Vote komen wajib
Hargai karya semua orang apapun itu
~~~
Cleo melambaikan tangannya pada anak-anaknya yang baru saja keluar dari sekolahnya. Istirahat makan siang, ia memutuskan untuk mengajak Bara dan Calvin untuk makan di luar.
Kedua saudara kembar tak identik itu berjalan cepat menghampiri Cleo yang tengah berdiri menunggu mereka di depan mobil putihnya.
"Mama! Lihat deh, nilai ujian matematika Avin dapet sembilan puluh," ucap Calvin menunjukkan kertas ujian matematikanya dengan bangga pada sang mama.
"Woah, hebat banget anak mama ini. Jadi kamu sudah hafal perkalian nih?" balas Cleo mencolek dagu putra bungsunya.
Calvin menyengir lebar. "Avin diajarin sama Bella, Mom. Jadi langsung masuk ke otak deh."
"Kamu lupain abang? Abang juga yang ajarin kamu semua mapelnya dari dulu," sahut Bara tak terima jika adiknya itu hanya mengangungkan Bella saja.
"No! Abang galak, jutek, ngeselin. Masa Avin salah dikit aja abang langsung masang wajah horor. Untung abang, kalau bukan, udah Avin lempar pakai lap dapurnya mama."
"Oh, berani sekarang kamu?" Bara mengapit leher adiknya itu, merasa geram karena adiknya itu tak pernah tidak sehari menyebut nama Bella. Padahal, semua PR Calvin juga selesai berkat bantuannya.
Calvin terbatuk-batuk merasakan lehernya seperti dicekik oleh kembarannya. Namun, Cleo langsung menatap Bara, menyuruhnya untuk melepaskan adiknya.
Sedikit tidak rela. Akhirnya Bara melepaskan Calvin yang telah tersenyum mengejek karena Cleo berpihak kepadanya.
"Abang nggak mau juga nunjukkin nilai UTS nya kemarin?" tanya Cleo yang diangguki Bara langsung.
Sejak tadi Bara sudah memegang kertas ujian yang dibagikan oleh gurunya hari ini. Cleo menerima kertas ujian Bara, kemudian menelitinya sejenak. Tiga lembar jawaban ujian sedang dipegangnya sekarang.
"Nggak ada yang harus diteliti lagi. Orang semuanya dapet seratus gini," ucap Cleo membuat Calvin yang mendengar itu melongo.
Bara sudah tersenyum miring, membalas tatapan adiknya yang sedikit merengut karena kalah saingan nilai dengannya.
"K-kok bisa ya?" gumam Calvin seraya menggaruk kepalanya yang kebetulan gatal.
"Avin, kok yang ditunjukkan mama cuma matematika aja? Ini kertasnya abang ada IPA sama Bahasa Prancis juga. Mana punya kamu yang lain?" tanya Cleo .
"Itu ... kayanya ketinggalan deh, Mom. Ah iya, Avin inget. Avin sengaja buatin Bella kapal-kapalan tadi, Mom. Sebagai ucapan terima kasih karena udah ngajarin Avin."
Kedua mata Cleo melebar langsung. "Kamu buat kapalnya pake kertas ujian kamu?!"
"Iya."
"Emang nilainya berapa?"
"Nilai IPA Avin dapat lima puluh, kalau Bahasa Prancis dapat dua puluh. Soalnya waktu itu Avin kebelet, jadi sampai kelas waktunya nggak cukup buat ngerjain."
Cleo reflek memegangi dadanya, sedikit syok dengan tingkah anaknya yang satu ini. Bagaimana bisa Calvin selalu saja berbuat aneh-aneh?
"Rey, Calvin ini beneran anak kita nggak sih?" batin Cleo mulai pusing dengan kelakuan Calvin.
"Mampus, kena marah habis ini," bisik Bara langsung dipelototi oleh kembarannya.
Calvin sontak maju ke hadapan mamanya. "Mom, maafin Avin, ya? Avin janji bakal minta ke guru buat remed. Janji juga nggak bakal jelek lagi nilainya," ucapnya sedikit takut-takut. Ia takut jika mamanya akan menghukumnya seperti di sinetron televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNAND : AFTER HE LEFT ME [SELESAI]
Teen FictionReynand 2 [21+] Cleo membuat pribadinya menjadi dingin setelah meninggalnya Reynand, suami dan ayah dari anak-anaknya yang terlahir kembar. Itu ia lakukan agar tak sembarangan laki-laki bisa mendekatinya Kebahagiaannya cukup sempurna. Tapi hal itu t...