terlampau percaya diri bahwa Nara akan menerima keadaannya dengan lapang dada, terbukti dari wajah angkuh yang masih bisa ia perlihatkan kemana-mana.

"ingat, Bro, dunia tidak hanya berputar pada porosmu saja. Kalau aku jadi Nara sih malas ya menikah sama bapak beranak satu."

Omongan Junho dibalas tatap tajam tak suka dari Myungsoo, "apa, sialan?"

"lihat faktanya, Myungsoo. Nara itu sempurna dalam segala sisi, dia bisa dengan mudah mendapat yang lebih-lebih darimu dengan tampang seperti itu," Myungsoo sudah siap membogem teman kecilnya itu.

Segera Junho meralat ucapannya, "eits.. tapi jangan marah dulu, seperti katamu tadi, kalau dia mencintaimu dia tidak akan melakukan itu, right?" Lagi-lagi Myungsoo mengatur kesabarannya menghadapi Junho yang selalu bisa membuat suasana hatinya seperti roller coaster.

Mungkin Junho sengaja melakukan itu agar Myungsoo lebih sadar diri, menurunkan sikap tinggi hatinya. Jikalau sesuatu terjadi tak sesuai harapan pria itu, jadi jatuhnya tidak terlalu sakit. Lagipula ya Myungsoo itu jenis manusia yang lebih mengedepankan egonya dan kelewat percaya diri. Dia merasa bisa menggenggam dunia dalam setiap langkahnya. Well, wajar sih karena sedari kecil Myungsoo selalu mendapatkan apa yang ia mau.

"aku mau bertanya, tapi kau jangan merajuk dulu." Kali ini Junho lebih hati-hati.

Myungsoo diam tak menanggapi, meski begitu tak menghentikan Junho untuk melontarkan pertanyaannya."misalkan ya, mi-sal-kan, Nara tidak bisa menerimamu. Apa yang akan kau lakukan?"

Satu detik, dua detik sampai berubah menjadi menit Myungsoo masih bergeming. Sedari tadi pikirannya hanya disetting bahwa Nara akan menerimanya dengan tulus, ia tidak membuat kemungkinan lain yang bisa saja terjadi. Lagipula, masa sih Nara enggan menerimanya?

"no, she won't do that." Myungsoo bersikukuh dengan keyakinannya. Ia menjauhkan rokok yang sedari tadi ia hisap lalu ia injak di atas tanah sebelum memilih pergi mengambil kunci mobilnya.

"Myungsoo." Junho menyahutnya, menghentikan langkah Myungsoo untuk sesaat. "jangan berlari terlalu kencang, kau bisa jatuh." Ucapnya yang terdengar membingungkan di kuping Myungsoo.

My Baby's Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang