***
Suara guntur yang menggelegar terdengar, cahaya kilat menembus jendela rumah memasuki kamar tidur tersebut. Hujan badai membuat suhu menjadi dingin lebih dari biasanya, tubuh Suzy menggigil, dia baru saja membasahi diri di bawah shower kamar mandinya dengan perasaan kosong. Baju yang basah kuyup serta rambut yang menghasilkan air-air yang menetes tak ia hiraukan. Perempuan itu serasa telah ditarik nyawanya dalam sekali gerakan.
Semua akan sia-sia.. begitu perempuan itu kembali, semua akan sia-sia.. bisik batinnya.
bagaimana bisa seorang perempuan berama Kwon Nara mampu menggunjang kejiwaannya sebesar ini? Seolah segala ketakutan Suzy yang sempat hilang kembali datang. Ia takut kebahagiaan ini akan direnggut lagi, seperti sebelum-sebelumnya yang Suzy pernah alami.
Suzy memeluk tubuh ringkihnya, semakin tubuhnya bergetar, ia semakin gelisah tak tertahan. Digigitnya buku-buku jemari sampai terluka, dipeluknya lutut kaki lalu ia jadikan tumpuan wajahnya.
Bagaimana jika Kwon Nara membuat Myungsoo goyah? Bukankah itu bisa saja terjadi ketika perempuan itu pernah menjadi cinta dalam hidup Myungsoo?
Argh!! Semakin Suzy memikirkannya, semakin ia ingin berteriak merusak semua barang-barang di kamar itu dan berlari ke tengah badai di luar sana.
Coba kau pikir, sebentar lagi Kim Myungsoo akan meninggalkanmu demi perempuan itu. Dasar bodoh, mengharapkan cinta seutuhnya dari pria yang menganggapmu pesinggahan sementara!
Kau. Akan. Dibuang.
Lucu sekali kau mengharapkan kebahagiaan. Ingatlah, Suzy, hidupmu tak pernah diberi kesempatan seperti itu.
"lagi-lagi.. kalian.. datang.." Suzy merasakan sesak di rongga pernafasannya. Bagaimana menghilangkan bisik misterius yang membunuhnya secara perlahan itu? Menurut psikiaternya, Suzy harus bisa menenangkan diri sendiri dan jangan menghiraukan mereka karena mereka tidaklah nyata. Yakinkan diri.. yakinlah kalau mereka tidak.. ada.
Persetan! Suzy tetap tidak bisa! Sekonyong-konyong Suzy hanya akan berteria—
Clek..
"Suzy?" Pria itu sudah pulang. Pria itu menatapnya cemas. Pria itu menghampirinya.
"Suzy...?" sahutnya lagi tatkala tak mendapat jawaban.
Suzy perlahan menengadah, memandang suaminya yang baru saja pulang dari kantor. Myungsoo tetap seteduh musim semi, aroma maskulin tubuhnya selalu membuat candu tapi bisakah Suzy memiliki pria ini selama-lamanya?
"kau basah kuyup." Sergah Myungsoo yang sibuk meraba-raba tubuh istrinya. Myungsoo menyadari jika lampu kamar mereka belum dinyalakan, dan ia mendapati Suzy yang seperti ini. Perempuan itu pasti sedang ada di titik bawah mentalnya.
Bukan seorang monster menyeramkan, bukan pula menjadi orang jahat, malam itu Suzy memperlihatkan sisi lemah dan ringkihnya. Dari sorot sendu yang meminta pertolongan seolah memohon agar Myungsoo tidak akan pernah meninggalkannya.
Suzy selalu penuh kejutan dan Myungsoo tak pernah bisa menebak jalan pikir perempuan satu ini. Tapi itulah keunikan yang istrinya punya. Dia memiliki luka yang begitu indah terukir dari dalam dirinya, seperti secercah cahaya yang dibaluti kegelapan. Myungsoo seakan menemukan mutiara dalam palung laut Mariana setelah lama melakukan pencarian siapakan akhir dari takdirnya.
Myungsoo telah jatuh sejatuh-jatuhnya pada perempuan itu dan tak seharusnya Suzy mengkhawatirkan yang tidak perlu.
Jari lentik Suzy menariki kemeja Myungsoo lalu mendarat di kancing-kancing itu, secara pelan Suzy melepas satu-persatu benda bulat tersebut tanpa banyak bersuara. Bahkan di kala tertutup gelap begini Bae Suzy masih terlihat mempesona dan seksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby's Daddy [END]
Romance•FANFICTION of BAE SUZY X KIM MYUNGSOO• Bagaimana jadinya jika pernikahanmu terancam batal hanya karena seorang perempuan mengaku telah memiliki anak darimu? Ya, hal tersebut dialami oleh Kim Myungsoo. Kedatangan Bae Suzy, seorang perempuan berumur...