Special Chapter : Kim Aera dan Dunianya

648 69 30
                                    

Tidak sempat review. Maaf kalo banyak typo🙏

***

Kim Aera hanyalah bocah berumur 6 tahun dengan keingin tahuan yang besar akan dunia yang ia pijak. Rasa penasaran mengenai darimana datangnya hujan, kenapa bisa ada benda berkerlap-kerlip di langit malam atau sekedar, bagaimana dirinya bisa terlahir ke dunia. Untuk pertanyaan ketiga, Mama selalu memberi jawaban konyol, Mama bilang Aera lahir dari beberapa adonan kue yang dibuat di dalam oven.

Jika memang begitu, bukankah Kim Aera bisa menjadi santapan pagi bersama susu coklat panas? Jika memang begitu, dirinya dan roti nanas adalah saudara, mengetahui cara pembuatan keduanya yang sama.

Diberi jawaban ambigu, Kim Aera tak serta merta percaya. Mana mungkin dia dan roti nanas satu spesies?

Kim Aera, bocah perempuan berumur 6 tahun itu sudah membaca banyak buku, mencari jawaban atas segala rasa ingin tahunya. Gadis kecil jenius, memiliki hobi mempelajari hal baru, namun sedikitketus terhadap orang lain.

Uhm.. sepertinya tidak hanya sedikit. Di umurnya yang baru segitu, dia sudah punya banyak musuh.

Berbeda dengan kakak lelakinya, Kim Hajoon yang sudah ada di kelas 1 SMP, mereka seperti air dan minyak. Aera yang ketus, Hajoon yang ramah. Aera yang cerdas, Hajoon yang malas berpikir.

Baik Suzy ataupun Myungsoo menerka-nerka, mengapa mereka bisa memiliki anak-anak yang punya kepribadian bertolak belakang seperti itu? Keduanya jeals berbeda kecuali postur wajah dan gen yang tak bisa dibohongi.

"Kak J tahu siapa Aristoteles?" tanya Aera pada kakaknya yang sibuk bermain gitar. Joon punya bakat seni yang luar biasa.

Kim Hajoon menoleh, binar-bianar di kedua manik Aera seperti bintang kecil bersinar di langit lepas. Mendapati wajah serius Aera Joon tersenyum jahil. "tahu, lah." jawabnya.

Kim Aera, anak sombong itu menaikkan dagu menantang. Dia memang kurang tak suka jika ada orang yang serba tahu melebihi dirinya. Bisa ditebak kan dia mirip siapa?

"lantas siapa dia? jelaskan. Dengan. Jelas." Tekan Aera.

Joon menahan semburan tawa, dia memasang wajah yang tak kalah serius dengan Aera. Kepala sang kakak mendekat, berbisik te[at di kuping kiri adiknya. "Aristoteles, dia... TUNG!" sengaja, Joon mengatakan kata TUNG sekeras mungkin sehingga telinga Aera berdengung sakit.

Biadab! Kakak biadab! Secepat mungkin Aera menjauh sebal, memberi tatapan mematikan pada Joon lalu menangis. "huaaa...."

Joon terbahak dibuatnya.

"Kim Hajoon! Mulai ya mengganggu adikmu!" suara keras seorang perempuan dari arah dapur terdengar.

Here we go.. Mama dengan segala omelannya siap menerjang Joon macam rapper yang tak punya jeda di setiap ucapannya. Joon segera membaringkan tubuh di sofa ruang tengah kediamannya dengan samtai sambil membuka ponselnya untuk bermain game daripada mendengar Mama mengomelinya.

"Kim Joon.." panggil Papa yang sedaritadi ada di samping anak-anaknya. Pria itu sedang membaca berkas-berkas pekerjaan. "kalau kau bersikap seperti itu Mama akan semakin memarahimu." Lanjutnya tanpa mengalihkan pandangan ke Macbooknya.

Sontak Myungsoo menutup benda di pahanya ketika tangis Aera semakin keras. Ia menanggalkan kacamatanya lalu menghampiri sang putri untuk ia gendong. "minta maaf pada Aera. Ini juga untuk keselamatanmu sebelum Mama kesini." Perintahnya lembut. Pria itu mengelus kepala putri kecilnya, memeluk Aera sehangat mentari dengan penuh rasa sayang.

Terpojokkan, Kim Joon lantas bangkit. Bola matanya memutar malas. "oke, oke." Anak berusia 13 tahun itu membungkuk sempurna di depan Aera, dengan bahas formalnya ia berkata, "hamba minta ampun atas segala kekurang ajaran hamba, putri mahkota.."

My Baby's Daddy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang